Sunday, September 26, 2010

Doctors

Melihat ukuran buku ini ketika terpajang di rak toko buku, aku jadi ragu-ragu untuk membelinya. Alasannya, aku takut kalau aku sudah bosan duluan sebelum menghabiskan buku itu, padahal harganya lumayan mahal. Apalagi temanya bukan thriller, sehingga alurnya kemungkinan datar. Tapi karena banyak orang yang merekomendasikan buku ini, aku jadi tertarik untuk membaca. Dan ternyata kesan pertamaku salah total. Buku ini jauh dari membosankan.

Doctors, karangan Erich Segal adalah buku tentang liku-liku kehidupan para dokter, dari semenjak mereka menuntut ilmu, menjadi residen, mengambil spesialisasi, hingga benar-benar berpraktik atau berkiprah di dunia edukasi dan penelitian. Banyak suka-duka yang tersirat, ambisi dan dedikasi yang terungkap. Semuanya tergambar dengan begitu detil di kisah yang mengambil setting sekitar tahun....., di mana orang kulit hitam dan wanita tak mendapatkan tempat yang setara di dunia medis.

Barney Livingston dan Laura Castelano adalah tokoh sentral yang menjadi benang merah keseluruhan kisah ini. Tumbuh bersama sebagai tetangga, mereka berdua menempuh pendidikan di Harvard Medical School. Di sini kita akan disuguhi betapa kerasnya perjuangan Barney, Laura dan teman-temannya untuk dapat menyerap seluruh teori yang harus mereka kuasai. Tak sedikit calon dokter yang mengalami gangguan psikis. Kasus bunuh diri pun bukanlah hal yang aneh, dan hampir pada tiap angkatan selalu ada korban.

Di luar perjuangan untuk lulus sekolah kedokteran, Erich Segal juga mengajak kita mengikuti problematika pribadi para calon dokter ini. Mulai anak yang ditekan ayahnya hingga sahabat karib Barney yang keturunan negro namun diangkat anak oleh pasangan Yahudi, yang membuatnya makin terkucil.

Dan problematika makin meluas ketika mereka semua telah lulus dan layak menyandang gelar 'dokter' di depan nama mereka. Dari kisah cinta, etika, hingga moral. Kasus-kasus yang pasti diambil dari kehidupan nyata, seperti mengakui karya ilmiah sebagai miliknya dan menghapus nama rekan yang lebih banyak kontribusi, atau kasus euthanasia dengan dalih 'kasihan', juga akan kita jumpai di buku ini.

Akhirnya, dengan membaca buku ini, selain kita akan mendapat banyak wawasan baru mengenai dunia medis dan kehidupan para dokternya, kita juga akan menyadari bahwa bagaimanapun dokter tetaplah makhluk yang bernama manusia. Dokter bukanlah dewa, apalagi Tuhan. Sebanyak apapun teori di kepalanya dan setinggi apapun jam terbangnya dalam menangani orang sakit, kesembuhan, kematian dan kehidupan tetap menjadi misteri agung Sang Pencipta. Tugas para dokter adalah menjadi fasilitator kesembuhan itu apabila memang Tuhan menghendakinya.

Salut pada Erich Segal yang telah membawa kisah menyentuh ini ke dunia literatur kita. Rasanya membayar 75 ribu untuk menikmatinya tidaklah sia-sia...

O ya..buku ini adalah terbitan Gramedia. Kalau ada yang berminat membeli, bisa lewat Vixxio, kalian akan mendapat 15% diskon.

Tuesday, September 14, 2010

The Vanished Man

Liburan ini aku melahap dua buku sekaligus. Salah satunya yang keren banget adalah The Vanished Man, atau Si Perapal versi terjemahannya (kenapa ya judul terjemahan kok sering jauh kerennya dibanding judul asli?). Novel ini bergenre thriller pembunuhan yang ditulis oleh Jeffery Deaver. Beliau juga yang menulis The Bone Collector, novel yang dilayar-lebarkan dengan judul sama dan dibintangi Denzel Washington dan Angelina Jolie. Makanya, meski nama si pengarang asing bagiku, namun karena aku suka The Bone Collector, aku berani membeli novel ini.

Pasangan Lincoln dan Amelia adalah dua orang ahli forensik. Lincoln pernah mengalami kecelakaan sehingga tak bisa aktif menyelidiki di TKP pembunuhan, karena itu ia mengangkat asisten, Amelia yang ahli forensik didikannya dan masih aktif di kepolisian. Kali ini mereka berdua menghadapi kasus pembunuhan yang aneh. Aneh, karena si pembunuh bisa menghilang padahal dalam ruangan tertutup. Ia bagai menguap begitu saja. Jejak-jejak forensik yang ditemukan di TKP pembunuhan seorang siswi sekolah musik itu lumayan banyak dan beragam, namun anehnya tak ada kaitannya sama sekali.

Hal ini membuat Lincoln dan Amelia bingung. Apalagi di ruangan TKP itu hanya ada 2 pintu. Pintu utama dan pintu darurat. Pintu utama dijaga polisi, dan ketika salah satu polisi berpindah ke pintu darurat, ada saksi seorang petugas kebersihan yang tak melihat siapapun keluar dari ruangan itu. Belum lagi lewat kamera diketahui bahwa ada 9 orang tamu yang menulis dan menandatangani buku tamu di tempat satpam. Tapi, ternyata di buku tamu hanya ada 8 tanda tangan. Bagaimana bisa??

Di sisi lain, dari halaman awal buku ini kita sudah dapat mengenal profil seorang ilusionis yang bernama panggung Malerick. Kita akan disuguhi narasi yang ada di benaknya, seolah-olah ia sedang tampil dalam pertunjukan dan sedang berbicara kepada 'Hadirin yang terhomat'nya. Dari situ sebenarnya kita sudah sedikit menebak siapa tokoh utama di buku ini, baik protagonis maupun antagonisnya. Misteri-nya justru terletak pada 'bagaimana', 'mengapa' dan 'kapan lagi' pembunuhan-pembunuhan itu dilakukan. Dan pada akhirnya, tentu kita penasaran bagaimana Lincoln dan Amelia dapat memecahkannya. Proses inilah yang memberikan keasyikan selama membaca buku ini.

Karena salah satu bukti mengarah kepada alat-alat sulap, maka masuklah tokoh Kara. Seorang wanita berambut merah keunguan yang sedang belajar menjadi ilusionis. Dari Kara, kita semua (tokoh protagonis dan pembaca) mendapatkan wawasan tentang dunia pertunjukan ilusionis. Apa yang terjadi saat seorang ilusionis menghilang dari suatu tempat, lalu tiba-tiba ada di tempat lain dengan pakaian yang berbeda, misalnya. Kara juga amat membantu Lincoln dan Amelia dalam penyelidikan forensik karena ia banyak tahu tentang alat dan bahan yang sering dipakai dalam pekerjaan ilusionis.

Sementara itu korban mulai berjatuhan. Seorang ahli rias pertunjukan Broadway, seorang penunggang kuda bahkan juga seorang polisi. Sementara itu, tokoh-tokoh kita berkali-kali mendapatkan mereka telah disesatkan oleh bukti-bukti palsu yang ditebarkan oleh si Perapal (julukan mereka untuk si pembunuh). Belum lagi si Perapal juga punya keahlian berganti-pakaian-cepat dalam penyamarannya. Sehingga saat pengejaran, amat sulit untuk mengetahui di mana ia sebenarnya. Amelia yang melakan pengejaran bahkan tak sadar ketika Kara juga melakukan 'penyesatan' demi mengelabui si Perapal.

Salah satu bukti yang ada mengarah pada rombongan sirkus yang sedang main di dekat rumah Lincoln, Cirque Fantastique. Apakah si Perapal, yang latar belakangnya akhirnya disinyalir sebagai mantan pemain di sebuah sirkus dan akhirnya mengalami kebakaran, akan melakukan balas dendam pada sirkus itu? Atau ia sebenarnya pembunuh bayaran yang disewa seseorang?

Meski bukan seorang pesulap atau ilusionis, Lincoln dan Amelia, dibantu oleh Kara dan beberapa anak buah Lincoln berupaya untuk terus memecahkan misteri itu. Karena hanya dengan cara itu, mereka akan bisa mencegah pembunuhan berikutnya, dan menangkap pelakunya.

Anyway, akhir kisah ini bisa dibilang twisted ending, meski sebenarnya banyak twisted-twisted yang juga berceceran di sepanjang kisah ini. Itulah yang memberi daya tarik khusus pada buku ini. Di satu sisi kita disuguhi pertunjukan ilusionis kelas atas, di sisi lain kita serasa melihat sendiri proses penyelidikan forensik modern yang menggunakan alat-alat canggih.

Terus terang, sirkus dan forensik, adalah dua hal yang aku senangi. Tak heran, aku bisa melahap buku yang tebalnya 557 halaman ini hanya dalam waktu 2 hari. Angkat dua jempol untuk The Vanished Man!

O ya, kalau kalian berminat membeli buku terbitan Gramedia ini, klik aja link ini ya, ada diskon 15% dari Vixxio loh!

Saturday, September 4, 2010

Hadiah Buku A Little Princess

Beberapa waktu lalu (aduh...baru sadar bahwa posting ini sudah lama banget tertunda) aku berhasil memenangkan sebuah giveaway di blog Dela, pecinta buku yang juga suka bagi-bagi buku (seperti aku, hihi..). Giveaway itu diadakan menjelang hari ulang tahunnya. Karena itu, tugas untuk giveaway itu ada kaitannya dengan ulang tahun.

Ini pertanyaannya (dalam bahasa Inggris nih)

Share with me, what is your craziest dream of birthday party? What do you want for its theme, who will you invite, or maybe the stars who will perform in your party? Be creative!

Dan inilah jawabanku, yang menurut syaratnya harus ditulis di komentar (juga dalam bahasa Inggris dong),

I always love everything that are related to France, and especially Paris. So I guess if I had the chance, I'd like to make a birthday party 'in Paris'. Well, of course it's not really in Paris, but with Paris theme. I'll set the building to be Parisien outdoor cafe, with the canopy, 'petite' tables & chairs, street lamps, even menu board hanged outside the window. In the corners there will be small gardens with benches, lamps, and trees. Well, I will make everyone feels like they are in Paris, anyway!

For the entertainment, I want a street singer group to perform (with violin, cello, etc). Of course they'll sing French songs! The food will be French culinary complete with the delicious pastries and the baguette. Dress code will be casual, but in bleu-blanc-rouge (blue-white-red) colors!

Who will attend? My closest friends of course, and some friends from CCF. This will be a reunion party for us. Oh, and don't forget my French teachers, especially my 2 handsome French teachers (they must come from French I suppose...).

That will be the night I'll never forget!

But for now, I guess A Little Princess book from Dela would be a wonderful gift for me. Right now I'm enjoying another Frances Hodgson's book: The Secret Garden, and will be very happy to read another book from her. Frances' style of story telling is amazing!

So I really look forward to get this book from you, Dela... *please..please..make me win this book*

Tuh kan, ketahuan daya khayal dan daya bual Fanda yang tinggi banget, hehehe...

Dan akhirnya...aku pun berhasil mendapatkan buku hadiah yang kupilih, yang juga berbahasa Inggris.

Judulnya A Little Princess, dan pengarangnya Frances Hodgson Burnett yang juga mengarang buku The Secret Garden. Karena aku terpesona pada The Secret Garden, makanya aku lalu langsung sreg memilih buku ini. Dan memang ternyata aku mendapatkannya. Duuh...sueneeeng banget! Thanks again, Dela!

Dan ngomong-ngomong tentang giveaway, Vixxio sebentar lagi juga akan mengadakan giveaway loh. Setelah Lebaran deh, dan saat kalian semua pada bokek (sama deh kita!), aku akan bagi-bagikan beberapa buku secara gratis. MAU?? Pantau terus di blog Rumah Vixxers ya, karena pengumumannya akan diposting di sana.