Wednesday, July 29, 2009

The Naked Face – Sidney Sheldon

Bagi penggemar Sidney Sheldon, mungkin novel ini sudah lama banget pernah anda baca. Karena menurut Sheldon di memoarnya, The Naked Face ini adalah novel pertamanya yang diterbitkan. Memang novel jadul, tapi aku suka banget dengan ceritanya. Kayaknya aku lebih suka The Naked Face (TNF) ketimbang Windmill of God yang alurnya agak terlalu ruwet dan ceritanya lebih sensasional. TNF ini lebih membumi, dan satu lagi yang bikin aku suka: ada unsur psikologisnya. Satu sisi yang aku suka pada kisah misteri. Tak heran aku juga pecinta novel Agatha Christie, karena AC selalu memasukkan unsur karakter manusia, terutama karakter pembunuhnya.

Bagiku hampir semua tindak kriminal di dunia ini selalu disebabkan oleh karakter atau sifat manusia ini. Maka tak heran apabila tokoh dalam novel ini, Judd Stevens mampu menganalisa sifat dan pembawaan sang pembunuh, meski ia sendiri tak pernah bertemu dengannya. Masih ingat kisah Sherlock Holmes? Sang detektif selalu bisa menganalisa tentang seorang penjahat hanya dari bukti-bukti yang ia temukan kan? Ia tahu si penjahat tinggi atau pendek, tua atau muda, dsb. Nah, Judd memang bukan detektif, namun ia adalah seorang dokter psikoanalisis. Sang dokter pertama kali terlibat dalam sebuah kasus pembunuhan tatkala pasiennya, seorang pria beristri yang kemudian menjadi gay, mati dibunuh.

Pagi itu hujan sedang mengguyur jalan raya, ketika si calon korban sedang berjalan kaki mengenakan jas hujan kuning, dan merasa amat gembira. Karena, setelah pengobatan bersama Dr. Stevens, ia kembali menjadi lelaki normal dan kini hendak kembali ke istrinya lagi. Namun malang, di tengah perjalanan pulang, ia ditikam oleh orang tak dikenal. Dokter Judd Stevens mungkin saja tak akan terlibat dalam kasus itu, kalau bukan jas hujan kuning dengan namanya yang sedang dipakai si korban. Maka dua orang polisi, McGreavy dan Angeli mulai menyelidiki Judd. Karena McGreavy punya masalah pribadi dengan Judd, tak heran Judd langsung menjadi tersangkanya.

Tak lama berselang, jatuh lagi korban, yakni Carol. Ia resepsionis Judd di klinik psikoanalis-nya. Maka Judd mulai berpikir, apa hubungan antara kedua korban? Tidak ada, kecuali... Ya! Mungkin ia lah yang sebenarnya diincar oleh si pembunuh. Mengingat korban pertama mengenakan jas kuning kepunyaannya, mungkin ia dikira Judd. Apalagi tak lama kemudian ia juga menjadi korban tabrak lari. Masalahnya, Judd tak bisa mempercayai McGreavy. Di satu pihak ia berkejar-kejaran dengan si pembunuh (karena saat pembunuh keliru membunuh targetnya, maka ia akan tak sabar untuk menuntaskan hasrat membunuhnya). Namun di sisi lain, McGreavy tak mempercayai analisanya. Maka Judd harus bekerja sendiri mengungkap sosok si pembunuh. Untungnya, Angeli, partner McGreavy nampaknya mempercayainya.

Suatu saat ada orang yang hendak membunuh Judd, sehingga ia sampai harus bersembunyi di kantornya, dan menyetel kaset rekaman yang selalu ia gunakan sebagai file untuk mencatat setiap pertemuannya dengan pasien. Si pembunuh yang menyangka bahwa di kantor ada orang lain, langsung membatalkan aksinya. Selamat lagi! Namun sampai kapan Judd bisa bertahan? Tak heran bila ia lalu menyewa jasa detektif pribadi. Si detektif bernasib malang, ia duluan dibunuh meski sempat memberi petunjuk pada Judd, bahwa si pembunuh adalah Don Vinton? Siapa Don Vinton itu?

Maka mulailah Judd memutar kembali semua rekaman pasien-pasiennya, dan mempelajari karakter mereka. Barangkali ada yang punya kemungkinan ingin membunuhnya. Di antara para pasiennya, ada seorang wanita cantik bernama Anne yang ditaksir Judd. Anne memiliki masalah dengan suaminya, namun dalam kunjungan-kunjungannya tak pernah mengungkapkan dengan jelas perihal sang suami. Ada juga beberapa pasien lain yang mencurigakan, namun akhirnya semua penyelidikannya mentok.

Hingga akhirnya Judd menyadari bahwa Don Vinton bukanlah nama orang, melainkan sebutan untuk sebuah geng mafia besar. Nah, di sini mulai tampak ciri khas seorang Sidney Sheldon, selalu ada hal yang berbau sensasional. Tak ada yang biasa-biasa saja tampaknya dalam kamus Sheldon, berbeda banget dengan Agatha Christie yang tokoh-tokohnya selalu orang-orang biasa.

Kesimpulannya, meski pihak kepolisian terus berusaha mengusut kasus itu, namun justru Judd-lah yang menemukan bahwa sebuah geng mafia sedang mengincarnya. Ia juga yang berhasil menganalisis karakter maupun kebangsaan dan ciri-ciri tubuh si pembunuh. Satu hal yang tak ia duga, bahwa sang pembunuh dibantu pula oleh seseorang yang tidak ia sangka. Meski aku berhasil menebak sebelumnya, namun lebih baik aku menutup posting ini dengan tetap membiarkan endingnya menggantung. Toh anda yang sudah membaca juga sudah tahu akhir ceritanya, sementara anda yang belum dan ingin membaca, mungkin akan bergegas mencari bukunya. Bagaimanapun juga, bukan Sidney Sheldon namanya bila tak berhasil membangun ketegangan pembacanya kan?

Judul: The Naked Face
Pengarang: Sidney Sheldon
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Maret 1979 (cetakan pertama)
Halaman: 324
Harga: Rp 12.000,- (pas obral di Book Fair)



Sunday, July 19, 2009

Misteri Sittaford – Agatha Christie

Kadang-kadang menyenangkan juga membaca kisah detektif milik Agatha Christie tanpa Miss Marple maupun Hercule Poirot. Pemecahan misteri ala Poirot selalu cenderung menggiring opini kita sesuai cara tokoh Poirot mengolah ‘sel-sel kelabu’nya. Nah, misteri yang dipecahkan oleh tokoh orang awam, bukan detektif, justru lebih mendebarkan dan manusiawi. Kita akan diajak menebak-nebak, mencurigai orang yang salah, menghitung-hitung alibi, memikirkan kasus itu dari sudut pandang orang awam. Alhasil, aku berhasil menebak pembunuh dalam kisah yang satu ini dengan tepat! [Tapi..bukan berarti ga seru ceritanya loh!]

Sittaford adalah nama sebuah desa yang terletak di atas sebuah bukit nan sepi dan terpencil di Inggris. Seorang Kapten Joe Trevelyan memiliki sebuah rumah besar yang disebut Sittaford House, dan beberapa cottage kecil yang ia jual kepada para pensiunan tua. Saat itu musim salju, dan rumah yang didiami Kapten Trevelyan disewa oleh dua wanita nan glamour dan gaya, Mrs. Willett beserta putrinya, Violet. Tentu saja mengherankan wanita macam mereka mau menyewa rumah di desa yang sunyi saat musim salju, dan ini juga menjadi pertanyaan seluruh penduduk desa. Kapten Trevelyan sendiri terpaksa pindah dengan membawa semua barang pribadinya ke sebuah rumah di kota Exhampton, beberapa kilometer dari Sittaford.

Suatu malam saat cuaca buruk dan hujan salju membuat jalanan Sittaford tak dapat dilalui kendaraan. Saat itu Mrs. Willett mengundang tetangga-tetangganya, para penghuni cottage untuk minum teh bersama di rumahnya. Yang hadir ada Mayor Burnaby – sahabat Kapten Trevelyan sejak muda, dan beberapa tamu lainnya. Karena suasananya mendukung, mendung, gelap dan dingin, mereka setuju untuk bermain ‘meja bergoyang’ atau semacam jelangkung. Arwah yang dipanggil akan berkomunikasi dengan cara menggoyang meja yang diletakkan di tengah-tengah peserta. Bila meja bergoyang 1x, berarti menunjukkan huruf A. 2x berarti B, dan seterusnya, yang akan terangkai menjadi kata tertentu.

Permainan menjadi semakin seru, sampai akhirnya meja tiba-tiba bergoyang sendiri tanpa ditanya. Tampaknya ada roh yang mau mengirim pesan kepada Mayor Burnaby. Pesannya: T-R-E-V... Orang-orang langsung menebak: Kapten Trevelyan! Ada apa dengannya? Meja bergoyang lagi: M..jeda sejenak, lalu..A-T-I... Dan semua orang kini mulai ketakutan. Puncaknya saat meja menggoyangkan deretan huruf ini: P-E-M-B-U-N-U-H-A-N...

Timbul keresahan di antara semua orang. Ada yang menganggapnya lelucon yang keterlaluan, namun Mayor Burnaby, sahabat Kapten Trevelyan-lah yang tampak paling terpukul. Sampai-sampai ia memutuskan untuk berjalan kaki ke Exhampton untuk menengok apakah sahabatnya itu baik-baik saja. Memang permainan itu konyol, namun ia takkan tenang apabila tidak melihat sendiri. Maka berangkatlah Mayor Burnaby sendirian di malam yang gelap dan salju tebal itu.

Saat tiba di Havelmoor, rumah Joe Trevelyan, tak ada yang menjawab ketukan Burnaby. Maka bersama seorang polisi dan seorang dokter, Burnaby menerobos masuk ke rumah, dan mendapatkan Joe Trevelyan memang sudah mati!

Maka mulailah kita disuguhi penyelidikan polisi ala cerita detektif. Waktu kematian, alibi semua orang, motif, dsb. Inspektur Narracott yang bertugas menyelidiki. Tertuduh sementaranya adalah James Pearson, keponakan Trevelyan yang diketahui hari itu pernah mengunjungi Trevelyan, dan ia sedang dalam kesulitan uang. Namun, seperti biasa, tak ada kasus yang terlalu mudah untuk Agatha Christie!

Polisi tidak melakukan penyelidikan sendirian. Tanpa sengaja, seorang wartawan bernama Charles Enderby diutus oleh penerbit majalah tempatnya bekerja, untuk mengirimkan cek senilai $5000 kepada Mayor Burnaby sebagai hadiah sebuah undian. Charles girang sekali karena tanpa sengaja, ia datang tepat pada saat ada pembunuhan sedang terjadi. Naluri jurnalistiknya langsung bekerja. Dan ternyata, lebih beruntung lagi, ia dapat berkenalan dengan seorang gadis bernama Emily Trefusis. Emily adalah tunangan James Pearson. Ia wanita yang memikat, cerdas, keras dan penuh percaya diri. Ia ingin menyelidiki sendiri kasus itu demi membebaskan tunangannya dari penjara.

Maka bekerja samalah kedua orang muda itu, Charles dan Emily. Kalau polisi menggarap hal-hal di luar Sittaford, kedua orang muda itu dapat dengan leluasa berkenalan dan berteman dengan orang-orang Sittaford sendiri. Seperti biasanya, sang pelaku pasti adalah orang-orang di sekitar korban, kan? Dan hanya dengan membaur dan bercakap-cakaplah kebenarannya akan terungkap. Khas Agatha Christie ya? Dan justru itulah keahliannya. Menyelipkan potongan-potongan informasi ke dalam percakapan yang tampak mengalir dengan wajar. Sedikit informasi dari si A, lalu sedikit dari si B, dan bila digabungkan: taraaa...itulah jawabannya.

Tentu saja prosesnya tak se-simpel itu. Di tengah-tengah penyelidikan mereka, tiba-tiba muncul tokoh narapidana yang melarikan diri dari penjara, lalu ada juga kemunculan saudara laki-laki James Pearson. Semuanya mendambah keruwetan misteri ini, namun kalau anda jeli dari awal, anda mungkin bisa memperkirakan pembunuhnya, seperti aku juga. Caranya sih tidak terpikirkan, kayaknya untuk membunuh itu butuh kemampuan logika dan matematika yang kuat ya?

Jadi silakan membaca bukunya bagi yang belum, tapi kalau sudah dan anda tahu pembunuhnya...jangan bongkar rahasia pada teman-teman yang lain ya!!!

Judul buku: Misteri Sittaford
Pengarang: Agatha Christie
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992
Cetakan: ke 2, 2003
Harga : Rp 10.000,- (diskon di Book Fair)



Tuesday, July 14, 2009

The Curious Case of Benjamin Button

Pernahkah anda bayangkan, bagaimana kalo jarum sebuah jam berputar ke arah yang yang sebaliknya? Apa yang akan terjadi seandainya kehidupan ini berjalan mundur, bukannya maju? Film yang masuk nominasi Oscar ini akan membuka mata kita bahwa banyak hal yang tak pernah kita pikirkan bisa saja terjadi, dan hanya dengan kedewasaan dan cinta-lah kita akan sanggup menghadapinya.

Kisah yang amat unik ini tertoreh pada sebuah diary tua berwarna coklat yang disimpan oleh seorang wanita tua renta yang sedang mendekati ajal di sebuah ranjang rumah sakit, ditemani oleh anak perempuan semata wayangnya. Pada saat-saat terakhir itu si wanita tua tampaknya ingin membuka sebuah rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat pada anaknya. Maka si anak disuruhnya membacakan isi diary itu. Inilah isi diary Benjamin Button...

Tepat pada hari berakhirnya Perang Dunia II pada thn 1918, seorang ibu meninggal dunia setelah melahirkan anak lelakinya ke dunia. Si ibu berpesan pada suaminya untuk ‘memberi anak mereka tempat (dalam hidup)’. Aku awalnya bingung, apa maksudnya? Namun pertanyaanku langsung terjawab begitu si suami melongok ke box bayi. Ia spontan meloncat menjauh sambil berteriak, kaget setengah mati melihat bayinya yang mirip monster! Maaf, kata jelek saja tidak cukup untuk mendeskripsikan kondisi si bayi. Wajah dan kulit di sekujur tubuhnya penuh kerut persis seperti milik seorang berusia 80 tahun! Ya, bayi ini terkena suatu kelainan gen. Si ayah yang panik (mungkin karena sangat kecewa dan tak dapat menerima kenyataan) langsung menggendong bayi itu dan membawanya pergi. Ia letakkan bayi yang terbungkus selimut itu di anak tangga sebuah rumah, lalu pergi begitu saja...

Rumah itu ternyata adalah sebuah Panti Jompo. Adalah seorang wanita muda keturunan kulit hitam bernama yang menemukan bayi itu. Ia kaget melihat kondisi si bayi, namun bertekad untuk merawatnya, meski sang tunangan tak setuju. Si wanita berkata: ‘Ia mungkin seperti monster, tapi ia tetap makhluk ciptaan Tuhan’. Bayi itu ia beri nama Benjamin. Benjamin kecil (namun berwajah dan bertubuh tua) dibesarkan di lingkungan panti jompo bersama penghuni lainnya. Wajar saja kalo Benjamin kesepian, karena banyak orang menganggapnya berbeda. Ia agak terhibur ketika ada cucu seorang penghuni panti itu yang sedang mengunjungi neneknya. Seorang anak perempuan yang manis bernama Daisy, yang suka berteman dengan Benjamin, dan tidak menganggapnya aneh.

Kelainan yang diderita Benjamin itu ternyata membuatnya semakin hari justru menjadi semakin muda. Maka saat telah berusia 17 thn, tubuh Benjamin sudah makin muda dan kuat. Ia lalu meninggalkan rumah ibunya untuk hidup mandiri, dengan bekerja sebagai kelasi di sebuah kapal. Ia meninggalkan Daisy meski benih-benih cinta mulai tumbuh. Pernah pada suatu masa Benjamin terlibat asmara dengan wanita lain, dan ini ia tuliskan di kartu pos-kartu pos yang rutin ia kirimkan untuk Daisy. Hal itu membuat Daisy memutuskan untuk pindah ke New York fokus untuk belajar menari. Meski mereka berdua mengambil jalan yang berbeda, namun takdir toh mempertemukan mereka kembali saat usia keduanya sudah dewasa.

Saat Daisy hamil, yang dipikirkan oleh Benjamin adalah, bagaimana kelak ia harus membesarkan anaknya dengan kelainan fisik yang akan membuatnya menjadi semakin muda. Kan ga lucu kalo saat si anak tumbuh dewasa, si ayah malah jadi anak kecil lagi? Benar-benar tantangan hidup yang berat ya?

Lalu, bagaimana Benjamin dan Daisy mengatasinya? Dan apakah Benjamin akan menjadi semakin muda sampai tiba pada fase anak-anak di usia tuanya? Lalu siapakah si ibu tua yang memiliki diary Benjamin itu? Semua akan terjawab setelah anda nonton film sepanjang 2,5 jam ini! Memang dialognya agak melelahkan untuk diikuti, namun banyak nilai yang aku petik dari film apik yang dibintangi si ganteng Brad Pitt ini (lumayanlah meski rada panjang, bisa menikmati wajah Brad Pitt muda nan keren, dengan kacamata hitam dan jaket kulitnya).

Benjamin mengajarkan pada kita bahwa tak perlu berkecil hati saat kita berbeda dari orang lain. Berbeda bukan berarti kita buruk atau salah. Bila kita menganggap diri kita sama dengan orang lain, orang pun akan memperlakukan kita sama dengan mereka. Jangan menutup diri hanya karena anda berbeda!

Semua manusia adalah ciptaan Tuhan, ganteng atau jelek, normal atau tidak normal. Kita harus menerima mereka sebagai sesama kita. Apalagi kalo ia adalah keturunan kita sendiri. Justru pada anak seperti inilah cinta dan dukungan orang tua sangat berpengaruh pada hidup mereka selanjutnya. Beruntunglah Benjamin karena dipungut oleh pribadi yang kuat namun penuh cinta seperti .... Berkat cinta .... lah Benjamin bisa hidup dengan bahagia.

Saat mendidik anak dengan kebutuhan khusus atau yang ‘berbeda’, perlakukanlah mereka secara normal. Sikap over-protektif justru akan menyulitkan mereka saat dewasa.

Jangan pernah putus asa saat orang menganggap kita aneh. Jangan pula bertanya ‘mengapa’. Justru harusnya kita mencari kelebihan yang ada pada diri kita, dan mengeksplornya, untuk memberikan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia.

Menjadi tua bukan alasan bagi kita untuk ‘berhenti’ dari hiruk pikuknya hidup. Selama tubuh dan kesehatan masih memungkinkan, ada begitu banyak hal yang bisa dilakukan agar kita tetap berguna bagi dunia dan sesama. Contohlah Benjamin Button yang memutuskan untuk bekerja sebagai pekerja kasar di kapal, dalam keadaan fisiknya yang seperti orang tua. Sementara orang-orang jompo lainnya, yang mungkin saja secara fisik lebih muda darinya tak ada yang bergeming. Fisik boleh menjadi tua, namun tetaplah menjaga agar semangat senantiasa menggelora!

Akhirnya, film ini mungkin film terunik yang pernah aku tonton. Pesona Brad Pitt tak perlu diragukan lagi, baik dari segi wajah maupun akting. Sayang pemeran Daisy saat dewasa (Cate Blanchet) tidak secantik pemeran waktu kecilnya. Namun secara keseluruhan, ini jenis film yang akan membuat hati anda tergetar, dan kesan yang ditorehkannya dalam hati anda tak akan pudar dalam waktu singkat. Peringatan: Buat yang merasa diri cengeng, harap siapkan sekotak tissue saat nonton film ini!




Saturday, July 11, 2009

Menunggu Harry Potter 6 - The Movie!

Inilah film yang sekarang paling aku tunggu-tunggu: Harry Potter 6 - The Half Blood Prince! Aku memang fansnya Harry Potter. Awal perkenalanku dengan Harry Potter adalah saat bukunya yang pertama sampai ketiga telah terbit di Gramedia. Beberapa saat sebelumnya, aku iseng-iseng membuka situs Amazon.com untuk mencari tahu buku apa yang sedang masuk best-seller di Amrik. Ternyata dari top 40-nya, kutemukan ada dua judul yang aneh. Yakni Harry Potter and the Sorcerer Stone, dan Harry Potter and the Chamber of Secret. Gambar covernya lebih aneh lagi, anak kecil duduk di sapu yang lagi terbang. Pikirku waktu itu, apa nih..masak buku anak-anak dengan tema khayalan begini bisa masuk top 40-nya Amazon? Apa istimewanya?



Nah, ternyata beberapa hari setelah itu, ketika aku masuk Gramedia, aku menemukan satu rak khusus berisikan buku-buku itu. Iseng aku buka dan baca isi awalnya, kayaknya lumayan menarik. Apalagi dengan adanya fakta bahwa buku itu masuk best seller, maka aku beli aja HarPot yang pertama. Dan memang, aku akui bahwa begitu aku mulai membaca halaman pertama, aku tak bisa berhenti membaca sampai buku itu berakhir. Meski sebenarnya aku tak suka dengan buku anak-anak, namun kuakui bahwa yang satu ini istimewa. Entah mengapa, buku ini begitu enak dibaca. Sama sekali tidak berkesan seperti cerita anak-anak. Aku paling suka dengan penggambaran JK Rowling tentang sekolah sihir Hogwarts. Begitu nyata, sehingga aku seolah bisa membayangkan diriku sendiri berada di Hogwarts, ikut makan malam di aula yang beratap awan dan berhias lilin-lilin yang melayang, duduk di meja panjang yang penuh makanan, dsb. Pokoknya, aku benar-benar tersihir deh!



Setelah itu, akupun resmi jadi fans setia HarPot. Semua bukunya aku punya, malahan sejak buku kelima aku mulai mencoba membaca versi bahasa Inggrisnya. Yang lebih mengesankan, adalah karena selain alur cerita, penggambaran, dan dialog yang hebat, terselip juga nilai-nilai yang baik dari cerita HarPot, yakni cerita tentang 'kasih'. Tentang hal ini pernah aku posting di artikel: Pesan Terbesar JK Rowling Dalam Harry Potter: Kasih.



Dan setelah versi film HarPot terbit, aku juga tak pernah melewatkan nonton, baik di bioskop maupun CD. Meski aku tetap menganggap tak ada yang mengalahkan versi bukunya. Dari buku, kita bisa bebas berimajinasi dan sekaligus mengambil nilai-nilai tentang kasih dan persahabatan, sedang dari film kita mendapat ramuan special effect yang menghibur. Meski begitu film yang ke 6 ini tetap aku tunggu-tunggu kehadirannya. Tgl 15 Juli nanti akan mulai diputar, tapi entah kapan ya diputar di Indonesia, khususnya Surabaya? Lihat dari trailernya, film ini kayaknya lebih seru, dan dengan adegan-adegan layaknya film action top Hollywood. Keren pasti!



Ngomongin tentang film HarPot, ga seru kalo ga ngomongin para pemerannya. Daniel Radcliff, Emma Watson dan Rupert Grint. Mereka pemeran sejak film HarPot 1, dan sekarang tongkrongan mereka sudah semakin dewasa aja. Ya jelas dong, sudah 19 tahun! Ini beberapa foto yang aku dapet dari sini.





Menurutku, Daniel Radcliff, pemeran Harry Potter kok jadi semakin 'feminin' ya penampilannya? Lihat aja model jasnya, pake kancing Cina? pinggirannya pake bisban? Warna kemejanya warna salem lagi! (jadi inget Ross di Friends yang suka baju-baju warna feminin gitu...)



Sebaliknya kalo Rupert Grint yang memerankan Ron Weasley, malah sekarang makin macho dan mulai keliatan ganteng! Gayanya masih santai dan cuek, tapi masih kayak 'cowok'lah..





Yang paling menakjubkan adalah si cantik nan cerdas Hermione Granger, eh..maksudnya si Emma Watson, pemerannya. Emma makin dewasa makin cantik dan anggun aja! Dengan gayanya yang anggun dan make-up yang soft natural, liat aja ini...





Nah..kita tunggu aja deh tanggal mainnya ya! Sementara itu aku mau memajang 4 award dari para sahabat (kayaknya akhir-akhir ini kok postingku selalu berbuntut award yah?? Moga-moga ga pada bosen). Biarin deh, yang penting ga ngecewain yang sudah berbaik hati mengirimkan award, seperti Yunna, Inuel dan mbak Reni.



Award dari Yunna ini aneh juga ya, kenapa dikasih judul 'cari jodoh'? Hehehe...yang jelas aku bukan lagi cari jodoh lho!!





Dan yang dari Inuel adalah hasil karyanya sendiri, yang diambil dari fotonya bersama dengan seorang teman yang mengenakan baju kembar. Kreatif juga ya!





Terakhir yang dari mbak Reni, dua-duanya berasal dari kreasi sendiri Ateh75.







Buat Yunna, Inuel, dan mbak Reni, thanks ya buat award kalian! Dan buat mbak Elly, Itik Bali, Tukang Komen, mas Trie, Attayaya, dipersilakan mengambil semua award yang kalian belum punya, tuk dibawa pulang sebagai hadiah dariku.



Friday, July 10, 2009

Winners Never Cheat

Pemenang tak pernah curang. Benarkah? Setelah membaca buku ini anda akan mengerti bahwa pemenang sejati adalah mereka yang bermoral dan berintegritas tinggi. Kebohongan atau kecurangan hanyalah milik para pecundang, begitu kira-kira pemikiran Jon M. Huntsman, yang menulis buku ini berdasarkan pengalamannya menjadi pemimpin dan CEO yang selalu menggunakan pelajaran moral yang ia pelajari sedari kecil, dalam berbisnis. Ternyata prinsip-prinsip yang ia ungkapkan itu juga berguna bagi kita di tempat kerja kita. Mari kita kupas bersama prinsip ketulusan dan kemurahan hati dari sudut pandang seorang miliarder besar...

Saat diciptakan, manusia telah mendapatkan hati nurani dari Sang Pencipta (bisa dibilang kayak beli laptop yang udah ada Operating Systemnya entah Windows atau Linux, sepaket deh!). Dan sedari kecil, dunia (orang tua, saudara, guru) telah memberikan pelajaran moral pada kita. Mengambil milik orang lain itu salah, berdusta itu dosa, janji harus dipenuhi, harus bersikap adil, bla bla bla. Namun banyak orang yang setelah semakin dewasa, lantas membuat alasan-alasan bahwa setiap orang pernah berdusta, atau kita memang harus berbuat curang agar tetap kompetitif. Huntsman menyadarkan kita bahwa orang yang tetap mempertahankan nilai luhur yang selama ini mereka pegang, akan meraih cita-cita dan mendapatkan kebahagiaan, serta menemukan tujuan yang lebih besar dalam hidup selain sekedar mengumpulkan kekayaan. Prinsip yang kita pelajari sebagai anak-anak, yaitu sederhana dan adil hendaknya tetap menjadi kompas moral kita demi kebahagiaan kita.

Apa itu kompas moral? Kesadaran moral yang kita dapat dari Tuhan serta diprogram oleh ortu, guru, dsb sedari kita kecil. Dan kompas itu akan membedakan jalan yang benar dan tidak benar sampai akhir hidup kita. Huntsman menceritakan dirinya sendiri saat masih kecil pernah mengambil eskrim di toko ketika pemilik toko tak melihat. Lalu saat akan keluar dari toko, si pemilik menegur, “Apa kamu sudah membayar Jon?”. Kapan tepatnya Huntsman kecil sadar bahwa yang ia lakukan salah? Pada saat ditegur pemilik toko? Tidak. Saat ia mengulurkan tangan untuk meraih eskrim itulah kompas moralnya sudah menunjukkan arah yang salah! Kita memilikinya sejak anak-anak, lalu mengapa kompas ini pada saat dewasa jadi ‘error’? Menurut Huntsman: rasionalisasi meredupkan kesadaran, arogansi menyamarkan batas, dan keputusasaan mengalahkan naluri. [George Washington: “Berusahalah untuk mempertahankan percikan kecil dari api abadi yang dinamai kesadaran dalam dada anda.”]

Masih menurut Huntsman, aturan yang kita hormati atau yang tidak kita pedulikan akan menentukan karakter pribadi kita. Karaketer ditentukan oleh keberanian dan integritas. Reputasi adalah bagaimana orang memandang anda, sedang karakter adalah bagaimana anda bertindak saat tak seorang pun melihat. Saat negosiasi misalnya, Huntsman menekankan pada kita untuk selalu melakukannya dengan prinsip. Entah itu bernilai $1 ataupun $1 milyar. Namun persaingan kadang menjauhkan kita dari prinsip itu. Persaingan merupakan bagian tak terpisahkan dari bisnis, namun kecurangan dan kebohongan pada tahap itu akan melahirkan kegagalan. Para pemenang sejati selalu memegang aturan dengan menerapkan talenta, kerja keras dan kejujuran dalam negosiasi bisnis. Dan hal itu akan memastikan mereka untuk memperoleh bisnis-bisnis selanjutnya dari relasi tsb.

Pemenang adalah sosok yang patut menjadi teladan. Salah satu ciri pemimpin teladan adalah, saat anak buah anda melakukan kesalahan, buatlah ia tetap mempertahankan keyakinan dirinya serta berkomitmen untuk melakukannya dengan lebih baik. Ingat! Kepemimpinan tidak berarti dominasi atas orang lain, melainkan gabungan antara karakteristik yang menimbulkan rasa hormat, sukses dan kelanjutan yang terus-menerus. Pemimpin haruslah mengetahui semua fakta, memiliki pengalaman, menunjukkan kasih sayang serta perhatian, berani mengambil resiko (yang telah diperhitungkan tentu saja!), dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, kesederhanaan, murni-energetik-terikat, serta siap untuk bertahan saat nilai-nilai moral mereka ditantang!

Selain itu, pilihan atas orang-orang yang mengelilinginya, turut mempengaruhi keberhasilan Huntsman. Pilihlah rekan/partner yang sejalan dengan standar moral anda. Karena ketika ada seorang saja staf yang suka memotong jalur atau tidak jujur, organisasi tsb akan membayar harga dari sikap tak jujur itu. Untuk mendapatkan rekan yang bijaksana memang sulit, karena dibutuhkan keberanian untuk berpijak pada kebenaran, saat mayoritas berada di sisi yang berlawanan. Keberanian itu bukanlah pemahaman tentang benar dan salah, namun kekuatan untuk memilih jalur yang benar.

Balas dendam adalah salah satu yang harus dihindari oleh pemenang. Saat anda dicurangi, difitnah atau dikalahkan, balas dendam adalah keinginan pertama yang biasanya timbul. Jangan lakukan itu! Letakkan semua kegagalan, ejekan pesaing, uang yang hilang, atau penyakit anda di belakang! Terimalah apa adanya, dan terus maju, itu kuncinya. Tahukah anda bahwa balas dendam yang terbaik adalah dengan kesuksesan anda? Jika pesaing telah melukai anda, salurkan segenap energi anda untuk mendapat porsi pasar lebih besar, dan membuat perusahaan anda untung lebih banyak. Melakukan sesuatu secara lebih baik adalah jawaban yang sehat terhadap semua hal! Jika anda gusar, salurkan kemarahan pada seseorang yang anda percaya. Tapi setelah itu teruskan hidup tanpa menyimpan kekesalan, karena kepahitan akan merusak semua yang indah dalam hidup anda.

Saat kecil kita diajari untuk selalu berbuat baik, sayangnya sering tidak diterapkan pada saat dewasa. Karakter murah hati memang berasal dari gen, namun bisa dilatih. Manusia selalu butuh dihargai, dipercayai dan dihormati dalam segala aspek kehidupan mereka. Seorang pemenang akan memperlakukan semua pesaing, konsumen, karyawan dan teman mereka dengan kebaikan dan kemurahan hati yang sama dengan yang yang diinginkannya dari orang lain. Hubungan antar personal merupakan inti dari keberhasilan bisnis. Oleh karena itu, kita hendaknya selalu mencari waktu untuk bertemu dengan bawahan, konsumen, relasi untuk mengucapkan terima kasih dan mengakui kontribusi mereka. Simaklah 2 bait yang dipetik dari puisi John Donne yang berjudul ‘No Man Is An Island’ ini...

Tak seorang pun bisa hidup sendiri
Tak seorang pun berdiri sendiri
Kebahagiaan setiap manusia adalah kebahagiaanku juga
Kesedihan setiap manusia adalah kesedihanku juga

Kita saling memerlukan
Sehingga akan aku pertahankan
Setiap orang sebagai saudaraku
Setiap orang sebagai temanku
Bayangkan betapa indahnya dunia tempat kita pijak ini apabila setiap orang melakukannya!

Aku setuju dengan pendapat Huntsman, bahwa kepedulian terhadap sesama harus menjadi bahan utama dalam resep setiap orang untuk pencapaian materi [hal. 159]. Pemberian kita tidak selalu harus dalam bentuk uang, waktu (dalam banyak hal) lebih berharga daripada uang. Meluangkan waktu, menyediakan diri untuk membantu atau sekedar mendengarkan, serta membagi keahlian sama berharganya dengan uang.

Akhirnya, pelajaran moral yang kita terima waktu kecil dahulu masih relevan sampai kapanpun, dalam situasi apapun. Yang terpenting adalah, maukah kita untuk memegang prinsip moral yang benar saat dihadapkan pada dua pilihan: moral atau uang? Marilah kita mengasah kembali moral kita, karena kita telah sadar bahwa pemenang sejati adalah mereka yang selalu berpegang pada kebenaran, meski jalan itu sulit dan kadang bahkan membuat kita rugi. Namun, aku pribadi percaya, bahwa selama kita berbisnis dan bekerja dengan baik, Tuhan tak pernah menutup mataNya terhadap kita! Setuju?

Judul : Winners Never Cheat
Pengarang : Jon M. Huntsman
Penerbit : BIP, 2006
Halaman : 191
Harga : Rp 10.000 (obral saat book fair)



Tuesday, July 7, 2009

The Ideavirus – Kiat Menjual Tanpa Memasarkan

Hari gini mau jualan tanpa memasarkan? Ide gila siapa ini? OK, anda boleh menyebutnya ide gila, karena memang pemasaran dan iklan adalah jantung sebuah bisnis. Tapi Seth Godin memiliki pemikiran yang berbeda. Kita bisa tetap menjual tanpa pemasaran, yaitu dengan menyebarkan ide...

----

Dalam buku The Ideavirus yang ia tulis, Seth Godin memaparkan pemikirannya bahwa ‘virus ide’ atau dari konsumen ke konsumen adalah penyebaran informasi yang paling efektif, yang dapat digunakan semua bisnis untuk dapat sukses tanpa harus berurusan lagi dengan cara pemasaran tradisional.

Apa Itu Virus Ide?

Di sepanjang abad pertama dalam sejarah AS, kekayaan dicapai melalui pertanian. Siapa yang mempunyai tanah paling luas dan menjual kedelai dengan harga tinggi akan menjadi kaya. Abad kedua, orang mulai berpaling pada pabrik. Siapa yang menghasilkan produk yang terpajang di semua supermarket besar akan dibilang sukses. Bagaimana dengan abad ke-3 (jaman ini)? Apa yang dapat membuat kita kaya? Jawabnya: IDE. Nah, untuk membuat kita kaya, ide harus dilepaskan, agar ia bergerak, berkembang dan akhirnya menulari semua orang yang disentuhnya, yang bila dikendalikan dengan baik untuk mencapai pasar yang menjadi targetnya, akan meledak dan menjadi...VIRUS IDE.

Mengapa Virus Ide?

  • Hubungan antar manusia kini jauh lebih luas. Internet membuat hubungan kita lebih cepat, luas dan sering.
  • Kecenderungan manusia untuk mengetahui hal-hal terbaru dan menjadi yang terdepan (membuat tren).
  • Pemasaran tradisional tidak efektif karena sering kurang tepat sasaran dan mahal. Misalnya produk tertentu yang iklannya tersebar dimana-mana belum tentu yang dibutuhkan orang yang melihat.
  • Untuk bisa sukses, produk anda harus menjadi yang paling dikenal. Virus ide-lah yang dapat membantu anda mewujudkannya. Contoh: Kalau anda ingin makan nasi pecel, kemana anda akan masuk: kedai A yang harganya lebih murah, tapi sepi? Atau kedai B yang lebih mahal tapi antreannya sampai 2 meter panjangnya? Pasti anda berpikir, wah..pasti enak pecel di kedai B, sampai ngantre-ngantre kayak gitu! Jadi, apa yang mempengaruhi pembelian anda? Bukan pecelnya, tapi pengalamannya. Atau ide akan sebuah pengalaman!

Apa Beda Word of Mouth dan Virus Ide?

Word of mouth menyebar lebih lambat karena hanya beredar dari teman ke teman, ia juga lebih cepat menghilang karena jumlah orang yang berpartisipasi lebih sedikit. Sedang virus ide menyebar lebih cepat dan jauh, dan karenanya bukannya melambat pertambahannya, namun justru semakin berkembang.

Bagaimana Melepaskan Virus Ide?

Jika anda baru membuka kedai eskrim, dan semua orang di kota anda memberitahu 10 orang temannya tentang kedai anda, lalu hari berikutnya ada antrean mengular di depan pintu kedai anda, maka virus ide anda telah sukses. Masalahnya, semudah itukah menularkan virus ide?

Unsur utama atau inti dalam virus ide, tentu saja adalah Penyebar Virus. Ia haruslah orang yang memiliki kredibilitas sehingga ketika ia berbicara kepada 10 atau 100 orang lain, mereka mempercayainya. Ada 2 macam Penyebar Virus:

  1. Penyebar Virus Sembarang – orang yang menyebarkan virus demi mendapat imbalan. Termasuk di dalamnya agen asuransi, anggota MLM, anggota affiliate dari Amazon, dsb. Uang adalah motivasi mereka.
  2. Penyebar Virus Kuat – orang-orang yang gaya hidupnya menjadi panutan banyak orang. Tipe ini tidak mendapat imbalan atau perintah, tapi biasanya justru merupakan penyebar virus yang amat kuat pengaruhnya. Contoh: potongan rambut Demi Moore ketika tampil di film ‘Ghost’, menyebabkan banyak cewek cepat-cepat pergi ke salon untuk mengganti hair style mereka.

Adakalanya Penyebar Virus Sembarang tiba-tiba menjadi Penyebar Virus Kuat, yakni saat seseorang yang mendapat imbalan untuk menyebarkan ide melalui suatu media, katakanlah blog, lalu banyak orang membaca dan menyukai ulasan orang tsb.

Bagi pemilik usaha yang ingin menggunakan ‘jasa’ Penyebar Virus Sembarang, ada beberapa tips berguna untuk mengoptimalkan hasilnya,

  1. Buatlah janji-janji yang muluk, misalnya kesempatan untuk mengubah gaya hidup atau memberikan penghargaan tertentu.
  2. Tunjukkan pada mereka cara meningkatkan volume
  3. Gambarkan jalur yang bisa dicapai, dengan menunjukkan bahwa ada cara bagi mereka untuk mengambil keuntungan dari petualangan ini.
  4. Saat satu orang sukses, beritahu lainnya.
  5. Berikan orang yang sukses itu kiat untuk menunjukkan pada orang yang bukan penyebar virus bahwa cara itu berhasil.

Bagaimana Menangani Virus Jelek

Semua bisnis tidak lepas dari kesalahan. Saat kesalahan itu terungkap publik (virus jelek), cara terbaik untuk menangani dan memperbaikinya adalah bukan dengan memeranginya, atau tutup mulut berharap publik kelak akan tahu bahwa hal itu tidak benar (yang akan mendatangkan kerugian selama penurunan penjualan). Tetapi justru dengan menyebarkan virus lain yang membiarkan publik merasakan pengalaman positif ketika memakai produk anda, atau yang disebut Godin sebagai mengisi kevakuman yang ada. Contoh: saat sebuah merek mobil ‘X’ ditengarai mesinnya berbunyi keras, anda bisa mengadakan acara ‘Jalan-Jalan Gratis Bersama X’. Dengan mengajak orang berkendara dengan mobil itu, mereka akan mengalami sendiri bahwa ternyata mesinnya berbunyi halus.

Apa Yang Menentukan Penyebaran Virus Ide Anda?

  1. Berapa banyak orang yang mengetahui tentang produk anda sebelum penyebaran dimulai?
  2. Kelancaran penyebaran, dengan membuat virus itu mudah menyebar. Contoh pada e-business, dengan membubuhkan kalimat ‘Klik di sini untuk mengirim artikel ini pada teman’.
  3. Mengubah sesuatu yang bersifat coba-coba menjadi tetap.
  4. Tak perlu ditekankan lagi, bahwa di masa ini penggunaan internet memberi dampak hebat pada penyebaran virus ide.

Bagaimana Meramu Virus Ide Untuk Bisnis Anda?

5 hal yang harus diperhatikan:

Keuntungan dari segi reputasi bagi Penyebar Virus Kuat karena merekomendasikan suatu virus - Penyebar Virus Kuat memang tak dapat disuap, namun mereka mungkin termotivasi untuk terlihat pintar/up to date di mata orang lain, atau ingin membuat orang lain senang.

Keuntungan dari segi egoisme untuk Penyebar Virus Sembarang karena merekomendasikan virus – Amazon adalah penyedia program afiliasi yang mudah untuk diikuti, dengan skema komisi yang sederhana, dan dukungan prosedur dan tools yang sangat membantu Penyebar Virusnya.

Kelancaran dalam membagi virus itu dengan seorang teman – buatlah agar Penyebar Virus anda mudah dan otomatis dalam melakukan penyebarannya.

Daya penguat yang digunakan untuk menyebarkan kabar dari mulut ke mulut yang positif – Keberhasilan Penyebar Virus untuk mempengaruhi orang lain akan memperkuat virus ide itu tanpa mengeluarkan biaya tambahan.

Frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok – Temukan di mana sebuah kelompok tingkat interaksinya paling tinggi, maka disitulah kecepatan virus ide anda akan meningkat drastis. Misalnya produk anda adalah pakaian olahraga, membagikan topi gratis dengan logo anda pada sebuah turnamen akan memperkuat pesan atau ide anda.

Contoh Penyebaran Virus Ide Dalam Kehidupan Masa Kini:

Setelah membaca buku ini, inilah contoh cara penyebaran virus ide dalam era sekarang ini.

  1. Paid review di blog (misalnya Alcnect Computer yang sedang mengadakan kontes bagi para blogger untuk mereview produk mereka. Anda sebetulnya adalah para penyebar virus loh!).
  2. Konsep yang diusung oleh Amazon.com, yang memungkinkan konsumen mereview produk yang sudah dibelinya, dan dipakai sebagai acuan bagi calon konsumen lain.

Sebenarnya konsep ini memang sedang marak digunakan. Paling tidak, sekarang kita tahu alasan dibalik penggunaan konsep ini, bagaimana sesungguhnya konsep ini bekerja, dan bagaimana dampaknya dalam persaingan bisnis.

Kesimpulannya, cara marketing yang agresif kini dituntut untuk dapat memenangkan kompetisi. Iklan dan promosi yang pasif kurang efektif karena dunia sudah makin crowded. Bagaimana dengan bisnis anda? Sudahkah anda menerapkan virus ide untuk memenangkan persaingan?

Judul : The Ideavirus
Pengarang : Seth Godin
Penerbit : BIP, 2006
Halaman : 262
Harga : Rp 46.000,-


Sunday, July 5, 2009

Virus Dan Buku

Hari Minggu ini adalah hari yang sial buatku. Gara-garanya speaker di kamarku rusak, sedang aku ingin mendengarkan beberapa lagu Michael Jackson yang tersimpan di flashdiskku (biasa..saat seorang musisi baru meninggal dunia, seluruh dunia langsung memutar lagi lagu-lagu jadulnya). Solusinya aku menancapkan flashdisk itu ke kompi papaku, yang ada speakernya juga. One Day In Your Life mengalun lembut, dan Billy Jean menghentak dinamis. Puas, aku bawa lagi flashdisk itu untuk ditancapkan balik ke laptopku. Rencananya sih menyelesaikan ulasan sebuah buku yang tadi sedang kutulis, supaya bisa diposting besok (Senin).

Namun, rencana tinggal rencana, malahan musibah yang kudapat! Begitu flashdisk menancap, keluarlah warning dari AVG anti virusku bahwa seluruh file .exe yang ada di flashdiskku terkena virus Trojan, dan ga bisa ditemukan lagi. Haaa?? Itu berarti semua file dataku hilang? Oh no...don't do this to me!! Aku sudah nyiapin 2 tulisan buat posting dan 1 tulisan setengah jalan. Belum lagi sebagian kecil file kerjaku ada di situ pula. Sebelny
a bukan main! Aku sudah langsung berkeluh kesah ama Sinta lewat YMnya. Terbayang di benakku, aku harus mulai menulis ulang beberapa posting itu mulai besok.

Lalu aku baca nasihat Sinta di YM: "positif thinking mbak...jangan sedih, ini ujian buat ngendaliin emosi". Lalu kupikir, ya udahlah buat apa dipikirin terus. Mending aku curahkan isi hati ini lewat tulisan aja. Siapa tahu setelah kuposting, ada sahabat-sahabat blogger yang bisa membantuku menemukan kembali file-file yang hilang itu. Ya, kata adik angkatku yang sempat mengecek laptopku, file-file itu sebetulnya ga hilang, cuma disembunyiin aja oleh virusnya (hidden file). Kami sudah coba menemukan lagi pake Ansav, tapi programnya malah ga bisa running.

So, aku cepet-cepet buka MS Word, dan klik 'open file'. Eh...betapa terkejutnya aku, ternyata file-file postingku semua ada di situ!! Aneh ya? Kalo dibuka pake Windows Explorer, foldernya ilang. Tapi begitu
dibuka pake MS Word malah nongol. Jadi...langsung aja semua folder aku copy dan selamatkan ke hard diskku. Horeee..ga jadi ilang! Tapi aku tetap minta bantuan pada teman-teman, gimana cara menemukan/membuka kembali hidden file setelah terkena virus Trojan? Coz masih banyak folder yang belum ketemu. Please help yaa!!

Nah, sekarang setelah lega karena file ga jadi ilang, aku mau ngerjain PR yang diberikan Sinta bersama dengan award unik hasil karyanya sendiri. Inilah 'book award' dari Sinta:


Buku buat aku adalah investasi jangka panjang yang paling menguntungkan dalam hidup. Ibaratnya membeli saham suatu perusahaan yang berkembang pesat. Waktu beli harga sahamnya masih Rp 100, tapi setelah 5-10 tahun mungkin nilainya sudah menjadi 10-20 kali lipat. Begitu juga buku yang harganya, katakanlah Rp 40.000, namun nilai yang kita dapat dari buku itu bisa kita terapkan dalam hidup kita. Dan tentunya nilainya tak dapat di-rupiahkan.

Dengan aktif membaca buku, berarti kita bisa menjelajah ke ranah apapun, ke tempat manapun, bahkan ke masa apapun. Semua tentang hidup ini bisa kita temukan pada benda yang namanya buku. Orang lain bisa memenjarakan kita, atau bahkan penyakit melumpuhkan tubuh kita, namun siapa yang bisa menghentikan arus pikiran kita saat kita membaca buku? Makanya kalau disuruh memilih antara buku dan film, aku 10x lebih suka buku. Karena film hanya membawa imajinasi kita sebatas gambar yang ditampilkan. Sedang buku (bukan komik ya!) yang tanpa gambar, bisa mengajak pikiran dan imajinasi kita beba
s berkelana ke mana saja tanpa ada yang membatasi. Jelajahilah semua kemungkinan, yang bahkan kaukira tak mungkin, dan itu semua cuma butuh modal beberapa puluh ribu rupiah saja. Bagi aku buku = KEBEBASAN ! Bebas menginterpretasikan, bebas menghayati.

Membaca buku tentu membutuhkan waktu. Bagi aku yang hanya punya waktu luang di rumah dari jam 18.15 sampai 22.00 malam, tentu tak mudah untuk dapat memuaskan hasrat membaca buku. Makanya buku yang sedang kubaca selalu kubawa kemana-mana. Saat berangkat ke kantor, buku selalu ada di tas. Saat di perjalanan, lumayan bisa dapet 3-4 halaman. Saat di kantor (biasanya kalo bos ga ada dan belum ada tugas yang harus dikerjain), baca buku bisa dilanjutin. Be
gitu juga di rumah, selalu bisa aja curi-curi waktu di antara seabreg kerjaan, untuk membaca buku. Mungkin hari ini hanya 10 halaman, Sabtu/Minggu mungkin bisa 50 halaman, toh akhirnya akan selesai juga. Jadi, bagi anda yang ingin membaca buku tapi sulit meluangkan waktu, cobalah untuk membaca kapan saja ada waktu. Tak perlu target harus sekian buku per bulan, karena kalo tak tercapai malah jadi beban. Anggap saja membaca itu fun, dan lakukan itu tanpa beban!

Book award beserta PRnya ini (bercerita tent
ang buku) akan kulempar ke: Dwina, Yunna, Jeng Sri, Linda Belle dan Henny.

Ada juga dua buah award yang
kudapat (lagi) dari my younger sister in internet, Yunna.



Yang ini kuberikan buat mbak Reni, Buwel, Susy Ella, mas Sugeng, dan Inuel.
Beres dah PR dan bagiin awardnya, setelah ini kembali pada tulisan-tulisan yang belum sempat diposting yah... Jangan lupa kalo ada yang bisa membantuku tuk menemukan hidden file yaa!