Theodore Boone, si pengacara cilik, kembali diajak beraksi oleh “ayah”nya, maestro kisah-kisah thriller hukum favoritku: John Grisham. Setelah berhasil memecahkan misteri sebuah kasus pembunuhan di buku pertama: Theodore Boone: Pengacara Cilik, kali ini Theo menghadapi sebuah kasus penculikan.
Masih ingat teman cewek Theo yang bernama April? Di buku pertama, April yang tumbuh di keluarga yang tidak bahagia, sempat dimunculkan oleh Grisham. Kali ini ia menjadi salah satu tokoh utamanya. April diceritakan tiba-tiba menghilang pada suatu malam, hanya beberapa jam setelah mengobrol di telepon bersama Theo. Minggatkah ia? Tapi ia tak membawa barang-barangnya. Diculikkah ia? Tapi rumahnya tak menampakkan tanda-tanda pengrusakan. Bisa jadi April diculik oleh seseorang yang ia kenal. Siapa?
Hampir bersamaan waktunya dengan menghilangnya April, seorang narapidana yang kabur dari penjara, sempat terlihat di Stattenburg, kota tempat Theo dan April tinggal. Kebetulan sekali si narapidana adalah sepupu jauh April yang pernah menjadi sahabat pena si gadis. Diakah penculiknya?
Sebagai sahabat terdekat April, menghilangnya gadis itu membuat Theo sedih dan tak bersemangat. Di sekolah ia menggagas gerakan pencarian terhadap April di seluruh kota. Suatu hari, Theo dan beberapa temannya menyaksikan evakuasi seonggok jenazah dari dalam sungai oleh polisi. Runtuhlah pertahanan Theo, tertusuk hatinya, yang membuatnya menangis tersedu-sedu di depan sketsa coretan April yang tergantung di kamar kerjanya, sambil tangannya menelusuri tulisan nama “April” di sketsa itu. Sebuah momen emosional dan personal dari Theo. Sungguhkah April sahabatnya telah pergi selamanya? Seisi sekolah, teman, guru, kepala sekolah Theo semuanya mendadak sedih.
Di tengah kesedihan itu, Ike Boone (masih ingat Paman Ike?)-- paman Theo yang mantan pengacara dan memiliki banyak “koneksi” di “jalanan”, tiba-tiba memanggil Theo. Ia menyampaikan kabar bahwa mayat yang ditemukan polisi bukan mayat April. Berarti ada kemungkinan April masih hidup. Lalu di manakah ia? Benarkah si narapidana menculiknya? Kalau bukan, lalu siapa? Di saat polisi sibuk sendiri dengan si narapidana, Theo Boone lah yang harus memecahkan teka-teki di balik penculikan sahabatnya, April.
Boleh dibilang, The Abduction ini lebih banyak menampilkan petualangan daripada proses hukum. Theo si Pengacara Cilik, sepertinya berubah menjadi Theo Si Detektif di buku ini. Peran Theo sebagai “pengacara” hanya muncul pada waktu ia membela burung beo milik teman sekolahnya yang digugat karena mengganggu. Adegan di Pengadilan Hewan ini mau tak mau membuatku terpingak-pingkal saking lucunya, saat Peter si burung beo tampil sebagai “terdakwa”. Ulah lucu Peter mau tak mau membawa keceriaan sejenak, setelah nuansa sedih yang kental karena hilangnya April.
Meski tak terlalu “hukum” seperti kakaknya (Theodore Boone 1), namun The Abduction ini lebih emosional dan lebih menyentuh. Dengan penculikan April, kurasa Grisham mau menggaris bawahi pentingnya hubungan yang harmonis dan kasih sayang dalam keluarga. Bagaimana kemesraan hubungan dalam keluarga berperan sangat penting bagi pertumbuhan emosional dan kejiwaan bagi seorang anak. Sekali lagi, John Grisham berhasil menyentuh hati kita dengan buku-bukunya, tak peduli lewat cerita yang “berat” seperti The Chamber, atau lewat kisah yang sederhana seperti The Abduction ini. Empat bintang untuk Theo Boone!
Judul: Theodore Boone: The Abduction
Penulis: John Grisham
Penerjemah: Monica Dwi Chresnayani
Editor: Dini Pandia
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Juni 2011
Tebal: 230 hlm