Friday, January 15, 2010

The Swordless Samurai

Mendengar kata "Samurai" langsung menampakkan gambaran sebilah pedang yang amat tajam, dibawa oleh seorang pendekar, diayunkan dengan amat cepat dan mematikan dalam sebuah pertempuran. Lalu, bagaimana kesan anda saat membaca judul buku ini? Samurai Tanpa Pedang? “Tanpa pedang, kan bukan samurai namanya?”, begitu komentar mamaku saat membaca judul buku yang aneh ini.

Namun Toyotomi Hideyoshi telah membuktikan bahwa tanpa tubuh yang kekar, tanpa keahlian bertarung, bahkan tanpa pedang pun, ia dapat menjadi salah satu penguasa tertinggi Jepang dengan menaklukkan banyak musuhnya, memenangkan banyak perang. Beda dengan banyak buku tentang ksatria Jepang dan samurainya, buku ini bukanlah cerita fiksi, dan tidak bermaksud bercerita tentang kejayaan para samurai jaman dulu.

The Swordless Samurai adalah pelajaran tentang kepemimpinan yang sangat menginspirasi. Toyotomi Hideyoshi adalah tokoh panutan yang hidup di jaman kekacauan di Jepang, sekitar abad XVI. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari setiap peristiwa yang dikisahkan kembali oleh Kitami Masao. Dari keberhasilan Hideyoshi hingga kegagalan-kegagalannya.

Toyotomi Hideyoshi lahir dari keluarga miskin dari kasta paling rendah, petani. Tubuhnya pendek, mukanya amat jelek hingga sering dijuluki “si monyet”. Ia tak pernah sekolah, dan kemampuannya bermain pedang sangat amat payah. Mungkin semua orang pada jaman itu akan melihat anak yang tak bermasa depan, dan menatapnya dengan rasa kasihan. Namun Hideyoshi muda pantang menyerah. Ia punya pemikiran yang luar biasa optimis dan visioner yang bercita-cita untuk menjadi seorang samurai meski dengan segala kekurangannya.

Langkahnya dimulai dengan mencari dan memilih pemimpin yang tepat kepada siapa ia akan mengabdi. Kedengarannya aneh bukan? Bukankah saat kita pertama kali mencari pekerjaan, kita biasanya menerima pekerjaan apapun tanpa melihat siapa pemimpinnya? Menurut Hideyoshi, pemimpin yang patut diikuti adalah yang pandai, hebat dan visioner. Selanjutnya, berdedikasilah kepadanya. Lakukan semua tugas dengan baik. Jangan menolak tugas apapun. Bila kau menunjukkan kesungguhanmu dalam melakukan tugas-tugas kecil, maka pemimpinmu akan melihatnya, menghargainya, dan akan memberimu tugas dan jabatan yang lebih besar.

Tugas pertama Hideyoshi di rumah Lord Oda, junjungannya, adalah sebagai pembawa sandal. Pembawa sandal yang baik tentu saja, yang siap setiap saat Lord Oda mau memakai sandalnya, yang memeluk sandalnya ketika hujan sehingga sandal itu tetap hangat meski tubuhnya sendiri kedinginan. Dedikasi!

Ketika Lord Oda membutuhkan seseorang untuk melakukan tugas yang amat berbahaya, dan tak ada seorang pun yang mau mati konyol melakukannya, Hideyoshi mengajukan dirinya dengan berani. Dan ternyata, 'si monyet' yang tak pernah dididik militer itu berhasil, dan mencuri perhatian sang pimpinan. Ada sebuah kisah yang menarik, yang menunjukkan bahwa dalam banyak hal kecerdikan otak jauh lebih bernilai daripada keahlian manapun.

Pada suatu hari, demi menjaga nama baik junjungannya, Hideyoshi terpaksa harus melakoni kompetisi untuk membuktikan bahwa tombak panjang lebih efektif untuk perang daripada tombak pendek. Lawannya adalah seorang ahli tombak. Keduanya harus melatih sekelompok prajurit yang akan saling berhadapan. Bagaimana cara Hideyoshi melatih prajuritnya, kalau ia sendiri tak bisa main tombak, baik yang pendek maupun yang panjang? Ternyata kuncinya hanya 1: kerja sama tim. Kelemahan masing-masing pribadi bila disatukan dalam kekompakan tim akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Sebaliknya prajurit si ahli tombak mati-matian belajar segala macam teori ilmu tombak, hingga akhirnya mereka hanya mengandalkan keahlian pribadi masing-masing dan malah mati kutu menghadapi serangan yang kompak.

Pokoknya, anda akan menemukan strategi-strategi aneh ala Hideyoshi yang cerdik, yang menomorsatukan akal dan diplomasi, dan meletakkan kekerasan pada prioritas terakhir. Alih-alih menyerang musuh yang lebih besar, Hideyoshi lebih memilih untuk diam-diam mendekati orang-orang berbakat yang ada di pihak musuh, dan menawarkan untuk bergabung dengannya. Atau di satu kesempatan ia dengan cerdik pura-pura menjadi saudagar yang hendak membeli beras dengan harga murah, dan membuat musuhnya ramai-ramai menjual persediaan makanan mereka. Padahal, Hideyoshi berencana membuat benteng lawan kebanjiran, persis di saat mereka sudah tak punya bahan makanan. Mau tak mau, lawanpun akan menyerah. Maka menanglah Hideyoshi tanpa menumpahkan darah setetespun!

Yang membuat buku ini makin memikat, adalah di akhir kisah juga diperlihatkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh Hideyoshi saat ia makin kaya dan berkuasa. Ternyata, bahkan seorang yang pernah miskin pun bisa lupa diri saat berada di puncak. Ini menunjukkan betapa rapuhnya makhluk yang bernama manusia. Kesombongan dan keserakahan selalu menjadi momok yang menakutkan.

Kalau buku-buku kisah motivasi selalu tampak 'sempurna', sehingga kita justru merasa makin putus asa, apakah kita akan bisa mencapai apa yang dibeberkan buku itu, maka The Swordless Samurai dengan jujur menguraikan kegagalan-kegagalan terburuk Hideyoshi, dan bagaimana seharusnya kita bersikap. Tak ada manusia yang sempurna, kan?

Akhirnya, buku ini bukan melulu untuk pemimpin atau calon pemimpin, namun dapat bermanfaat bagi semua orang. Buat anda yang masih jadi karyawan, buku ini akan mengajarkan bagaimana anda dapat menjadi karyawan yang baik dan dapat meniti jenjang karir lebih tinggi. Bagi anda yang minder dengan kekurangan anda, Hideyoshi menunjukkan bagaimana kelemahan anda bisa berbalik menjadi keunggulan bila anda mau berpikir dan bersikap positif. Benar-benar buku yang mencerahkan sekaligus menghibur! Tak salah kalau berburu buku ini selama berbulan-bulan sebelum menemukannya (tinggal satu pula!) di sebuah rak toko buku. Membeli buku ini bagai mendapatkan permata yang berharga, berharga bagi hidup anda!

Judul : The Swordless Samurai
Pengarang : Kitami Masao
Penerbit : Redline Publishing
Cetakan : I, Februari 2009
Harga : Rp 49.800,-



26 comments:

  1. Pertamaxx kah? review buku yang apik mbak......

    ReplyDelete
  2. judulnya sangat indah mbak... samurai tanpa pedang... wuih.... apalagi ketika baca reviewnya.... wah...wah...wah... kesimpulannya.. buku ini memang sangat layak untuk dijadikan koleksi... thanks ya mbak...

    ReplyDelete
  3. Kelihatannya ini buku yang layak untuk dibaca. Bahkan dengan pedang tumpulpun seorang Hideyoshi bisa menjadi pendekar samurai sejati. Kerja keras, kecerdikan, dan kerjasama tim tadi ya. Review mantap mbak Fanda.

    ReplyDelete
  4. mbak Fanda, ternyata, menyembunyikan diri dengan buku lagi yah...?? mantep banget mbak! motivasi yang mantep.

    ReplyDelete
  5. Buku yg diangkat dari kisah nyata yg patut menjadi inspirasi dan memotivasi.. Buku yg bagus !
    Makasih udah berbagi review yg tak kalah bagusnya mbak..

    ReplyDelete
  6. "Hideyoshi terpaksa harus melakoni kompetisi untuk membuktikan bahwa tombak panjang lebih efektif untuk perang daripada tombak panjang"
    yang panjang ke2 itu harusnya pendek atau yang harusnya pendek itu panjang yang pertama mbak....hhehehe
    Btw, reviewnya keren mbak, apalagi diriku dulu pengagum komik, paling senang kalo cerita tentang yang bau2 pendekar. Apalagi buku ini mengedepankan dedikasi dan kesetiaan seorang pengabdi intuk menjadi samurai sejati dengan akal ya Mbak, meski endingnya jatuh... :-)
    Thanks mbak, moga ada yang minjemin bukunya ntar... :-D

    ReplyDelete
  7. keliatannya buku ini bagus.
    jadi pengen beli

    ReplyDelete
  8. Mbak, aku dah catat buku ini sebagai salah 1 buku yang harus kubeli. Twenks infonya, keren :P

    ReplyDelete
  9. @Anazkia: Bukan bermaksud menyembunyikan diri, An. Tp memang akhir2 ini lg sibuk. Baca bukunya jg tersendat2, makanya review ini dtgnya rada telat.

    @Buwel: waduh...beginilah klo menulis malem2. Thanks sdh diingetin, sdh langsung aku revisi.

    @Sari: syukurlah kalo ada yg terpengaruh tuk baca buku ini, coz buku ini bagus banget. Bagus buat dibaca, dan pelajarannya bisa kita pakai sepanjang hidup.

    ReplyDelete
  10. buku yang bagus, menginspirasi dan memotivasi...
    dan hmm... memang sudah saatnya (sebelum terlambat) untuk melihat seperti apa dulu pemimpinnya dalam mencari pekerjaan, karena akan sangat mempengaruhi karier di masa depan.
    reviewnya bagus mba'...

    ReplyDelete
  11. Kisah tentang Samurai selalu sarat dengan pesan moral yang bisa jadi panutan.
    Review mantap mbak...
    Sory baru sempat mampir.

    ReplyDelete
  12. saya tertarik dgn prinsipnya yg mengatakan ".....kepada siapa ia akan mengabdi." kedengarannya mmg aneh, dan saya rasa ini tidaklah mudah, karena prinsip ini intinya adalah bagaimana menyatukan keinginan dan tujuan yang sama, yaitu antara si pemimpin dan dirinya (Hideyoshi)
    seep banget mbak..

    ReplyDelete
  13. bUKUnya bagus nanti saya cari!
    visit my blog, don't forget to follow!

    ReplyDelete
  14. wow,, semangat juang Hideyoshi beneran bikin aku salut!!

    thanks buat repiunya mbak..

    ReplyDelete
  15. Kisah kesukesan biasanya memang sedikit banyak menceritakan kegagalan-kegagalan atau pun kekurangan-kekurangan dari orang yang bersangkutan.Sepertinya tidak ada orang yang sukses tanpa mengalami kegagalan terlebih dulu.Review yang bagus. :)

    ReplyDelete
  16. aku juga udah baca buku ini. aku kagum banget sama hideyoshi. dia menahlukkan jepang hanya dengan otak,,tanpa kekuatan...

    ReplyDelete
  17. Kalo tidak salah, Hideyoshi ini pernah ikut Oda Nobunaga itu yah? Pengin juga menyimak kisahnya

    ReplyDelete
  18. Terima kasih ilmunya. Buku ini cocok buat guru dan siswa.

    Sekali lagi terima kasih mbak, kami memerlukan buku-buku berkualitas seperti ini.

    ReplyDelete
  19. jadi inget sama film The last samurai... keren reviewnya mba. kangeeeen banget uda lama ngga mampir.

    ReplyDelete
  20. Langkahnya dimulai dengan mencari dan memilih pemimpin yang tepat kepada siapa ia akan mengabdi. Saya sepakat sekali dgn Toyotomi. Karena pemimpin lah yang pertama menunjuk, mengarah, dan mengetahui semua potensi kita. maka langkah paling tepat yaitu memilih pemimpin...sumpah Mba, jangankan baca novelnya, baca resensi Mba aj udah kebayang gimana serunya ni novel...btw, boleh pinjem salah satu koleksi kerenmu gak mba??hehehe

    ReplyDelete
  21. wow..
    suka baca novel ya..
    keren..
    ng-review juga.. :D
    btw, samurai tanpa pedang..
    itu bukti bahwa setiap manusia punya..
    keistimewaan masing2.. ;)

    ReplyDelete
  22. waaww oke deh mbak.. how to be a leader gt ya? meskipun cm buat diri sendiri

    ReplyDelete
  23. mba Fanda kalo soal buku emang TOP BGT deh
    juga reviewnya

    ReplyDelete
  24. membaca artikel ini, gak terasa dari kalimat awal sampai kalimat terakhir. ada jiwa besar untuk mengajarkan pembaca bangkit dari kegagalan.

    ReplyDelete
  25. buku yg lama aja msh blm kebaca...wah nunggu selesai dl ya..hihihihi

    ReplyDelete
  26. hureeeyy!! aku telah tuntas membacanya juga... reviewnya apik mbak fanda ^^

    ReplyDelete