Monday, June 29, 2009

Terselenggaralah KBO Pertama!

Akhirnyaaa...pada hari Sabtu malam Minggu tgl. 27 Juni 2009 lalu, KBO (Klub Buku Online) para blogger telah terselenggara untuk pertama kalinya!! Bagi yang belum tahu tentang KBO ini, bisa membacanya disini. Untuk itu aku mesti berterima kasih pada Anazkia yang memiliki ide untuk mempelopori KBO ini. Di AS, klub semacam ini, yang bertemu lewat conference chatting via internet, sudah jamak dilakukan. Salah satunya adalah Oprah Book Club. Maka, aku cukup excited bagaimana KBO ala blogger ini akan berlangsung. Kebetulan untuk KBO pertama, Anazkia menunjuk aku sebagai moderator (yang menambah deg-deg-anku!). Sedang Anazkia sebagai penanggung jawab, yang menentukan buku yang akan dibaca, waktu, juga yang membuka conference-nya.

Yang mengikuti KBO pertama ini sejatinya ada 8 orang. Sayangnya hanya 3 orang yang sudah membaca bukunya, yakni aku, Anazkia dan Sinta. Yang lainnya tetap ikut dalam conference sebagai penyimak. Moga-moga setelah tahu suasana KBO, mereka akan partisipasi aktif di KBO berikutnya yah.

Buku yang dipilih kali ini adalag The Girls of Riyadh. Secara garis besar, buku ini adalah kumpulan e-mail yang ditulis oleh seorang wanita Arab yang tinggal di Riyadh (Rajaa Al Sanea) selama kurun waktu setahun. E-mail itu menceritakan tentang kehidupan nyata 4 orang teman wanitanya yang bernama Qamrah, Shedim, Lumeis dan Michelle. Isinya menghebohkan dan sempat dilarang beredar di Arab karena apa yang diungkap Rajaa adalah hal-hal yang selama ini tabu dibicarakan, yakni tentang keterkungkungan wanita yang tinggal di Arab. Untuk review lengkapnya, Anazkia berjanji akan mempostingnya.

Sekarang aku akan share hasil conference KBO kami. Conference berlangsung dari pk. 20.00 s/d 22.00 dengan santai dan gayeng. Agar tak terlalu panjang, aku sudah menyingkat hasil conference pada hal-hal yang pokok saja, sehingga bisa gampang diikuti dan tak terlalu panjang.

[Conference mulai setelah Anazkia meng-invite kami semua dalam sebuah chatboard]

fanda.vixiova: Kita mulai aja ya KBO (Klub Buku Online) kita yang pertama. Buku yg dipilih kali ini adalah: The Girls of Riyadh. Sebelum mulai, aku akan memberikan sedikit 'rule' ya, biar nanti diskusinya ga tabrakan.
Tiap kali moderator ato peserta selesai mengetik pendapat atau pertanyaannya, tolong diberi tanda #
Setelah tanda # peserta yg mau bertanya tolong ketik tanda '?', yg mau menjawab tolong ketik tanda '!'
Trs moderator akan mempersilakan si peserta bertanya/menjawab dengan mengetik nama peserta itu.
Si peserta yg namanya disebut langsung mengetikkan pertanyaan/jawaban, dan jangan lupa menutup dengan '#'. Ada yg ga jelas?

fanda.vixiova: sekarang kenalan dulu deh. aku Fanda. ayo absen yah
sinthionk: sinta
anirmana: aku trimatra
inu_el: aku Inuel
qimie_q: aku Hamster Copo http://www.hoiron.info panggil saja hoiron
Sekar Langit: saya Anazkia
anirmana: panggilanku tri
[tadinya prof juga ikutan, tapi mendadak 'hilang' di tengah jalan...]
fanda.vixiova: jadi kita ber7 ya? OK mulai nih
Note: Ditengah2 Paringin Coey (maaf ga tau linknya) juga bergabung, tapi hanya sebentar karena ada masalah inet.

fanda.vixiova: Pertama-tama moderator akan memberikan pertanyaan untuk dijawab oleh masing-masing peserta. Setelah semua menjawab, dan membaca semua jawaban, peserta boleh saling menanggapi Jangan lupa pake '?' ato '!' dulu yah, jangan langsung tubruk aja!

fanda.vixiova: Pertanyaan pertama, bagaimana menurut teman2 buku The Girls of Riyadh ini. Dari segi ide cerita, persoalan yg dibahas, penulisan, atau tata bahasa?
fanda.vixiova: silakan kasih jawaban #
Sekar Langit: !
fanda.vixiova: Anazkia
Sekar Langit: menurutku dari segi cerita biasa-biasa saja. Hanya saja, setingnya yang menjadikan ia menarik. Yaitu, tanah Arab. Negara yang notabene Islam. Tak heran ketika buku ini baru terbit di haramkan, karena menceritakan beberapa persoalan dan masalah yang tabu untuk warga negara Riyadh. Persoalan yang di bahas cukup menarik, tentang perjodohan, pernikahan, keterpaksaan dan tentang rumah tangga. Rajaa Al Sanea mampu membawa kita hanyut dalam cerita, dan penasaran apa kisah selanjutnya. Penulisan dan gaya bahasa, mudah di fahami.
Sekar Langit: #
fanda.vixiova: Menurutku penulisannya yg paling payah karena banyak sekali kesalahan ejaan. Idenya memang bagus, menguak sesuatu hal yang tabu di Riyadh. Terutama ketidakadilan yg dialami oleh kaum wanitanya. Tapi aku merasa kadang2 membosankan juga membaca rentetan ketidakadilan ini...#
fanda.vixiova: Sinta silakan
sinthionk: jadi gini, setuju ma mbak fanda en mbak ana...alur terlalu berbelit, contohnya saat si shedimnya di london dalam kondisi merana. Itu lambat banget dan sayangnya lagi koq kisah kehidupan si pengirim email terkesan "baik-baik" saja...bikin ceruta terasa nanggung. Tapi sisi baiknya, pemikiran penulis lumayan bagus, dengan berusaha memperjuangkan kemerdekaan manusia
sinthionk: sekian dulu deh #

fanda.vixiova: Ana mau nanggapi? #
Sekar Langit: Dikit..
Saya ko mikir2, Rajaa Alsanea tuh sapa yah? Apa sebagian dari empat sahabat itu? meskipun dah di jabarkan di akhirnya...
Sekar Langit: #
fanda.vixiova: Sayangnya si penulis tdk menceritakan dirinya sendiri. Kalaupun dia teman keempat wanita itu, tapi bagaimana hidupnya sendiri?

fanda.vixiova: Sinta, apa yg kamu maksud kehidupan si pengirim e-mail terkesan baik2 aja? #
sinthionk: !
fanda.vixiova: Sinta
sinthionk: pernikahan dy baik2 aja, sedangkan pertentangan dy dengan sodara kembarnya juga gak parah2 banget...jadi aneh aja rasanya, saat dy menceritakan tentang kisah sahabatnya yag sedih, tapi justru dy "baik-baik" saja...aku pikir malah lebih baik dy gak cerita tentang kisah cintanya, coz ngurangin rasa cerita menurutku. Kurang lebih gitu deh
sinthionk: #
Sekar Langit: ?
fanda.vixiova: Ana
Sekar Langit: Dalam buku itu, penulis menanyakan apakah pendidikan wanita harus lebih rendah dari lelaki..?? Dalam rumah tangga? Saat menggambarkan kekecewaan Shedim tidak menikah dengan Faraz?
Sekar Langit: #
fanda.vixiova: Sinta mau nanggapi yg dikatakan Ana? #
sinthionk: !
fanda.vixiova: Sinta
sinthionk: jawabnya gak. Tapi klo dihubungkan dengan latarnya, maksudku negara Riyadhnya, budaya patriarki masih kuat...membuat wanita tampak menjadi lemah. Begitu kah?
sinthionk: #
Sekar Langit: !
fanda.vixiova: Ana
Sekar Langit: Setuju ama Sinta #

fanda.vixiova: OK. Pertanyaan kedua, dari keempat tokoh, Qamrah, Lumeis, Michelle dan Shedim, tokoh mana yang paling kalian sukai? Atau yang paling berkesan buat kalian? Apa alasannya?
fanda.vixiova: #
paringin_coey: ?
fanda.vixiova: Paringin Coey
Sekar Langit: !
paringin_coey: Sblmx sy bingung dg sosok misterius Arwa apa hubx dg khdpn mrka?
paringin_coey: #
fanda.vixiova: Ana
Sekar Langit: tadi saya mau jawab soalan mbak Fanda#
Sekar Langit: Paringin, masih lum terfikir#
fanda.vixiova: OK silakan, Paringin Coey tunggu dulu ya
fanda.vixiova: #
fanda.vixiova: Ana?
Sekar Langit: Maaf mbak, saya lagi mengingat sosok Arwa..
Sekar Langit: #
fanda.vixiova: Jawaban atas pertanyaan no. 2 aja dulu #
Sekar Langit: ke dua [pertanyaan no. 2], saya suka dengan Lumeis..
Sekar Langit: #
fanda.vixiova: Alasannya? #
Sekar Langit: Pemberani, supel, cerdas#
fanda.vixiova: Kalo aku suka Michelle. Karena dia berani menentang budaya yg mengakar. Aku paling suka waktu dia datang ke pesta Faishal. Dengan begitu ia menunjukkan pada Faishal bahwa dirinya tidak boleh diremehkan
fanda.vixiova: #
Sekar Langit: Buat Paringin Coey, saya lupa peran Arwa. Sepertinya, dia ada hanya sekilas saja. Bukan begitu?#
fanda.vixiova: Paringin Coey, bisa dijelaskan peran Arwa? #
[Disini paringin coey terputus koneksinya...]

fanda.vixiova: Ana, ada yg mau didiskusikan lagi? #
Sekar Langit: Ada mbak..
fanda.vixiova: Silakan #
Sekar Langit: Menurut mbak sendiri, kaget gak baca buku ini?#
fanda.vixiova: Tidak, karena sdh menebak bhw ketertutupan budaya di Arab adalah tema utamanya. Kalo kamu ? #
Sekar Langit: Untuk arab sendiri mengejutkan.#

[disini Sinta juga ada masalah inet juga sehingga sempat terputus dan kita harus pindah conference board..]
fanda.vixiova: Sinta sempat menyimak pertanyaan ke 2?
fanda.vixiova: #
sinta nisfuana: blum
sinta nisfuana: #
fanda.vixiova: Pertanyaan kedua, dari keempat tokoh, Qamrah, Lumeis, Michelle dan Shedim, tokoh mana yang paling kalian sukai? Atau yang paling berkesan buat kalian? Apa alasannya? #
fanda.vixiova: Silakan Sinta
sinta nisfuana: hmmm...secara subyektif, saya suka Lumeis, coz kecerdasan dan keberanian dy
sinta nisfuana: #
sinta nisfuana: soal michelle berani menentang budaya aku setuju, tapi hal itu lebih dikarenakan karena dy "putra-daerah" a.k.a amerika yang memang lebih demokrat
sinta nisfuana: #
fanda.vixiova: Memang pendidikan banyak berpengaruh pada cara berpikir.
fanda.vixiova: Ana ada tanggapan? #

[disini Ana juga ada gangguan sehingga beberapa kali coba mengetik di board tapi ga muncul...]

fanda.vixiova: Sinta, ada yg mau didiskusikan? #
sinta nisfuana: ?
fanda.vixiova: Silakan SInta
sinta nisfuana: btw ngerasa gak sih klo...cerita ini sangat mirip dengan model cerita india?
sinta nisfuana: #
fanda.vixiova: Wah..aku ga pernah baca/nonton cerita India. Bisa dijelasin apanya yg mirip? #
sinta nisfuana: mirip dalam hal budaya pernikahan, aku jadi dingetin ma film india jaman baheula yang masih jaman sridevi
sinta nisfuana: #
fanda.vixiova: hehehe...
fanda.vixiova: Gimana dgn kasus mama Michelle yg sakit keras, lalu papanya didesak oleh keluarga untuk kawin lagi spy memperoleh keturunan. Gimana pendapat kalian? #
sinta nisfuana: ?
fanda.vixiova: Sinta
sinta nisfuana: pendapat dalam hal apa?
fanda.vixiova: Apakah pendapat itu masuk akal? #
sinta nisfuana: !
fanda.vixiova: Oke Sinta
sinta nisfuana: klo menurut sinta itu masuk akal, karena kejadian seperti itu bnyak terjadi
sinta nisfuana: #
fanda.vixiova: Kalo bagi kamu pribadi? Kamu setuju? #
sinta nisfuana: pemaksaannya ato tentang nikah laginya?
fanda.vixiova: dua-duanya #
sinta nisfuana: pemaksaannya dah jelas gak setuju. Soal nikah laginya tergantung dari kesepakatan bersama kedua belah pihak, tanpa ada unsur paksaan. eh ini ke pribadikan?
sinta nisfuana: #
fanda.vixiova: iya
fanda.vixiova: Aku sih paksaan ga setuju juga. Nikah lagi juga ga setuju krn aku anti poligami...
fanda.vixiova: Ana ada pendapat? #

fanda.vixiova: Sambil nunggu Ana, pertanyaan berikut: bgmana dgn Lumeis yg bersahabat dgn Fatimah. Apa pendapat kalian ttg persahabatan dgn seseorang yg berbeda iman? Apa bisa benar2 jd sahabat?
fanda.vixiova: #
sinta nisfuana: klo menurut sinta mah, setuju aja dengan persahabatan itu...berbeda bukan berarti musuh kan
fanda.vixiova: Setuju, yg penting kita tidak mengutak-utik keyakinan yg lain #
fanda.vixiova: Ana udah siap jawab? #
Sekar Langit: keyakinan, bagiku agamaku, dan bagimu agamamu, saya gak masalah mbak, sama kayak mbak, beda perkataan... #

Sekar Langit: apa pandangan kalian setelah membaca buku ini?#
fanda.vixiova: Sinta mo jawab? #
sinta nisfuana: hokeh
sinta nisfuana: !
fanda.vixiova: Sinta
sinta nisfuana: dari buku ini aku melihat bahwa sebenernya kesalahan ato ketidak-adilan thd wanita tidak mutlak karena budaya ato pun lingkungan...tapi juga oleh diri sendiri
sinta nisfuana: #
fanda.vixiova: Bahwa di tiap negara, cara berpikir, cara bersikap memang berbeda. Sulit untuk memaksakan cara pikir kita kepada mereka yg memegang teguh cara pikirnya. Yg penting kita punya sikap dan pendirian sendiri.

fanda.vixiova: OK teman2 berhubung ini sdh jam 10 maka kita akhiri KBO pertama ini. Terima kasih atas partisipasinya. Tunggu update berikutnya. OK?
sinta nisfuana: hokeh
sinta nisfuana: makasih juga


[conference ditutup]

Menurut aku, sebagai para pemula yang berhasrat untuk saling berbagi wawasan dari bacaan, aku bangga bahwa kami bisa melaksanakan conference ini. Memang disana-sini masih banyak kekurangan, namun pepatah mengatakan "Lompatan besar dimulai dari satu langkah kecil". Maka dari langkah kecil yang pertama inilah kami berharap bisa belajar dan mengembangkan diri agar ke depan menjadi lebih baik lagi. Bagi teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam KBO pertama, baik yang aktif maupun sebagai penonton, terima kasih banyak, dan aku mohon saran/kritik/masukan untuk KBO kita ini. Bagi teman-teman yang lain yang suka membaca, ayo ikutan dong dalam KBO berikutnya!! [maksa mode: ON]... Ditunggu komentar dan masukannya yah...


Wednesday, June 24, 2009

Kidung Sukacita - Mary Higgins Clark

Setelah membaca kisah pembunuhan pada review buku Kota Kenangan, aku kembali membaca novel lain yang ditulis Mary Higgins Clark bersama dengan saudaranya, Carol. Namun kali ini temanya lebih ringan dan lebih banyak menghibur, sehingga buku yang hanya setebal 229 halaman ini sepertinya tepat untuk bacaan pengusir rasa bosan ketika menunggu di bandara atau di tempat praktek dokter. Meski tetap ada unsur tindak kriminal, tapi penculikan jelas tidak terlalu se-menegangkan pembunuhan kan? Apalagi dibalut dengan suasana Natal yang berbau-bau liburan...

---

Menurutku, kisah ini dipenuhi oleh terlalu banyak tokoh untuk digolongkan sebagai novel ringan yang mestinya punya jalinan kisah yang tidak terlalu ruwet. Tokoh-tokoh itu serasa keluar berbarengan sehingga kadang membuat kita dibingungkan dengan nama. Lagipula, terlalu banyak 'kebetulan' dalam perjalanan kisahnya meski ide ceritanya sendiri lumayan bagus. Tapi, seperti yang sudah kubilang, cukup menghibur juga kok. Yuk dilanjut....

Tiga hari menjelang Natal, keluarga Reilly tertimpa musibah. Awalnya Nora Reilly (seorang penulis kisah misteri) kakinya patah setelah tumit sepatu hak tingginya tersangkut permadani rajutan, yang baru dibelikan putrinya, Regan (seorang detektif swasta). Regan dan ayahnya, Luke, baru saja mengantar Nora ke rumah sakit, di mana ia akan dirawat hingga beberapa hari ke depan. Setelah pulang, Luke langsung menuju ke kantornya. Ia adalah seorang pemilik usaha rumah duka (benar-benar keluarga aneh ya..penulis misteri+pemilik rumah duka=detektif swasta!). Saat itu ia sebenarnya baru saja mengurus kematian seorang kaya nan nyentrik dan pelit. Saking pelitnya, ia mewariskan hartanya senilai 1 juta dollar pada sebuah perkumpulan pecinta lingkungan hidup, dan meninggalkan tak sepeserpun pada keponakannya, C.B. Dingle.

C.B. yang sedang bokek merasa dendam pada Luke, karena Luke-lah yang memperkenalkan almarhum pamannya pada perkumpulan yang beruntung itu, sehingga C.B. tak mendapat apa pun. Maka, C.B. merencanakan penculikan terhadap Luke (aku bukan mau membocorkan si pelaku, tapi memang pelakunya sudah diungkap dari awal - rada ga seru ya?). C.B. yang tidak terlalu pintar mengajak partnernya yang ketolol-tololan dan cerewet, Petey. Kebetulan (catat ya, ini yang pertama) Petey pernah mengecat kantor Luke sehingga kenal dengan Luke, dan malah pernah mengajak kencan Rosita, sopir pribadi Luke. Nah, saat Rosita menyopiri mobil limousine milik Luke-lah, Petey menodongkan pistol pada sopir dan bosnya ini, lalu membawa mereka berdua ke sebuah rumah kapal bobrok, tempat mereka akan disekap. C.B. meminta tebusan 1 juta dollar pada keluarga Luke.

Di lain tempat, ada Alvirah, seorang wanita yang suka menyelidik dan suaminya, Willy yang sedang sakit gigi. Saat Alvirah mengantar Willy ke dokter gigi, ia kebetulan (yang kedua) bertemu Regan. Saat itu Regan mulai panik karena tak dapat menemukan ayahnya di manapun. Akhirnya kedua wanita itu berkenalan, dan Alvirah malah membantu penyelidikan mereka.

Di sisi lain, ada seorang anggota polisi bernama Fred yang sedang naksir Rosita. Saat itu ia ingin pulang liburan, namun di tengah jalan ia tiba-tiba ingin mampir ke rumah Rosita. Rosita adalah janda beranak 2, dan kedatangan Fred tepat sekali (kebetulan ketiga) mengingat anak-anak Rosita tak ada yang menjaga. Masih ada seorang tokoh lagi, yaitu seorang Kapten Pasukan Kasus Khusus bernama Jack Reilly, yang dimintai tolong oleh Alvirah begitu ketahuan bahwa hilangnya Luke dan Rosita adalah kasus penculikan dengan tebusan.

Sementara itu, bagaimana nasib para tawanan? Ternyata meski serakah terhadap uang, kedua penculik mereka termasuk jenis yang murah hati. Buktinya, mereka membelikan Luke dan Rosita burger dari McD, juga menyetelkan radio agar kedua tawanan mendapat hiburan. Bahkan, Petey menawarkan untuk memutarkan saluran yang dikehendaki. Ada-ada aja, penculik kok baik hati? Pada suatu hari radio kebetulan (udah yang keberapa ya ini?) menyiarkan wawancara bersama Nora, istri Luke. Pembicaraan lalu masuk ke masalah buku cerita anak-anak, yang membuat Luke ingat akan sebuah cerita anak-anak yang sangat disukai Regan waktu masih kecil. Dan judulnya kebetulan (lagi-lagi!) dapat menggambarkan dengan sangat pas tempat Luke dan Rosita ditawan! Bahkan petunjuk itu yang akhirnya berguna untuk menemukan kedua sandera.

Lalu masih ada juga kebetulan yang lain yang melibatkan seorang tokoh lain lagi. Yang satu ini diselipkan sebagai bumbu agar konflik jadi semakin kental. Kalau saja penculiknya tak diketahui, tokoh ini bisa memecah kecurigaan para pembaca. Namun, karena ‘penjahat’nya sudah ketauan dari awal, kayaknya hadirnya tokoh ini jadi dipaksakan.

Kesimpulannya, buku ini lumayan buat hiburan, dan aku ga rugi beli karena harganya toh cuma 7.000 perak (beli di obralan pas Gramedia Book Fair). Tapi kalo anda suka kisah dengan alur yang mencekam dan ending yang twisting, kayaknya bakal kecewa deh. Dari awal sampai tengah cenderung agak membosankan, baru di bagian belakang saja agak ‘menggigit’. Jadi secara keseluruhan…agak lumayan-lah… Itu menurutku loh, mungkin ulasanku ini yang agak menarik ini malah bikin anda penasaran??




Saturday, June 13, 2009

Kota Kenangan – Mary Higgins Clark

Kepribadian ganda adalah sebuah kasus trauma psikologis yang menarik untuk dijadikan latar belakang sebuah kisah misteri. Sidney Sheldon pernah memakainya untuk bukunya Tell Me Your Dreams, dan sekarang aku akan mengulas buku karya Mary Higgins Clark yang menggunakan bumbu yang sama. Dari segi alur cerita, jelas Sidney Sheldon masih belum terkalahkan, tapi dari ide cerita, cukup menarik juga. Ayo kita baca...

Kalau Sheldon cenderung banyak memakai flashback, Mary bercerita dengan sistematis. Ia membuka kisah dengan bagaimana si kecil Laurie Kenyon yang kenakalannya, dengan keluar rumah tanpa pengawalan pada waktu berusia 4 tahun, akan mengubah seluruh hidupnya. Ia menjadi korban penculikan sepasang suami istri hippies yang suka berkotbah keliling kota demi mendapatkan uang. Laurie bukan korban pertama mereka, tapi Bic (panggilan si suami), yang memiliki penyimpangan seks dan suka pada anak kecil, suka sekali (atau dalam kamusnya: jatuh cinta) pada si Laurie kecil. Celakanya Opal (panggilan istrinya) malah membantu suaminya dalam aksi penculikan ini.

Laurie (Bic dan Opal memanggilnya Lee) kecil yang tak dapat mengatasi stress dan ketakutannya setiap kali diperkosa Bic, jadi seakan-akan menutup pikiran dan perasaannya sendiri, lalu memunculkan pribadi lain dalam dirinya yang lebih kuat. Tampaknya inilah mekanisme manusia yang mengalami trauma yang luar biasa tak tertahankan, untuk tetap bertahan hidup dan tidak menjadi gila.

Ingatan akan Bic yang suka berlatih kotbah dan menyanyikan lagu-lagu pujian begitu terpatri kuat dalam ingatan Laurie, terutama lagu Amazing Grace. Bukan karena lagu itu indah, tapi karena sambil menyanyikan lagu itu, lengan Bic yang berbulu lebat suka menggendongnya, sebelum menyakitinya. Semuanya berlangsung selama 2 tahun, hingga suatu hari Bic hendak melanjutkan misi ke kota lain. Bersama Opal dan Laurie, ia mampir ke sebuah restoran. Kalau saja pada saat itu Laurie tidak menangis sekeras-kerasnya sehingga mengherankan si kasir restoran, ia mungkin takkan pernah bebas dari Bic dan Opal. Dan karena heran, si kasir melaporkan pada polisi bahwa anak yang menangis itu identik dengan iklan kehilangan yang disebarkan oleh keluarga Kenyon dari waktu ke waktu. Sayangnya si kasir tak dapat mengidentifikasi wajah laki-laki dan wanita yang bersama anak itu, selain bahwa wanita itu punya panggilan unik buat suaminya (yang ia lupakan juga!).

Laurie-pun akhirnya pulang...Namun apa yang telah terjadi selama 2 tahun itu tak pernah terungkap. Laurie hanya sering mendapat mimpi buruk tentang pisau. Itu tak lain adalah karena sebelum melepaskan Laurie, Bic mengancam akan menyembelih Laurie bila ia mengungkapkan keberadaan Bic dan Opal kepada orang lain.

Semuanya nampak baik-baik saja sampai Laurie duduk di bangku kuliah, dan ayah serta ibunya meninggal dunia karena kecelakaan. Satu lagi trauma yang dialami Laurie, dan itu langsung memunculkan lebih banyak lagi kepribadian ganda yang lain. Di kampusnya, seorang dosen, Prof. Allan Grant yang muda dan cakep tapi sudah beristri, sering mendapatkan surat-surat bernada rayuan cinta dari seseorang yang tak menyebutkan nama. Ia curiga bahwa itu dari salah satu mahasiswinya, tapi yang mana? Sampai akhirnya ia mengambil kesimpulan bahwa Laurie-lah yang melakukannya.

Celakanya, Prof. Grant langsung melaporkannya pada Dekan, yang kemudian memanggil dan menegur Laurie. Laurie (atau dalam hal ini salah satu kepribadiannya yang liar dan sexy, dan mencintai Grant) merasa dikhianati dan marah. Kehebohan muncul ketika Allan Grant ditemukan tewas di rumahnya karena tikaman seseorang... Tentu saja Laurie menjadi tertuduhnya, apalagi pisau yang digunakan sebagai senjata memang pisau dapur rumah Laurie dan Sarah, kakaknya.

Maka Sarah yang pengacara, bekerja sama dengan seorang psikiater andal dan pensiunan polisi berupaya menguak tabir di balik misteri ini. Betulkah Laurie pembunuh Allan Grant? Bagaimana dengan istri Grant yang lebih sering tinggal di luar kota ketimbang menemani suaminya di rumah? Kalau Laurie pembunuhnya, apa itu ada hubungannya dengan kepribadian gandanya? Dan apa yang sebenarnya terjadi saat dua tahun penculikannya? Siapa yang menculiknya?

Mengapa pula Laurie mendadak histeris saat seseorang menyanyikan lagu Amazing Grace di gereja saat pemakaman ayah-ibunya? Atau saat melihat bangkai ayam yang disembelih kepalanya? Dan bagaimana pisau dapur itu bisa ada di tangan Laurie padahal Laurie tidak ingat mengambilnya? Di saat yang sama ada pasangan pendeta terkenal yang begitu ngotot membeli rumah Sarah dan Laurie yang hendak dijual, sampai-sampai menawar harganya pun tidak. Apakah ada benang merah di antara semua kejadian itu?

Seperti layaknya semua kisah misteri, Mary Higgins mampu meramu semua bumbu ketegangan itu, meski tidak se-hebat dan sedramatis Sidney Sheldon, namun tetap mengalir, menghibur dan mengunci perhatian anda hingga lembar terakhir. Hal menarik yang diungkap oleh Mary, bahwa kasus kepribadian ganda biasanya menimpa anak kecil yang mengalami pelecehan seks, dan pasien cenderung menyalahkan dirinya sendiri atas musibah yang menimpa itu. Dan seperti halnya ending Tell Me your Dreams (kalau anda sudah baca), ditunjukkan bahwa kondisi kepribadian ganda itu akan dapat sembuh apabila pasien sudah dapat menyadari bahwa itu bukan kesalahannya, sehingga menjadi kuat kembali. Karena si pribadi induk sudah merasa kuat, maka pribadi-pribadi buatan lainnya yang tugasnya melindungi, akan muncul satu persatu dan akhirnya menyingkir karena tak dibutuhkan lagi oleh si induk. Maka penting bagi orang berkepribadian ganda untuk menemui psikiater yang dapat berkomunikasi dengan masing-masing kepribadian (alter), mengurai masing-masing problem yang dibawa, dan menemukan akar permasalahannya.

Bagaimana? Cukup menarik kan? Wajar kalo setelah membaca posting ini, anda jadi ingin membeli bukunya. Tapi kayaknya sudah sulit mencarinya karena cetakan terakhir adalah tahun 2003. Aku sempat mencari di toko buku online, dan menemukannya seharga 29 ribu sekian (setelah diskon) di inibuku.com. Maka, selamat berburu!!


Thursday, June 11, 2009

Putera Sampoerna & The Sampoerna Way

Sampoerna: Perjalanan Menuju Perusahaan Kelas Dunia, itu adalah judul tulisanku untuk berkontribusi di Slim Magazine II, sebuah proyek milik mas Trimatra yang edisi keduanya mulai ditayangkan tgl. 10 Juni 2009 kemarin. Saat aku mendapat e-mail dari mas Trimatra untuk mengirimkan tulisan, aku lumayan surprise karena ternyata aku kebagian mengisi kolom Ekonomi. Wow…begitu pikirku langsung. Kalo yang namanya inspirasi atau review novel sih udah biasa, tapi kalo ekonomi? Wah, harus banyak melibatkan otak kiri nih…alias berpikir serius.

Tapi, berhubung Fanda suka tantangan, kayak biasa, aku terima aja. Sempat bingung juga, apa yang akan aku tulis?? Aku ngintip dulu ke Slim Magazine edisi I, ternyata mbak Reni menulis tentang Mohammad Yunus. Seorang tokoh! Ya..kenapa tidak? Menulis seorang tokoh dan kiprahnya di bidang ekonomi/bisnis. Lalu aku ingat bahwa sudah lama aku ingin mengulas sebuah buku tentang perjalanan bisnis Sampoerna. Sempurna deh… Hasilnya bisa dibaca langsung di Slim Magazine part II di bagian Ekonomi. Thanks ya mas Trimatra buat kesempatan menulis di Slim Magazine ini. Semoga makin sukses deh proyeknya...

Namun, kali ini aku tak akan memposting ulang tentang Sampoerna sebagai sebuah perusahaan, namun khusus kepada sang pebisnis ulung yang kebetulan jadi salah satu idolaku: Putera Sampoerna. Sampoerna adalah sebuah perusahaan hebat yang dimulai dari sebuah kios kecil dan dalam 90 tahun telah bertransformasi menjadi perusahaan kelas dunia (perjalanannya bisa dibaca disini). Dan lompatan terbesar ditorehkan oleh Putera Sampoerna yang merupakan generasi ke 3. Kali ini sisi leadership beliau lah yang akan aku ulas.

Kehebatan Putera Sampoerna sebagai sosok pemimpin yang visioner dan perfeksionis terungkap dalam konsep The Sampoerna Way yang ia luncurkan pada bulan Mei 2002. The Sampoerna Way menjadi tatanan berperilaku semua orang yang bernaung di bawah Sampoerna, dan akan membawa Sampoerna benar-benar berbeda dari pesaingnya.

Kebetulan Sampoerna adalah salah satu customer perusahaan di mana aku bekerja. Bekerja sama dengan Sampoerna memberikan kesan yang dalam tentang profesionalisme dan passion orang-orangnya. Terlihat jelas bahwa tiap orang, dengan kapasitasnya masing-masing selalu ingin membuat sebuah perbedaan, bahkan terasa melebihi ekspektasi standar. Umpamanya, kami (aku hanya mendampingi saja) suatu saat mempresentasikan sebuah proyek kepada sekitar 6 orang yang berbeda divisi. Presentasi yang sebenarnya singkat itu berlangsung berjam-jam karena semua orang dengan penuh semangat mengeluarkan pendapat dan memberikan usulan-usulan (yang bagi kami terlalu fantastis bagi sebuah proyek yang sederhana). Namun, memang karakter itu yang dituntut oleh the Sampoerna Way, yakni kreatifitas dan cara pikir yang berbeda, sesuai dengan budaya ‘Kami Memang Beda’.

Kredo utama dari The Sampoerna Way adalah Anggarda Paramita, yang berarti Menuju Kesempurnaan, yang kemudian diterjemahkan ke dalam falsafah-falsafah yang memicu karyawan untuk selalu berpikir kreatif dan berbeda menuju sebuah arah yang sama. Namun kuncinya tetap berada di tangan sang pemimpin, yakni Putera Sampoerna yang memiliki karakteristik strategic intelligence.

4 ciri pemimpin dengan strategic intelligence:

Visioner – selalu melihat ke depan, berani untuk merubah status quo
Risk Taker (Pengambil Resiko) – berani melawan arus dan melaksanakannya dengan komitmen sampai ke titik sukses.
Pola pikir system thinking – dalam menjalankan sesuatu memiliki skenario dan langkah untuk beberapa tahapan ke depan.
Passion – melakukan sesuatu dengan passion demi misi untuk mengubah keadaan.

Namun di kala ide brilian dan inovatif, tak jarang orang justru takut untuk merealisasikannya karena ragu apakah akan berhasil atau tidak. Untuk itu Putera selalu menekankan prinsip “Don’t blame anybody! Solve the problem, don’t blame the person”. Dengan demikian tiap orang dipacu untuk berpikir dengan cara berbeda tapi harus memiliki arah yang jelas yang harus dieksekusi dengan tepat dan cepat.

Sistem Sampoerna Rank
Putera Sampoerna tidak menganggap penting sebuah jabatan, namun lebih menekankan pada tanggung jawab fungsionalnya. Di Sampoerna karyawan tidak diberi job description, melainkan opportunity. Ini karena tiap orang punya kapasitas berbeda dan unik. Setiap orang dipacu untuk memberikan kontribusi terbaik apabila opportunity yang sesuai dengan kemampuannya datang, tanpa dibatasi tingkat jabatan. Dengan begini, seorang bawahan tak harus menunggu atasannya naik baru bisa memperlihatkan kemampuannya.

Agar atasan mengenal kemampuan bawahannya, setiap manajer harus mengenal semua bawahannya sampai 2 level di bawahnya. Contoh: Si C punya atasan B, dan B punya atasan A. Maka A bukan saja mengenal B, tapi harus juga mengenal C. Bila suatu tugas membutuhkan skill si C, ia bisa langsung menugaskannya tanpa melalui B. Terkesan tidak adil? Mungkin ini dimaksudkan Putera untuk memacu semua karyawannya untuk selalu berprestasi dan berinovasi.

Putera Sampoerna selalu menyamakan bisnis dengan perang, namun perang yang memiliki etika (“business is an ethical war”). Menurutnya, ada 2 tipe karyawan dipandang dari kapasitasnya. Ada yang berani mengambil tanggung jawab (di medan perang disamakan dengan tentara di garis depan atau satuan tempur), atau yang bertahan di status quo (satuan pendudukan).

Yang tak kalah menarik, adalah konsep Putera Sampoerna dalam hal promosi karyawan, yakni konsep tanggung jawab dari si promotor terhadap orang yang dipromosikan. Sehingga bila orang yang dipromosikan berbuat salah, si promotor juga ikut menanggung kesalahannya. Maka seorang manajer harus yakin dulu sebelum memprakarsai suatu promosi.

Kesimpulannya, yang membuat sebuah perusahaan terus tumbuh dan berkembang adalah budaya atau kultur, bukan orang atau bakatnya. Orang bisa saja keluar-masuk di semua lini, namun budaya yang kuat akan mengakar pada keseluruhan perusahaan. Bahkan dapat mengelola setiap orang yang datang dengan latar belakang berbeda untuk dapat bekerja dengan arah yang sama. Budaya yang dilaksanakan dengan baik tidak hanya berpengaruh terhadap kinerja yang lebih bagus, tapi juga menghasilkan organisai yang lebih efisien. Dan dalam konteks Sampoerna, budaya itu adalah budaya ‘Kami Memang Beda’ yang terjabarkan dengan begitu detail dan sempurna dalam The Sampoerna Way.


Wednesday, June 3, 2009

Dasar Kutu Buku!

Itu bunyi SMS dari adik angkatku hari Sabtu minggu lalu, ketika aku bilang padanya bahwa aku sudah gak sabar untuk datang ke Surabaya Book Fair yang diadakan di Gramedia Convention Hall. Yah, apa mau dikata? Memang addictionku terhadap buku kayaknya sudah agak parah. Jangankan ketika ada diskon besar atau cuci gudang macam di book fair ini, pada saat normal saja ketika masuk ke toko buku, hampir selalu (atau malah selalu ya?) aku tergoda untuk membeli buku.

Maka setiap kali Gramedia mengadakan book fair, aku selalu menyempatkan datang. Memang di saat-saat itu kita tidak akan menemukan buku-buku baru, karena even ini kelihatannya diadakan justru untuk cuci gudang. Dan cuci gudang itu benar-benar seru, seperti yang kualami kali ini. Bayangkan, novel-novel semacam Agatha Christie, Mary Higgins Clark atau John Grisham bisa kita temukan di sana dengan harga 7.000 sampai 10.000! Novel super murah macam ini bisa ditemukan di tengah-tengah area pameran, dan biasanya tumpukan buku itu sudah berantakan bentuknya karena terlalu banyak diubek-ubek pengunjung.

Tapi, entahlah! Mengapa kegiatan mengubek-ubek barang obralan macam itu terasa seru dan exciting, apalagi kalau kita menemukan buku lama yang bagus tapi kita belum pernah baca? Apa teman-teman juga merasakan yang sama? Mungkin tidak spesifik pada buku, tapi juga pada baju? Atau kegilaan ini hanya melulu dimiliki cewek ya??

Anyway, sore itu, dengan kedua tangan kotor (karena buku cuci gudang itu pasti asalnya dari gudang yang berdebu akibat tidak tersentuh selama setahun), maka dengan senyum puas aku berhasil menemukan dan mengumpulkan 8 buah buku. Well, gak semuanya sih hasil ubek-ubek, ada 2 buku diantaranya yang aku temukan sedang berdiri rapi di rak yang berlabel ‘diskon 20%’. Keduanya aku beli juga karena memang aku butuhkan.

Jadi, inilah hasil buruanku itu (sori kalo fotonya rada gelap...):

3 novel:


Agatha Christie – Misteri Sittaford, aku rasanya sudah membaca hampir semua Agatha Christie, tapi suka lupa judulnya dan kadang-kadang malah ceritanya. Maka, karena toh hanya 10.000, aku putuskan untuk tetap beli. Kalau setelah baca sinopsisnya, aku tetap gak inget ceritanya, yah..anggap aja aku memang belum baca (dasar kutu buku!).

Mary Higgins Clark – Kidung Sukacita, aku sudah lama pengen baca buku ini, tapi belum sempat beli dan akhirnya kelupaan, sampai saat itu ketika sampulnya yang merah menyala itu menyembul dari onggokan buku di rak yang berlabel 7.000! Maka tanpa pikir panjang, langsung aku tarik dan amankan dalam genggamanku sambil mencari korban berikutnya...

Mary Higgins Clark – Kota Kenangan, yang satu ini aku temukan di sebelah rak 7.000-an, kubaca sinopsisnya kayaknya bagus, lalu labelnya bertuliskan 10.000, yah..lumayanlah buat novel setebal ini yang mungkin aslinya berharga sekitar 45.000-50.000-an.

2 buku motivasi:

Keduanya aku temukan di rak 10.000-an. Memang pengarangnya gak terkenal, tapi untuk 10.000 aja gak ada salahnya lah berusaha tambah-tambah ilmu...

3 buku untuk bahan artikel:


Buku-buku ini kubeli bukan karena addicted, tapi memang sebagai –katakanlah- modal bisnis internet marketingku, yakni untuk bahan membuat konten website-websiteku. Dulu bahkan sering aku mengirimkan artikel ke E-zine Articles, tapi belakangan mereka tambah ketat aturannya sehingga 2 kali artikelku direject dan minta direvisi. Tahu sendirilah, merevisi itu jauh lebih sulit daripada menulisnya, jadi urung aku kirim lagi. Sebaliknya aku publish di website sendiri dan aku submit ke www.propeller.com, yang ternyata beberapa kali sempat di prop orang.
2 diantaranya untuk website yang bertema fitness dan weight loss, sedang satunya buku resep untuk website-ku yang mengenai nutrition.

Well, tadinya aku pikir ke-8 buku itu sudah lebih dari cukup untuk bacaan selama dua bulan. Tapi aku ternyata keliru...

Karena mamaku tiba-tiba ingin menghadiahi buku untuk seseorang yang telah berjasa pada keluargaku, maka aku terpaksa balik lagi ke book fair pada Minggu siang untuk mendapatkan buku itu. Kalau sampai disitu saja sih sebenarnya aku aman-aman saja, tapi aku kebetulan ‘pamer’ buku-bukuku itu ke sahabat mayaku yang punya selera mirip denganku,
mbak Reni. Akhirnya beliau titip juga dibelikan novel Mary Higgins Clark. Jadilah aku kembali lagi ke arena ubek-ubek buku itu, dan menemukan 2 buku lagi yang pada kunjungan pertama belum kulihat. Yakni John Grisham – Skipping Christmas dan Sidney Sheldon – The Naked Face. Karena mbak Reni udah baca Sidney Sheldon, maka aku ambil si Sidney sementara John diambil mbak Reni.

Begitulah akhirnya antrean novelku sekarang ada 4 buah, dan waktu berjalan pulang ke parkiran, aku baru sadar juga kalau kakiku yang dua bulan lalu terpelecok jadi berasa sakit lagi. Gara-gara terlalu bersemangat hunting buku! Yah...tapi dengan begini jadi ada alasan buat duduk-duduk berselonjor di rumah sambil baca buku, bukannya ke gym untuk mencoba mulai fitness lagi....hehehe, dasar kutu buku!