Setelah membaca kisah pembunuhan pada review buku Kota Kenangan, aku kembali membaca novel lain yang ditulis Mary Higgins Clark bersama dengan saudaranya, Carol. Namun kali ini temanya lebih ringan dan lebih banyak menghibur, sehingga buku yang hanya setebal 229 halaman ini sepertinya tepat untuk bacaan pengusir rasa bosan ketika menunggu di bandara atau di tempat praktek dokter. Meski tetap ada unsur tindak kriminal, tapi penculikan jelas tidak terlalu se-menegangkan pembunuhan kan? Apalagi dibalut dengan suasana Natal yang berbau-bau liburan...
---
Menurutku, kisah ini dipenuhi oleh terlalu banyak tokoh untuk digolongkan sebagai novel ringan yang mestinya punya jalinan kisah yang tidak terlalu ruwet. Tokoh-tokoh itu serasa keluar berbarengan sehingga kadang membuat kita dibingungkan dengan nama. Lagipula, terlalu banyak 'kebetulan' dalam perjalanan kisahnya meski ide ceritanya sendiri lumayan bagus. Tapi, seperti yang sudah kubilang, cukup menghibur juga kok. Yuk dilanjut....
Tiga hari menjelang Natal, keluarga Reilly tertimpa musibah. Awalnya Nora Reilly (seorang penulis kisah misteri) kakinya patah setelah tumit sepatu hak tingginya tersangkut permadani rajutan, yang baru dibelikan putrinya, Regan (seorang detektif swasta). Regan dan ayahnya, Luke, baru saja mengantar Nora ke rumah sakit, di mana ia akan dirawat hingga beberapa hari ke depan. Setelah pulang, Luke langsung menuju ke kantornya. Ia adalah seorang pemilik usaha rumah duka (benar-benar keluarga aneh ya..penulis misteri+pemilik rumah duka=detektif swasta!). Saat itu ia sebenarnya baru saja mengurus kematian seorang kaya nan nyentrik dan pelit. Saking pelitnya, ia mewariskan hartanya senilai 1 juta dollar pada sebuah perkumpulan pecinta lingkungan hidup, dan meninggalkan tak sepeserpun pada keponakannya, C.B. Dingle.
C.B. yang sedang bokek merasa dendam pada Luke, karena Luke-lah yang memperkenalkan almarhum pamannya pada perkumpulan yang beruntung itu, sehingga C.B. tak mendapat apa pun. Maka, C.B. merencanakan penculikan terhadap Luke (aku bukan mau membocorkan si pelaku, tapi memang pelakunya sudah diungkap dari awal - rada ga seru ya?). C.B. yang tidak terlalu pintar mengajak partnernya yang ketolol-tololan dan cerewet, Petey. Kebetulan (catat ya, ini yang pertama) Petey pernah mengecat kantor Luke sehingga kenal dengan Luke, dan malah pernah mengajak kencan Rosita, sopir pribadi Luke. Nah, saat Rosita menyopiri mobil limousine milik Luke-lah, Petey menodongkan pistol pada sopir dan bosnya ini, lalu membawa mereka berdua ke sebuah rumah kapal bobrok, tempat mereka akan disekap. C.B. meminta tebusan 1 juta dollar pada keluarga Luke.
Di lain tempat, ada Alvirah, seorang wanita yang suka menyelidik dan suaminya, Willy yang sedang sakit gigi. Saat Alvirah mengantar Willy ke dokter gigi, ia kebetulan (yang kedua) bertemu Regan. Saat itu Regan mulai panik karena tak dapat menemukan ayahnya di manapun. Akhirnya kedua wanita itu berkenalan, dan Alvirah malah membantu penyelidikan mereka.
Di sisi lain, ada seorang anggota polisi bernama Fred yang sedang naksir Rosita. Saat itu ia ingin pulang liburan, namun di tengah jalan ia tiba-tiba ingin mampir ke rumah Rosita. Rosita adalah janda beranak 2, dan kedatangan Fred tepat sekali (kebetulan ketiga) mengingat anak-anak Rosita tak ada yang menjaga. Masih ada seorang tokoh lagi, yaitu seorang Kapten Pasukan Kasus Khusus bernama Jack Reilly, yang dimintai tolong oleh Alvirah begitu ketahuan bahwa hilangnya Luke dan Rosita adalah kasus penculikan dengan tebusan.
Sementara itu, bagaimana nasib para tawanan? Ternyata meski serakah terhadap uang, kedua penculik mereka termasuk jenis yang murah hati. Buktinya, mereka membelikan Luke dan Rosita burger dari McD, juga menyetelkan radio agar kedua tawanan mendapat hiburan. Bahkan, Petey menawarkan untuk memutarkan saluran yang dikehendaki. Ada-ada aja, penculik kok baik hati? Pada suatu hari radio kebetulan (udah yang keberapa ya ini?) menyiarkan wawancara bersama Nora, istri Luke. Pembicaraan lalu masuk ke masalah buku cerita anak-anak, yang membuat Luke ingat akan sebuah cerita anak-anak yang sangat disukai Regan waktu masih kecil. Dan judulnya kebetulan (lagi-lagi!) dapat menggambarkan dengan sangat pas tempat Luke dan Rosita ditawan! Bahkan petunjuk itu yang akhirnya berguna untuk menemukan kedua sandera.
Lalu masih ada juga kebetulan yang lain yang melibatkan seorang tokoh lain lagi. Yang satu ini diselipkan sebagai bumbu agar konflik jadi semakin kental. Kalau saja penculiknya tak diketahui, tokoh ini bisa memecah kecurigaan para pembaca. Namun, karena ‘penjahat’nya sudah ketauan dari awal, kayaknya hadirnya tokoh ini jadi dipaksakan.
Kesimpulannya, buku ini lumayan buat hiburan, dan aku ga rugi beli karena harganya toh cuma 7.000 perak (beli di obralan pas Gramedia Book Fair). Tapi kalo anda suka kisah dengan alur yang mencekam dan ending yang twisting, kayaknya bakal kecewa deh. Dari awal sampai tengah cenderung agak membosankan, baru di bagian belakang saja agak ‘menggigit’. Jadi secara keseluruhan…agak lumayan-lah… Itu menurutku loh, mungkin ulasanku ini yang agak menarik ini malah bikin anda penasaran??
---
Menurutku, kisah ini dipenuhi oleh terlalu banyak tokoh untuk digolongkan sebagai novel ringan yang mestinya punya jalinan kisah yang tidak terlalu ruwet. Tokoh-tokoh itu serasa keluar berbarengan sehingga kadang membuat kita dibingungkan dengan nama. Lagipula, terlalu banyak 'kebetulan' dalam perjalanan kisahnya meski ide ceritanya sendiri lumayan bagus. Tapi, seperti yang sudah kubilang, cukup menghibur juga kok. Yuk dilanjut....
Tiga hari menjelang Natal, keluarga Reilly tertimpa musibah. Awalnya Nora Reilly (seorang penulis kisah misteri) kakinya patah setelah tumit sepatu hak tingginya tersangkut permadani rajutan, yang baru dibelikan putrinya, Regan (seorang detektif swasta). Regan dan ayahnya, Luke, baru saja mengantar Nora ke rumah sakit, di mana ia akan dirawat hingga beberapa hari ke depan. Setelah pulang, Luke langsung menuju ke kantornya. Ia adalah seorang pemilik usaha rumah duka (benar-benar keluarga aneh ya..penulis misteri+pemilik rumah duka=detektif swasta!). Saat itu ia sebenarnya baru saja mengurus kematian seorang kaya nan nyentrik dan pelit. Saking pelitnya, ia mewariskan hartanya senilai 1 juta dollar pada sebuah perkumpulan pecinta lingkungan hidup, dan meninggalkan tak sepeserpun pada keponakannya, C.B. Dingle.
C.B. yang sedang bokek merasa dendam pada Luke, karena Luke-lah yang memperkenalkan almarhum pamannya pada perkumpulan yang beruntung itu, sehingga C.B. tak mendapat apa pun. Maka, C.B. merencanakan penculikan terhadap Luke (aku bukan mau membocorkan si pelaku, tapi memang pelakunya sudah diungkap dari awal - rada ga seru ya?). C.B. yang tidak terlalu pintar mengajak partnernya yang ketolol-tololan dan cerewet, Petey. Kebetulan (catat ya, ini yang pertama) Petey pernah mengecat kantor Luke sehingga kenal dengan Luke, dan malah pernah mengajak kencan Rosita, sopir pribadi Luke. Nah, saat Rosita menyopiri mobil limousine milik Luke-lah, Petey menodongkan pistol pada sopir dan bosnya ini, lalu membawa mereka berdua ke sebuah rumah kapal bobrok, tempat mereka akan disekap. C.B. meminta tebusan 1 juta dollar pada keluarga Luke.
Di lain tempat, ada Alvirah, seorang wanita yang suka menyelidik dan suaminya, Willy yang sedang sakit gigi. Saat Alvirah mengantar Willy ke dokter gigi, ia kebetulan (yang kedua) bertemu Regan. Saat itu Regan mulai panik karena tak dapat menemukan ayahnya di manapun. Akhirnya kedua wanita itu berkenalan, dan Alvirah malah membantu penyelidikan mereka.
Di sisi lain, ada seorang anggota polisi bernama Fred yang sedang naksir Rosita. Saat itu ia ingin pulang liburan, namun di tengah jalan ia tiba-tiba ingin mampir ke rumah Rosita. Rosita adalah janda beranak 2, dan kedatangan Fred tepat sekali (kebetulan ketiga) mengingat anak-anak Rosita tak ada yang menjaga. Masih ada seorang tokoh lagi, yaitu seorang Kapten Pasukan Kasus Khusus bernama Jack Reilly, yang dimintai tolong oleh Alvirah begitu ketahuan bahwa hilangnya Luke dan Rosita adalah kasus penculikan dengan tebusan.
Sementara itu, bagaimana nasib para tawanan? Ternyata meski serakah terhadap uang, kedua penculik mereka termasuk jenis yang murah hati. Buktinya, mereka membelikan Luke dan Rosita burger dari McD, juga menyetelkan radio agar kedua tawanan mendapat hiburan. Bahkan, Petey menawarkan untuk memutarkan saluran yang dikehendaki. Ada-ada aja, penculik kok baik hati? Pada suatu hari radio kebetulan (udah yang keberapa ya ini?) menyiarkan wawancara bersama Nora, istri Luke. Pembicaraan lalu masuk ke masalah buku cerita anak-anak, yang membuat Luke ingat akan sebuah cerita anak-anak yang sangat disukai Regan waktu masih kecil. Dan judulnya kebetulan (lagi-lagi!) dapat menggambarkan dengan sangat pas tempat Luke dan Rosita ditawan! Bahkan petunjuk itu yang akhirnya berguna untuk menemukan kedua sandera.
Lalu masih ada juga kebetulan yang lain yang melibatkan seorang tokoh lain lagi. Yang satu ini diselipkan sebagai bumbu agar konflik jadi semakin kental. Kalau saja penculiknya tak diketahui, tokoh ini bisa memecah kecurigaan para pembaca. Namun, karena ‘penjahat’nya sudah ketauan dari awal, kayaknya hadirnya tokoh ini jadi dipaksakan.
Kesimpulannya, buku ini lumayan buat hiburan, dan aku ga rugi beli karena harganya toh cuma 7.000 perak (beli di obralan pas Gramedia Book Fair). Tapi kalo anda suka kisah dengan alur yang mencekam dan ending yang twisting, kayaknya bakal kecewa deh. Dari awal sampai tengah cenderung agak membosankan, baru di bagian belakang saja agak ‘menggigit’. Jadi secara keseluruhan…agak lumayan-lah… Itu menurutku loh, mungkin ulasanku ini yang agak menarik ini malah bikin anda penasaran??
entar aku mau periksa ke dokter,.... beli novelnya dulu deh buat di baca di ruang tunggu....
ReplyDeleteApalagi reviewnya yang menarik udah dibaca..... jadi penasaran nih.
nice sharing
ReplyDeleteberarti ngak direkomendasiin ntuk dibaca .
hmmm... ceritanya kurang seru yah?! penjahatnya udah ketahuan duluan lagi.. aku lebih suka cerita yang kita dibuat ikut berpikir siapa sang penjahat,, dan baru ketahuan di endingnya...
ReplyDeletelagian mana ada penjahat yg mau nyetelin radio?! ada-ada aja deh...
aku blm pernah baca buku karya dia nih. jadi penasaran.
ReplyDeletewah penculiknya kurang kejam mbak..
ReplyDeletemasih kejaman robot gedek di indonesia. hahaha..
Yah walaupun tokoh penjahatnya kurang serem tapi setidaknya sudah cukup menghibur
ReplyDeleteHmm menarik juga mbak..
nanti coba aku cari bukunya
Hmmmm tokohnya byk banget
ReplyDeletejadi rada puyeng.
biasanya buku2 dia tegang and gak dikasih tau pelakunya
kalo udh tau yaaaaaa
sepertinya aku bakal jadi salah satu pembaca yang kecewa tuh, apalagi aku termasuk yang gak terlalu suka dengan "tumpukan" tokoh dimana2, apalagi yang cuman "nampang" doank :P
ReplyDeleteAku udah baca ini mbak, dan memang top habis. sekarnag bru slese baca yg let me call you swetheart, suspensenya benar-benar top...
ReplyDeleteyg ini memang ketauan di awal penjahatnya, kr dia lebih menitikberatkan pada cara pikir tokohnya ut menemukan dimana tempat yg diminta penculik untuk selanjutnya.
ReplyDeletehoooo
penculik baik hati
ReplyDeleteMbak... maaf yah, baru singgah. Gi agak sibuk di rumah. Masuk ke kamar dah malam n dah penat jadi, gak sempet buka2 net.
ReplyDeleteWah, mbak banyak yah koleksinya. Sepertinya, mbak dah jadi pengamat yang baik untuk pembaca. Ajarin saya yah mbak.
Mbak, cari2 buku yang lebih keren dan seru yah untuk klub buku online selanjutnya... Kalo bisa, bulan berikutnya kembali ke penulis lokal Indonesia dulu.
Info lanjut, nanti ana posting.
wah aku penasaran nih mbak fanda
ReplyDeletekarna ada nama sahabatku rosita ;)
wah 7.000 mba ? eh tapi itu saat lagi diskon ya...
ReplyDeletemmm coba saya cari deh, siapa tau ada bisikan yang membuat saya insaf dan belajar membaca buku :D
Halo mbak Fanda, sorry telat mampir. Belum bisa leluasa ngeblog, sy msh di denpasar. Kapan2 saya cari ah buku ini. Nice posting.
ReplyDeleteaduh.. serasa baca bukunya langsung nih padahal cuman baca review nya aja...
ReplyDeletetop banget ya... ceritanya...
Saya salut padamu
ReplyDeletesahabat
kau rajin membaca buku
Mbak.., aku malah belum sempat baca yg ini karena tergoda baca buku yang lain sih...
ReplyDeleteOke deh, kapan-2 kalo aku nunggu di ruang praktek dokter, aku akan bawa buku ini ^_^
yaaaaaa..... kurang seru yaa...
ReplyDeletetapi review nya boleh juga...