Tuesday, April 28, 2009

Tintin Dan Alpha Art

Judul : Tintin dan Alpha Art

Pengarang: Hergé

Penerbit : Gramedia, February 2009

Halaman : 64
Harga : Rp 45.000,-



Hergé telah meninggalkan dunia ini bertahun-tahun lalu, namun ada satu karyanya yang belum sempat dipublikasikan, yakni Tintin dan Alpha Art. Karya ini masih dalam taraf pembuatan ketika ditinggalkan selamanya oleh pembuatnya, namun justru itulah yang membuatnya semakin unik, karena merupakan warisan terakhir Hergé, sekaligus membuat kita lebih mengenal liku-liku pembuatan serial komik yang melegenda ini.



Membaca Tintin dan Alpha Art seolah menghampiri meja kerja Hergé dan mengintip kertas-kertas yang penuh coretan ide cerita, sketsa gambar maupun susunan dialog tokoh-tokohnya. Memang, tidak seperti komik Tintin yang lain, yang colorful dan tersusun dengan rapi jalan ceritanya, komik ini hanya berupa kumpulan sketsa. Ya, komik ini memang hasil karya Hergé yang belum selesai. Di tengah pembuatannya, Hergé meninggal, namun berpesan bahwa tidak ada seorangpun yang boleh menyelesaikannya kecuali dirinya. Maka cerita yang menggantung dan sketsa kasarnya tetap dipertahankan, namun kemudian disusun kembali sehingga enak dibaca dan diikuti.




salah satu halaman sketsa yg sempat diwarnai


Yang perlu dicatat adalah nama tokoh-tokoh utama dalam serial Tintin. Dalam edisi aslinya, yakni dalam bahasa Perancis, nama beberapa tokoh berbeda dengan edisi terjemahannya. Snowy, si anjing mungil nan cerdik yang tak bisa lepas dari tuannya, di edisi aslinya bernama Milou, dan diterjemahkan di sini sebagai Milo. Calculus, sang profesor genius namun pikun, disebut Lakmus. Sedang si kembar detektif Thompson dan Tompson menjadi Dupont dan Dupond.



Alpha Art sendiri adalah suatu hasil kreasi seni yang berdasar pada huruf-huruf alphabet. Bagaimana Tintin dan Kapten Haddock bisa terlibat dengan urusan galeri dan seni ini? Semuanya bermula ketika Bianca Castafiore, si burung Milan, menelpon ke kastil kediaman Kapten Haddock. Seperti biasanya, ia selalu keliru melafalkan nama Haddock menjadi Kapstock, Shadock, Paddock, Karbock... (kalau diteruskan anda bisa terkekeh-kekeh sendiri!). Castafiore bakal datang menemui ‘kekasihnya’ karena ia sedang mengagumi seorang guru aliran kebatinan bernama Endaddine Akkas, dan akan sekalian mampir ke Moulinsart (di edisi terjemahannya menjadi Marlinspike). Kapten Haddock, yang seperti biasa panik karena akan bertemu Castafiore, menghindar dengan berjalan-jalan ke pusat kota. Tapi, tak dinyana justru di situ ia melihat Castafiore beserta rombongannya hendak lewat. Maka ia cepat-cepat masuk ke bangunan terdekat, yang ternyata sebuah galeri seni bernama Fourcart.



Sialnya, tatkala melewati galeri itu Castafiore justru ingin masuk karena di sana terpajang karya dari pelukis favoritnya, Ramó Nash, yang sedang memamerkan kreasi alphabetnya. Maka Kapten Haddock cepat-cepat masuk ke ruangan terdekat, dan di situ bertemu dengan Tuan Fourcart, direktur galeri, yang lalu menitipkan pesan untuk Tintin bahwa ia ingin menemuinya. Selain itu, Kapten yang malang tergoda rayuan Ramó Nash untuk membeli sebuah huruf H besar terbuat dari acrylic yang katanya adalah koleksi Alpha Art pribadi. Jadi, begitulah awal dari petualangan ini. Seperti biasa, di setiap kehadirannya, Castafiore selalu membawa bencana sekaligus petualangan yang menarik ya?



Seperti janjinya, Tuan Fourcart (pemilik galeri) membuat janji pertemuan dengan Tintin. Namun setelah ditunggu-tunggu, Tuan Fourcart tak pernah datang, hingga keesokan harinya tersiar berita bahwa beliau meninggal dalam kecelakaan mobil. Selain itu ada pula seniman besar lainnya yang lebih dulu meninggal. Maka, insting detektif si wartawan muda Tintin mulai bekerja. Berarti ini bukan kebetulan. Direktur itu ingin bertemu, lalu ia mati. Pasti ada sesuatu yang penting (mungkin rahasia) yang ingin disampaikannya, yang menyebabkan ia mati.



Ia pun menelusuri jejak sang direktur galeri dari asisten sang direktur sampai ke bengkel yang mereparasi mobil celaka itu. Di lain pihak, muncul juga tokoh Emir Ben Kalish Ezab yang berputerakan bocah paling nakal sedunia: Abdullah (masih ingat kan bagaimana hebohnya Abdullah kalau bertemu dengan Kapten?? – di Negeri Emas Hitam). Beliau ingin membangun sebuah museum seni. Tuh kan...seni lagi... Apa hubungan semua ini?



Ada kejadian lucu saat Tintin yang penasaran dengan Endaddine Akkas, datang ke acara sang guru spiritual. Di saat sang guru sedang menghipnotis hadirin, eh..Kapten Haddock bersin-bersin keras sekali sehingga mengacaukan acara. Lalu ketika sang guru mengucapkan mantranya “Aom..”, Kapten malah berujar: “Bunyinya mirip band desa Moulinsart (tempat tinggalnya), Po-pom, po-pom, po-pom...” Hehehehe....selalu saja berbuat iseng di saat yang tidak tepat Kapten kita ini!



Saat di acara itu, pikiran Tintin mulai terbuka akan misteri yang sedang berlangsung. Namun, seperti pada kisah detektif umumnya, saat-saat itulah yang paling berbahaya bagi seorang detektif. Yaitu saat petualangan berubah dari pengejaran seru menjadi pertaruhan hidup-mati yang berbahaya. Dan di saat itulah Tintin tertangkap oleh penjahat-penjahat yang tidak ingin rahasianya terbongkar oleh sang wartawan muda. Rahasia apa? Dan siapakah penjahat itu? Rasanya lebih seru kalau anda membaca sendiri langsung dari bukunya. Tapi, jangan salahkan aku kalau anda kecewa, karena..seperti sudah aku singgung di atas, kisah ini tidak tamat alias terpenggal di tengah-tengah (dan payahnya, pas lagi tegang-tegangnya...).



Di halaman-halaman akhir ada serangkaian sketsa yang dibuat ketika Hergé sedang mengeksplorasi jalan cerita kisah ini. Ada banyak kemungkinan-kemungkinan yang ia kembangkan. Salah satunya menampilkan tokoh duta besar Sondonesia (maksudnya Indonesia mungkin ya?!). Semuanya masih konsep kasar, dan Hergé sendiri belum memutuskan jalan cerita mana yang nantinya akan ia pakai. Namanya juga masih belum selesai?



Anyway, justru semua ketidak-pastian ini yang menurutku makin membuat buku ini semakin menarik. Tak ada yang pernah tahu akhir ceritanya, maka kita pun bebas merangkai kisah kita sendiri, atau bagi yang mahir menggambar komik, mungkin saja anda bisa belajar banyak dari coretan-coretan sang Maestro ini. Dari buku yang tak selesai, bisa muncul begitu banyak kreatifitas. Bukankah itu lebih menarik daripada membaca kisahnya sendiri (toh kita tahu pasti si Tintin pasti akan bebas, entah ditolong oleh Kapten yang membawa polisi, atau oleh si kembar detektif yang kebetulan sedang berada di tempat itu, atau oleh si Snowy, eh..Milo... (tuh kan aku sudah mulai berkreasi sendiri!)...



Ada yang mau membagikan kisah akhir Tintin dan Alpha Art menurut kreasinya sendiri mungkin?






Thursday, April 16, 2009

Old Surehand 1: Oase Di Llano Estacado

Judul : Old Surehand 1: Oase Di Llano Estacado
Pengarang : Karl May
Penerbit : Pustaka Primatama, 2008
Halaman : 513, +21
Harga : Rp 60.000,-

Bagi pecinta kisah petualangan, pasti sudah tak asing lagi dengan kisah-kisah karangan Karl May, dengan tokoh-tokoh Winnetou dan sahabat kentalnya Old Shatterhand. Kali ini Old Shatterhand dan Winnetou kembali bertualang di kawasan wild west di Amerika Utara sampai ke padang gurun di dekat perbatasan New Mexico – Texas. Lebih dari biasanya, di seri ini Karl May lebih banyak mengumbar kata-kata bijaksana lewat sosok Old Shatterhand dan Winnetou. Dan kali ini ada seorang tokoh penting yang ikut meramaikan petualangan dan menjadi sahabat Old Shatterhand serta Winnetou. Dialah Old Surehand! Inilah pengalaman mereka...

-------

Cerita bergulir dari sepucuk surat yang diterima Old Shatterhand dari sahabatnya, Winnetou, sang Kepala Suku Apache yang termashyur. Loh, bagaimana cara berkirim surat di padang belantara begitu luas dan tidak ada tukang pos? Old Shatterhand dan Winnetou memang memiliki cara yang unik untuk membuat janji pertemuan berikutnya saat mereka berpisah jalan. Seperti pada pertemuan terakhir mereka, Winnetou berkata: “Apakah saudaraku tahu sungai Clearbrook? Masih ingatkah kamu dengan pohon ek-nya? Dulu kita berkemah sepanjang malam di bawahnya? Ketika matahari telah tepat berada di atas kepala dan bayangan pohon ek itu lima kali lebih panjang dari tinggi badan saudaraku, maka Winnetou akan datang. Howgh!" Cara janjian yang aneh dan rumit kan? Dan hebatnya, mereka berdua selalu datang tepat pada waktunya, sehingga tak perlu khawatir bakal tidak ketemu (coba kalo orang Indonesia punya kebiasaan yang sama ya, dan bukannya kebiasaan ngaret!).

Nah, ketika Old Shatterhand menepati janjinya di bawah pohon ek, ia menunggu Winnetou selama beberapa jam, dan mulai heran ketika Winnetou tak kunjung datang, karena Winnetou tak pernah cedera janji. Maka ia memeriksa pohon ek itu siapa tahu Winnetou menitipkan suatu pesan padanya. Benar saja! Di sebuah lubang di pohon ek itu terselip sebatang ranting cemara. Karena pohon ek tidak mungkin ber-ranting cemara, maka Old Shatterhand yakin itu pasti pesan dari Winnetou untuknya. Dan ternyata pesan itu sangat penting, karena kawan mereka yang bernama Bloody Fox terancam bahaya karena orang-orang suku Comanche hendak menyerangnya. Maka Winnetou pergi duluan untuk memperingatkan Bloody Fox dan berharap Old Shatterhand menyusulnya.

Maka berangkatlah Old Shatterhand menyusul Winnetou menuju sebuah oase rahasia di Llano Estacado tempat tinggal Bloody Fox. Namun, bisa diduga bahwa perjalanan itu sendiri sudah penuh ancaman bahaya, petualangan menarik dan pertemuan dengan tokoh-tokoh yang tak kalah menariknya. Yang pertama ia jumpai adalah serombongan pasukan militer yang hendak menumpas kaum Comanche ketika ia hendak melewati Mistake-Cannon. Itu adalah sebuah jurang yang dinamai demikian karena pernah ada seorang westman yang keliru menembak orang kulit merah sahabatnya sendiri di tempat itu.

Old Shatterhand menyamar sebagai seorang pencari kuburan kuno yang naif. Di perkemahan pasukan militer itu ia berkenalan dengan sepasang westman bernama Sam Parker dan Josua Hawley yang pada awalnya mengira ia seorang greenhorn yang bodoh. Lalu datanglah juga bergabung seorang westman tua bertubuh kurus kering bernama Old Wabble yang terkenal dengan julukan King of Cowboys, yang punya ciri khas menekankan perkataannya dengan mengatakan thi’is clear! pada akhir kalimatnya. Ia bercerita bahwa ia melarikan diri dari kepungan para Comanche, namun temannya, si penembak terjitu di seluruh wild west, Old Surehand tertangkap dan ditahan di perkampungan Comanche.

Old Wabble-lah yang akhirnya mengenali Old Shatterhand, dan mereka berdua bekerja sama menyelamatkan Old Surehand. Tapi jangan dikira mereka berdua bisa kompak, karena rupanya Old Wabble punya watak keras kepala dan semau gue. Ia juga sangat benci pada ras kulit merah yang jahat dan tak segan-segan membunuh mereka bila mereka bertemu. 180% berkebalikan dengan Old Shatterhand dan Winnetou yang sangat cinta damai. Tak peduli kulit merah atau kulit putih, mereka selalu menghindari sedapat mungkin terjadinya pertumpahan darah. Prajurit rendahan yang biasanya diplot sebagai pengintai oleh Vupa Umugi Kepala Suku Comanche, juga dibebaskan begitu saja oleh Old Shatterhand, yang merupakan awal ketidakcocokannya dengan Old Wabble. Selain itu Old Wabble hampir selalu tidak mau menurut pada perintah Old Shatterhand sehingga beberapa kali malah membahayakan misi mereka.

Saat menyelamatkan Old Surehand, selain berhasil mengelabui Vupa Umugi dan semua prajuritnya, Old Shatterhand juga sempat mengambil jimat-jimat Vupa Umugi yang akan ia pakai untuk menyudutkan si pemiliknya kelak pada saat perang. Ia bahkan sempat mencuri dengar informasi yang berharga: bahwa akan ada seratus pasukan Comanche tambahan yang dipimpin oleh Nale Masiuv yang berjarak 3 hari dengan kelompok Vupa Umugi dan akan bergabung dengan mereka. Maka berangkatlah ketiga westman itu menuju Lhano Estacado untuk misi menyelamatkan Bloody Fox.

Tapi siapakah Bloody Fox ini? Pada saat kanak-kanak, orang tuanya dibunuh oleh sekelompok stakemen ketika melintas di Lhano Estacado. Orang awam sering tersesat saat mengarungi padang gurun, maka dipasanglah tonggak-tonggak penanda jalan yang menuju ke daerah lainnya. Namun, ada orang-orang jahat yang sengaja memindah tonggak-tonggak itu untuk mengelabui lalu merampok para kafilah yang lewat disitu, mereka inilah yang disebut stakemen. Si anak kecil yang selamat itu dinamai Bloody Fox karena saat ditemukan kepalanya berdarah. Ia satu-satunya yang selamat, lalu dipelihara oleh petani yang tinggal di situ.

Bloody Fox tumbuh sebagai penunggang kuda yang berani dan penembak ulung. Karena dendamnya ia banyak mengejar dan membunuh para stakemen pada malam hari, sehingga menjadi legenda. Ia menemukan sebuah oase di tengah gurun itu yang tak diketahui seorangpun, dan mendirikan rumah rahasianya disitu. Namun, sayangnya rahasia itu jatuh ke tangan para Comanche yang kini akan membunuh Bloody Fox untuk membalas dendam beberapa prajuritnya yang dibunuh Bloody Fox dalam suatu penyerangan.

Di tengah perjalanan ke Lhano Estacado, Winnetou mengutus anak buahnya untuk menunggu dan menyampaikan instruksi kepada Old Shatterhand: ia harus memimpin pasukan Apache untuk bergabung dengan pemimpinnya di Lhano Estacado. Si anak buah itu juga menceritakan bahwa seorang wanita negro beserta putranya yang selama ini bekerja sebagai pelayan Bloody Fox di oase telah ditangkap dan oleh Comanche. Disinilah nampak kebijaksanaan Old Shatterhand. Kalau kebanyakan orang Indian menganggap orang kulit hitam lebih rendah dari kulit putih, dan Old Wabble menyamakan kulit hitam dengan anjing, maka Old Shatterhand menganggap semua orang, apapun warna kulitnya adalah setara. Maka Old Shatterhand pun memutuskan untuk menolong Bob, si orang negro beserta ibunya.

Dalam sebuah kesempatan, Old Shatterhand menyindir Old Wabble, begini: Kami (dia dan Winnetou) adalah teman bagi semua orang kulitmerah dan kulitputih. Jika ada seorang musuh di hadapan kami, baik ia seorang kulitmerah ataupun kulitputih, maka sedapat mungkin kami akan mengalahkannya tanpa menumpahkan darahnya sedikit pun. Old Wabble menyebut dirinya sebagai orang Kristen, ia pasti menyebut Winnetou seorang kafir, tapi bagaimana mungkin orang Kristen ini begitu suka menumpahkan darah, sementara si orang kafir ini berusaha untuk menghindarinya?

Saat menyelamatkan Bob, si negro, kecerdikan Old Shatterhand untuk menaklukkan kuda diuji, apalagi kuda itu adalah kuda milik kulitmerah. Caranya? Old Shatterhand ‘menyamar’ menjadi Indian. Pertama-tama ia berguling-guling di semak mugwart yang berbau tajam, sehingga si kuda tak akan mengenalinya sebagai kulitputih. Lalu ia membungkus diri dengan selimut supaya menyerupai Indian, dan terakhir menutup mata si kuda dengan selimut lain. Alhasil, si kuda pun tunduk kepadanya, dan Old Shatterhand menungganginya, sementara kuda hitam miliknya ditunggangi Bob yang telah diselamatkan. Lalu mereka semua melanjutkan perjalanan...

Di tengah jalan mereka berjumpa dengan duapuluh-an Comanche yang dipimpin Kepala Suku muda Schiba-bigk yang dahulu pernah diselamatkan Old Shatterhand dan Winnetou dari ganasnya gurun Llano Estacado. Jadi, karena dia mengetahui jalan kesana, ialah yang harus memandu pasukan Vupa Umugi ke Llano. Namun, lagi-lagi berkat kecerdikan Old Shatterhand untuk mengintai, ia berhasil mengetahui rencana kaum Comanche yang sesungguhnya. Mereka ingin menjebak pasukan militer yang pernah disinggahi Old Shatterhand dan Old Wabble. Begini rencananya: karena pasukan militer mengejar pasukan Vupa Umugi, maka pasukan pimpinan Schiba-bigk diperintahkan untuk berangkat dari Seratus Pohon ke Lhano Estacado. Disana mereka harus memasang tonggak-tonggak agar pasukan Vupa Umugi bisa menemukan jalan. Maka setelah pasukan Vupa Umugi lalu pasukan militer sudah berada di tengah padang gurun, datanglah pasukan Nale Masiuv di belakang pasukan militer, sehingga pasukan militer akan terkepung di tengah-tengah. Pasukan Comanche akan dapat memperoleh air karena Schiba-bigk ditugasi untuk menguasai oase milik Bloody Fox, sedang pasukan militer kulitputih akan mati kehausan karena tak punya air. Kejam banget ya orang Comanche ini?

Kini Old Shatterhand yang memimpin 300 pasukan Apache pun berangkat ke Lhano Estacado. Disana ia berjumpa kembali dengan saudara dan sahabatnya Winnetou. Yang menarik adalah rumah di oase tempat tinggal Bloody Fox itu, yang digambarkan sebagai surga di tengah gurun yang panas. Ada danau alami yang airnya sangat jernih, di tepinya tumbuh rerumputan segar di mana kuda-kuda rombongan itu dapat makan sepuasnya, juga pohon-pohon palem, ara dan aras. Di belakang pondok mungil Bloody Fox ada sebidang ladang jagung. Pondok itu sendiri dinding dan atapnya diselubungi tanaman sulur, dedaunan dan bunga passion berwarna putih dan merah. Burung kolibri kecil beterbangan dari satu bunga ke bunga yang lain, menambah mirip suasanya seperti di daerah tropis. Membayangkannya saja, aku sudah merasa sejuk dan nyaman!

Di tengah persiapan yang tegang itu, Old Shatterhand sempat memperhatikan Old Surehand yang murung. Ternyata karena suatu peristiwa pahit di masa lampau, Old Surehand menjadi kehilangan imannya kepada Tuhan. Di situ Old Shatterhand mengungkapkan bahwa bukan dia saja yang mengalami penderitaan, semua orang juga begitu, contohnya Old Shatterhand sendiri. Dulu ia lahir sebagai anak yang lemah dan sakit-sakitan dan pada usia enam tahun belum bisa berjalan sendiri. Ia juga pernah mengalami 3 kali kebutaan dan harus 3 kali dioperasi. Apakah seorang manusia layak menerima itu? Tapi alih-alih menggerutu, Old Shatterhand menerima saja semuanya, pasrah, dan tetap menjalankan tugasnya dengan baik serta tetap berterima kasih kepada Tuhan atas hidup yang Ia berikan. Dan lihatlah dirinya sekarang! Tuhan telah berbuat baik kepadanya dan menjadikannya seorang yang amat kuat dengan mata yang tajam. Ini pelajaran yang bagus sekali untuk kita, yang sering berkata bahwa Tuhan itu tidak adil ketika mengalami kesulitan, tapi yang sering lupa berterima kasih kepadaNya saat kebahagiaan menyapa!

Jadi, kembali ke kisah kita, sekarang semua tokoh sudah berkumpul: Winnetou, Old Shatterhand, Old Surehand, Old Wabble, dan Bloody Fox. Mereka memiliki jumlah pasukan yang sama dengan Comanche, dan mereka mengetahui rencana Comanche, sementara Comanche tidak mengetahui apa pun tentang adanya rombongan mereka, apalagi bahwa rencana mereka sudah terbongkar, dan bahwa sudah ada jebakan cerdik yang sedang dipasang menunggu mereka! Bisa dibayangkan bagaimana terkejutnya Schiba-bigk, rombongan pertama yang datang, ketika berhadapan dengan Old Shatterhand dkk. Maka rencana pertama pun dilaksanakan. Old Shatterhand dkk menangkap Schiba-bigk dan pasukannya, lalu memasang tonggak untuk menggiring pasukan Vupa Umugi ke sebuah ladang kaktus liar yang sangat luas dan memerangkap mereka disana. Apakah Vupa Umugi akan begitu bodohnya membiarkan diri tertangkap? Ya, karena ia kan tidak tahu menahu tentang keberadaan para jagoan kita, lagian ia akan mengira tonggak-tonggak itu dipasang oleh Schiba-bigk. Lihat, betapa cerdiknya siasat jagoan-jagoan kita!

Lalu apa yang akan terjadi? Yang pasti sangat seru, asyik dan menegangkan. Jauh akan lebih mengasyikkan kalau dibaca langsung dari bukunya daripada aku beberkan di review ini, ya kan? Jadi tunggu apalagi? Segera beli bukunya dong! O ya, kalian ga akan menemukan buku ini di Gramed atau Toga Mas, karena buku ini dicetak khusus menurut pesanan oleh penerbitnya. Kalian bisa pesan di: www.tokowinnetou.com. Setelah kita melakukan pembayaran, baru buku akan dicetak dan langsung dikirim. Aku jamin, ga akan kecewa deh...


Thursday, April 9, 2009

Wikinomics 3 - Kolaborasi Global Berbasis Web Bagi Bisnis Masa Depan (Habis)

Bagi yang baru pertama kali membaca Wikinomics, lebih baik membaca dari Wikinomics 1, lalu lanjut ke Wikinomics 2, karena artikel yang anda baca saat ini adalah seri terakhir dari review buku yang revolutionary ini: Wikinomics!

Pabrik Global

Perusahaan multinasional yang bersifat hirarki tertutup akan segera mati, dan yang berjaya adalah perusahaan yang memiliki batasan yang terbuka dan bersaing dengan menjangkau ke luar guna memanfaatkan pengetahuan, sumber daya dan kemampuan eksternal, yakni yang disebut: pabrik global.

Pabrik global memanfaatkan kolaborasi masal untuk merancang dan merakit sesuatu dengan lebih efisien daripada pabrik multinasional. Mengapa? Karena produksi lokal dapat menyesuaikan produknya dengan selera lokal, mempekerjakan bakat lokal dapat menciptakan lapangan kerja dan kekayaan bagi perekonomian lokal, yang pada akhirnya akan memacu permintaan atas produk konsumsi. Sedang perusahaan multinasional masih dibatasi oleh tarif, kontrol nilai tukar dan kendala perdagangan lain serta proteksionisme. Perusahaan global dapat menyebar produk dan kemampuan ke seluruh dunia dan memanfaatkan SDM secara lintas batas negara dan institusi.

Contoh pabrik global adalah BMW. Alih-alih berkutat dengan hal-hal teknis, BMW memfokuskan diri pada pemasaran, kemitraan dan hubungan customer serta mempertahankan keahlian permesinan yang dianggap penting. Sementara pemasok-lah yang membuat sebagian besar komponen dan semakin mendekati aktivitas perakitan final otomotif. Bagi BMW, inovasi bukan lagi sekedar mencipta dan membuat produk fisik, melainkan lebih tentang mengatur atau mengkoordinasikan gagasan-gagasan bagus.

Contoh lain adalah Lifan. Ada sebuah kota di China yang merupakan kota dengan pertumbuhan terpesat di dunia dan salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Adalah Yin Mingshan, seorang pionir industri berusia 68 tahun yang membuka bengkel sepeda motor dengan sembilan orang karyawan empat belas tahun lalu. Kini ia memiliki Lifan, perusahaan yang memproduksi kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil dengan 9000 karyawan yang memproduksi lebih dari 700.000 sepeda motor per tahun untuk customer di 112 negara, dengan pendapatan lebih dari $900 juta!

Lifan adalah salah satu dari banyak perusahaan sepeda motor yang menjadi motor penggerak China untuk menjadi raja industri. Apa yang menjadi rahasianya? Peer production. Tidak seperti pabrik konvensional di mana jaringan produksi diatur dengan ketat, industri sepeda motor di China mencakup ratusan perusahaan yang berkolaborasi dalam design dan manufaktur. Dengan hanya sebuah arahan hirarki kecil, perusahaan-perusahaan itu merancang dan memproduksi sepeda motor baru dengan lebih cepat dan lebih murah dibanding ratusan pabrik konvensional. Keberhasilan mereka, membuat Honda, Yamaha dan Suzuki yang selama ini mendominasi pasar di kawasan itu kehilangan 40% pangsa pasar dalam waktu kurang dari 10 tahun. Bagaimana caranya?

China menekankan pada arsitektur sepeda motor modular, sehingga memungkinkan pemasok menempelkan komponen subsistem (seperti sistem rem) ke produk standar. Dengan demikian, desain level tinggi ditetapkan secara garis besar pada cetak biru (blueprint) sehingga memungkinkan pemasok mengadakan perubahan tanpa memodifikasi arsitektur keseluruhan. Pemasok dapat memanfaatkan spesifikasi yang longgar untuk mengubah dan memperbaiki kinerja komponen mereka, sering kali melalui kolaborasi dengan pemasok komponen lainnya. Misalnya pemasok rangka dan fairing bekerja sama mencoba desain baru sebelum menetapkan satu desain yang memenuhi persyaratan biaya, kualitas, kinerja dan integrasi. Dengan banyaknya toko khusus sejenis telah mempermudah pertukaran pengetahuan dan keahlian di antara perusahaan. Dan ini mendorong tumbuhnya kepercayaan, yang berguna saat timbul persoalan produksi. Dengan demikian perusahaan dapat memproduksi sepeda motor yang berfungsi setara dengan biaya lebih rendah dan waktu pembuatan yang lebih singkat dibanding pendekatan top down tradisional.

Memanfaatkan Pabrik Global

Lifan dan BMW memberikan pelajaran yang berguna bagi pabrik global, yaitu:
Berfokus pada pendorong nilai utama - Perusahaan harus memperhatikan ke mana bergeraknya peluang penciptaan nilai di masa depan, lalu pastikan kemampuan anda juga bergerak ke arah yang sama.

Memberikan nilai tambah
Menanamkan proses desain yang cepat dan baru
Memanfaatkan arsitektur modular
Menciptakan ekosistem yang transparan dan setara
Berbagi biaya dan resiko
Terus memantau masa depan

Ruang Kerja Wiki

Net Generation telah memunculkan lingkungan kerja baru. Dengan makin tersebarnya institusi besar secara geografis, makin perlu lah komunikasi dan kerjasama dengan orang-orang yang terpisah oleh jarak yang lebar. Adanya tekanan kompetitif membuat perusahaan lebih terfokus pada customer dan harus lebih responsif dan dinamis. Untuk itu, hirarki kuno tidak dapat dipakai lagi, sifat kerja menjadi lebih berbasis tim dan kolaboratif. Dengan adanya arus teknologi baru, ruang kerja pun mengalami perubahan. Karyawan dapat bekerja secara mobile berkat telepon seluler dan BlackBerry dan dapat bertindak global.

Ada 5 fungsi umum dalam ruang kerja wiki:

Tim – Untuk membentuk tim, perusahaan kini tak perlu lagi menyediakan meja-kursi dan ruangan bagi timnya. Dan jumlah anggotanyapun bisa tak terbatas. Dengan perangkat yang tepat dan cukup transparansi, kelompok orang dalam jumlah besar, beragam, dan terseleksi mandiri dapat menuntaskan tugasnya untuk penambahan nilai bagi perusahaan.

Alokasi waktu
Pembuatan keputusan – Keputusan diambil berdasarkan prediksi pasar, yang terbukti lebih akurat dari prediksi pakar.
Alokasi sumberdaya
Komunikasi korporat – penggunaan blogging sebagai alat komunikasi yang transparan.

Pertanyaannya: kapan perubahan itu akan terjadi? Tidak dalam waktu sangat dekat. Karena generasi baby boomer akan sulit untuk mengubah kebiasaannya. Mungkin ketika Net Gen memasuki pasar kerja, barulah ruang kerja wiki bisa terwujud.

Pikiran Kolaboratif

Tentu saja tidak semua kalangan dapat menyetujui konsep Web 2.0 ini. Yang mengkritisi, merasa cemas bahwa dunia akan dibanjiri oleh konten-konten amatiran, sehingga tidak akan ada lagi maestro-maestro semacam Hemingway, Hitchcock atau Mozzart.

Apakah ini adalah akhir dari properti intelektual? Kenyataannya NetGen senang meremiks dan menata ulang fungsi media, iklan dan barang consumer mereka dan berbagi hasil remiks mereka dengan dunia. Mereka suka kebebasan, tertarik untuk menikmati konten tanpa iklan, menemukan musisi baru yang tidak ditekan oleh perusahaan rekaman besar. Apakah dapat dikatakan suatu pembajakan bila seorang DJ menghabiskan waktu berjam-jam meremiks lagu “Pretty Vacant”nya Sex Pistol dengan beberapa lagu dari The Charlatans dan Visage menjadi satu kreasi baru, yang kemudian ia bagi ke para pengikutnya secara online? Ataukah justru ini sebuah kreativitas baru yang perlu kita dukung saat kita berusaha menemukan model bisnis baru yang berpusat pada pengguna di industri media?

Sekarang timbul desakan untuk mengendurkan regim copyright yang ketat. Jika perusahaan media ingin berpartisipasi dalam penciptaan nilai, mereka harus menerima fakta bahwa mereka dapat memperoleh lebih banyak dengan tangan yang terbuka daripada tertutup.

Lalu bagaimana kita bisa bersaing dengan semua yang ‘gratis’ itu? Contoh yang bagus datang dari Nettwork Records, perusahaan rekaman Canada yang sedang berkembang. Avril Lavigne, Dido dan Saran McLachlan adalah beberapa artis yang mereka lahirkan. Mereka menilai kunci sukses industri yang distribusinya dikendalikan consumer, adalah nilai emosi pengalaman bermusik. Maka solusi untuk masalah properti intelektual itu bukan dengan meredam arus teknologi, tetapi dengan memahami teknologi mana yang digunakan consumer, kemudian mencari cara kreatif untuk menjadikan musik bagian dari pengalaman. Misalnya jika anak-anak mendengarkan musik sambil memainkan video game, maka Nettwork akan tersedia di dalamnya.

Kini semakin banyak artis yang memahami bahwa mereka tidak perlu mengendalikan kuantitas bit lagunya jika mereka dapat menyediakan proporsi nilai superior bagi customer. Karena konten gratis akan tetap ada, para artis harus memberikan produk yang lebih baik dari ‘gratis’ bagi calon customer, produk yang menyediakan lebih banyak nilai dibanding yang dapat diperoleh customer dari sumber ilegal.

Jadi, era peer production sudah pasti akan datang. Maka yang terbaik untuk anda lakukan adalah segera bertindak untuk berpartisipasi dalam membangun bisnis yang baru, dengan bergabung dalam komunitas inovator baru. Dan dengan kecepatan pergerakan komunitas ini, sekarang-lah saat yang tepat untuk bertindak!

Enterprise 2.0 – Memanfaatkan Kekuatan Wikinomics

Novartis adalah sebuah perusahaan farmasi Swiss. Pada awal 2007 Novartis merilis data mentahnya ke internet dalam upaya mengungkapkan dasar genetika diabetes tipe 2, dengan tujuan untuk memformulasikan obatnya. Dengan demikian Novartis dapat mempercepat dan memangkas biaya aktivitas litbangnya. Sementara itu niat baik dan hubungan erat dengan komunitas riset diabetes yang dipupuk Novartis akan memberikan keunggulan dibanding pesaingnya. Karena, jika seorang peneliti independen memiliki hasil yang akan membantu pengobatan diabetes, ia toh akhirnya akan kembali ke Novartis untuk berkolaborasi karena laboratorium akademik tidak dapat melakukan pengembangan riset.

Novartis adalah model perusahaan kolaboratif yang disebut penulis sebagai Enterprise 2.0, yaitu yang menerapkan empat prinsip:

#1 - Keterbukaan
Titik awal bagi setiap pemimpin dalam menggunakan teknologi kolaboratif baru adalah mengalaminya secara pribadi. Bergabunglah pada Facebook, MySpace, mengedit Wikipedia atau membuat klip video untuk YouTube. Rasakan pengalaman anda. Lalu mulailah proses perencanaan untuk mengaplikasikan ideagora ke dalam bisnis anda. Namun begitu anda memutuskan untuk bersikap terbuka, anda harus bersiap dengan konsekuensinya. Ingatlah bahwa mengabaikan isu negatif di blogosphere dapat mematikan bisnis anda. Sekali anda memutuskan terbuka, anda harus tetap terbuka, termasuk juga bila perusahaan anda melakukan kesalahan, mintalah maaf secara terbuka. Ini lebih baik daripada mengelak.

#2 - Peering
Anda dapat membiarkan bakat-bakat dari luar untuk menciptakan inovasi tanpa batas bagi bisnis anda, namun anda tetap harus meluangkan banyak waktu untuk mengkoordinasi dan mengintegrasi karya-karya mereka dengan baik. Apabila tidak, kontributor akan kecewa dan tidak akan berpartisipasi lagi, atau nilai yang mereka hasilkan tidak mendukung sukses bisnis anda.

#3 - Berbagi
Saling berbagi berarti memangkas biaya, membangun komunitas, mempercepat penemuan, dan mengerahkan semua daya upaya.

#4 - Bertindak global
Selain perusahaan, kini semakin banyak jumlah keluarga kaya Amerika yang memanfaatkan situs semacam Elance untuk meng-outsource-kan pekerjaan pribadi kepada virtual assistant di Inida, Cina dan Bangladesh. Pekerjaan seperti membuat label alamat untuk undangan perkawinan, mencari harga bagus untuk hotel, arsitektur lansekap, dll dengan biaya hanya sepersekian dari biaya di Amerika.

Jadi bagaimana para pebisnis bisa menerapkan prinsip wikinomics ke dalam bisnis mereka? Kolaborasi massal adalah sebuah inovasi desain dan produksi, dan perusahaan harus belajar bagaimana beroperasi di lingkungan baru ini dengan cara:

- Dapatkan petunjuk dari pengguna utama anda
- Membangun masa yang besar
- Menyediakan infrastruktur bagi kolaborasi
- Luangkan waktu untuk mencapai struktur dan tata kelola yang tepat
- Pastikan semua partisipan dapat memanfaatkan nilai yang sama
- Taati norma-norma komunitas
- Biarkan proses berjalan
- Jangan kehilangan objektif bisnis anda
- Kolaborasi diawali secara internal
- Menemukan kepemimpinan internal bagi perubahan
- Asahlah pikiran kolaboratif anda

Jadi...sudah siapkah anda untuk menyongsong dunia baru ini, wikinomics?



Saturday, April 4, 2009

Flowers For Algernon

Judul : Flowers for Algernon
Pengarang : Daniel Keyes

Penerbit : Ufuk Press, Jakarta, 2006

Halaman : 457


Ini sebuah karya yang menakjubkan, lain daripada yang lain. Flowers for Algernon membuka mata kita akan dampak perlakuan kita terhadap orang lain, dan mengajarkan kepada kita untuk tidak pernah membeda-bedakan sesama kita. Charlie Gordon menunjukkan kepada kita bahwa kepandaian malah sering membuat kita kurang bijakasana dalam hidup.

------

Adalah seorang pemuda bernama Charlie Gordon yang ber-IQ rendah alias idiot atau terbelakang. Keluarganya ditawari oleh sebuah universitas untuk memasukkan Charlie ke dalam suatu eksperimen yang diyakini dapat menstimulasi otak sehingga orang yang ber-IQ rendah akan menjadi genius. Percobaan ini sudah dilakukan pada seekor tikus yang diberi nama Algernon, dan kini si tikus menjadi tikus jenius yang dapat memainkan permainan-permainan yang menantang intelegensi.

Sebelum operasi dilakukan, Charlie disuruh menulis semacam diary tentang apa yang ia pikirkan sehari-hari, agar hasil dari eksperimen itu dapat terus dipantau. Nah, disinilah salah satu keunikan buku ini. Sebenarnya cerita Flowers for Algernon ini mengalir dari kumpulan diary si Charlie itu. Tanpa bantuan narasi, kita akan mengetahui perkembangan otak Charlie lewat tulisan-tulisannya pada diary itu. Inilah contoh salah satu tulisannya sebelum operasi dilakukan:


Lapran kemajan 1 tanggal 3 mart


Dr Strauss bilang aku harus nulis apa yang kupikir dan kuingat serta segla yang terjadi padaku mulai sekarang dan seterusnya. Aku tidak tahu mengaapa tetapi ia bilang itu pinting supaya mereka bisa melihat apakah mereka bisa memakai aku atau tidak...Aku kreja di toko kwe Donners...Umurku 32 taun dan blan depn itu ulagn tahnku.

Jangan heran kalau di situ terdapat banyak salah eja, tata bahasa yang aneh dan kosa kata yang terbatas untuk seorang pemuda berusia 32 tahun. Ingat! Dia kan terbelakang?


Siapa sebenarnya Charlie dalam kesehariannya? Pada usia 17 tahun ia diterima bekerja di sebuah pabrik roti milik teman karib ayahnya, Mr. Donners yang telah bersumpah bahwa selama pabrik roti itu masih berdiri, akan selalu ada pekerjaan untuk Charlie, termasuk makan dan penginapan. Bila tidak ada yang memberinya pekerjaan, maka Charlie harus masuk ke asrama khusus anak terbelakang bernama Panti Warren. Dan di sana, ia akan merasa terbuang dari kehidupan sosial dan dari peradaban.


Maka Charlie bekerja di pabrik roti Donners sebagai tukang bersih-bersih gedung termasuk toilet, dan pengantar roti. Dengan kesederhanaannya Charlie merasa bahagia. Padahal ia sering menjadi bulan-bulanan teman-teman kerjanya. Misalnya ketika ada yang tiba-tiba menjegal kakinya sehingga ia jatuh terjengkang, atau ada yang mencekokinya dengan wiski sehingga mabuk dan mempermalukan diri di depan pengunjung bar. Dan teman-temannya akan mentertawakan Charlie. Namun Charlie, karena tak mengerti apa yang terjadi, dan bahwa perlakuan itu salah, merasa bahwa semua orang tertawa karena ia telah membuat mereka bahagia. Maka ia pun ikut tertawa dan bahagia!


Lalu bagaimana dengan keluarganya? Mereka sudah tak sanggup menerima Charlie dalam rumah mereka. Ibunya tidak dapat menerima keadaan Charlie sehingga selalu menuntut Charlie bersikap seperti anak normal. Kalau tidak, ibunya akan memukuli Charlie, dan ini membuat Charlie ketakutan. Adik perempuannya yang normal juga tidak dapat menerima kakaknya karena malu pada teman-temannya. Hanya ayahnya seorang yang dapat mencintai Charlie apa adanya, namun ia pun tak berdaya untuk membesarkannya sendirian. Karena itu ia menitipkannya pada temannya si pengusaha roti.


Di pusat penelitian, Charlie bergaul dengan beberapa profesor yang menangani eksperimen itu, dan seorang guru khusus orang-orang terbelakang, yakni Miss Kinnian. Dari diary atau laporan yang ia tulis setiap hari kita bisa melihat bahwa kepandaian Charlie memang berangsur-angsur meningkat. Itu dapat dicermati dari penggunaan kata-kata yang lebih wajar, kosakata lebih bervariasi, dan kesalahan ejaan yang semakin sedikit. Dan itu terjadi sedikit demi sedikit, sehingga kalau kita tidak cermat, kita akan tiba-tiba berhadapan dengan sosok Charlie yang jenius (memang hebat Daniel Keyes yang menulis buku ini!).

Demikianlah, seiring dengan kepandaian yang kian tinggi, Charlie kini dapat melihat kembali semua kejadian dari saat ia kecil hingga sebelum operasi, dari sudut pandang yang benar. Ia sadar bahwa ibu dan adiknya telah menolaknya, ia pun tahu bahwa teman-temannya bukan tertawa karena bahagia, namun karena mereka mempermainkannya. Dan ia pun merasa sakit...

Contoh lain adalah ketika adik Charlie, Norma, lulus sekolah dan minta dibelikan anjing peliharaan. Sang ibu ingin mengabulkannya karena ia lebih cinta pada sang anak bungsu yang normal ketimbang kakaknya yang terbelakang. Namun sang ayah mengingatkan bahwa mereka dulu juga tidak mengijinkan Charlie memelihara anjing. Itu akan tidak adil baginya. Namun Norma berkeras minta anjing karena ia kan lulus ujian, sedang Charlie kan tidak?


Mendengar itu, Charlie berkata bahwa ia tidak keberatan jika mereka hanya punya seekor anjing. Ia berjanji akan merawat dan memberinya makan. Tapi Norma malah meraung-raung marah dan berlari pergi. Waktu itu Charlie tak mengerti kenapa Norma malah marah. Apa salahnya? Padahal ia rela untuk merawat anjing itu bagi adiknya karena ia merasa kasihan pada Norma yang begitu ingin punya anjing. Namun sekarang, tahulah ia bahwa Norma membencinya sebab ia terbelakang...


Semua kilasan kejadian itu silih berganti datang bagai film, dan sekarang mengertilah ia siapa ‘Charlie’ yang dulu. Sementara itu di pabrik roti teman-temannya yang melihat kejanggalan pada Charlie mulai menjauh darinya. Terutama setelah ia menyadari bahwa pegawai yang menjadi kasir ternyata korupsi. Ia menulis nota dengan jumlah yang lebih kecil dari uang yang ia dapat, jelas bahwa kelebihan itu masuk ke kantongnya. Di sini Charlie mulai dihadapkan pada soal moral (yang tak perlu dihadapi ‘Charlie’ yang dulu). Ia pun kaget saat tubuhnya bereaksi secara sexual, baik ketika ia panas dingin, gemetaran saat berdekatan dengan gadis pujaannya (yang tak lain adalah gurunya Alice Kinnian), maupun saat mendapat mimpi basah.


Namun di luar semuanya itu, baru kali itu Charlie merasa kesepian, disingkirkan. Saat ia menjadi semakin pandai, teman-teman kerjanya merasa minder, merasa diri mereka kelihatan bodoh, dan puncaknya mereka minta sang bos memecat Charlie. Alice pun merasa bahwa percakapan mereka sering tidak ‘nyambung’ karena perkembangan otak Charlie yang demikian pesat. Ia sekarang mahir berbicara tentang studi ilmiah, kasus politik dan ilmu ekonomi yang rumit. Bahkan banyak profesor yang ahli di bidangnya menghindar ketika diajak debat oleh Charlie.


Saking jeniusnya, ia akhirnya menemukan kejanggalan pada Algernon, si tikus jenius. Tingkahnya aneh belakangan ini, dan ketika disuruh bermain, ia kelihatan linglung (persis seperti tikus normal ketika disuruh bermain dengan mainan manusia). Maka, sadarlah Charlie bahwa operasi yang telah dilakukan padanya dan Algernon memang membuat otak mereka berdua berkembang demikian pesat, namun setelah titik tertentu akan menurun dengan lebih cepat lagi hingga mungkin akhirnya keadaannya akan lebih buruk daripada sebelum operasi!


Charlie sadar akan nasibnya, maka ia melakukan apa yang harus ia lakukan. Ia berusaha menemukan ayah dan ibunya yang telah bercerai. Mungkin juga Norma, bila ia masih mau menemuinya. Charlie ingin membuktikan kepada mereka bahwa ia akhirnya dapat menjadi pemuda yang normal. Tapi ia tidak bercerita tentang dampak eksperimen itu, karena ia ingin mereka tetap mengenangnya sebagai Charlie yang pintar dan normal.


Maka sekali lagi, perlahan-lahan diary Charlie pun berubah. Kalimat-kalimat yang ditulisnya semakin singkat. Kata-katanya semakin sederhana, dan akhirnya ejaannya semakin kacau. Ya, Charlie telah kembali menjadi terbelakang, bahkan mungkin IQ-nya sekarang bahkan lebih rendah daripada sebelum operasi. Begitu rendahnya sehingga ia harus ditampung di asrama yang dulu sangat dibencinya: Panti Warren.


Apakah Charlie menyesali keadaan itu?


Tidak, dengan kata-katanya yang amat sederhana terungkap bahwa meski sekarang terbelakang, Charlie akan selalu ingat bahwa dalam waktu yang singkat dulu ia pernah menjadi sangat pintar. Ia sempat mempelajari banyak ilmu dan wawasan baru tentang manusia dan hidup, yang ia takkan pernah tahu bila ia tak mengikuti eksperimen itu. Walau ia kini tak mengerti sama sekali tulisannya sendiri pada diarynya saat ia jenius, namun ia tahu bahwa dulu ia pernah menjadi orang normal dan pintar....

Catatan Fanda: Banyak pelajaran yang aku petik dari kisah ini:

1. Jangan pernah menganggap orang lain lebih rendah dari kita. Entah lebih rendah intelegensinya, atau jabatannya atau sosial ekonominya. Memang kita semua berbeda, namun kita tetap sama-sama manusia. Mereka hanya BERBEDA dari kita, tapi tidak lebih rendah.


2. Selalu berusahalah untuk tidak menertawakan orang lain yang kita anggap lebih rendah. Ini berhubungan dengan no. 1 juga. Kita mesti ingat bahwa mungkin saja mereka di bawah kita, namun di atas kita akan selalu ada orang lain lagi. Bagaimana perasaan kita kalau orang itu juga menertawakan kita?


3. Mungkin sulit untuk menjalin hubungan dengan orang yang berbeda dengan kita (baik lebih rendah maupun lebih tinggi), namun saat kita berada di ‘atas’, jangan menyombongkan diri. Berilah mereka perhatian. Kadang sulit melakukannya, karena kita sering jadi tidak sabar ketika seseorang yang kita ajak bicara tidak ‘nyambung’. Mungkin topiknya yang perlu kita ganti. Kita toh dapat menjalin hubungan yang lebih akrab dengan orang-orang yang lebih memiliki kesamaan dengan kita. Yang terpenting, jangan mengucilkan seseorang hanya karena ia berbeda.


4. Berkaitan dengan no. 3, kita juga harus ingat bahwa hidup ini ibarat roda (atau bahkan roller coaster?). Charlie pernah merasakan hidup di bawah, naik, lalu turun lagi. Maka bersikaplah bijaksana di saat apapun karena mungkin sebentar lagi kita akan ada di sisi lain kehidupan ini.

5. Pepatah ‘semakin tinggi pohon, semakin keras angin menerpanya’ ternyata memang benar. Semakin tinggi derajat kita, semakin kesepian juga kita. Itu juga yang dialami Charlie. Maka untuk menapaki karir, kita juga harus paham akan resikonya.

6. Agar no. 5 tidak terjadi, cobalah melakukan no. 4. Tetaplah rendah hati. Contohlah sikap pemimpin yang ditunjukkan dalam kisah pemimpin yang menginspirasi ini.


Jadi, orang yang berkekurangan tidak berarti tidak berguna. Buktinya, hari ini Charlie Gordon yang jauh lebih terbelakang dari kita mampu mengajari kita untuk lebih bijaksana dalam hidup ini. Lalu....apa yang sudah anda (yang dikaruniai kemampuan membaca, menulis dan nge-blog) ajarkan kepada dunia?