Apalah arti sebuah nama? Begitu ungkapan yang terkenal dari William Shakespeare dalam novelnya Romeo and Juliet. Namun dalam kenyataannya, nama merupakan simbol penting identifikasi seseorang, yang berarti seseorang yang belum dikenal dapat dinilai salah satunya lewat nama. Mengapa orangtua-baru begitu rebut untuk menentukan nama bagi anaknya yang baru lahir? Karena mereka ingin anak itu kelak tumbuh dengan perasaan bangga menyandang nama itu. Judul buku pun perlu diotak-atik sehingga ia dapat mencerminkan isinya sekaligus mengundang perhatian orang. Demikian pula buku The Namesake karangan Jhumpa Lahiri ini bertutur, yaitu tentang makna di balik nama.
Dalam adat istiadat bangsa India sekitar tahun 1970-1980-an (aku tak tahu apakah saat ini masih relevan), seseorang selalu memiliki 2 nama. Nama pertama adalah nama resmi atau ‘nama bagus’ yang dicatat dalam akte kelahiran, dibubuhkan dalam ijazah, dan didaftarkan di sekolah atau universitas. Nama kedua adalah nama personal, yang digunakan sebagai panggilan dalam pergaulan keluarga dan teman-teman dalam suasana non formal. Dalam masa inilah hidup seorang anak lelaki bernama Ashoke Ganguli yang keranjingan membaca buku sastra Rusia, terutama milik Nikolai Gogol yang telah menghasilkan buku The Overcoat sebagai salah satu tulisannya yang paling terkenal. Suatu saat Ashoke sedang berkendara dengan kereta api yang akhirnya mengalami kecelakaan hebat. Dalam kepanikan dan gelapnya malam, Ashoke malang yang tubuhnya tergencet, hanya mampu menggerakkan tangan kecilnya yang masih memegang buku The Short Stories by Nikolai Gogol. Lambaian helai halaman buku itu menarik perhatian regu penolong yang nyaris saja melewati Ashoke karena menganggap tak ada penumpang di area itu yang bisa diselamatkan. Secara tak langsung, Nikolai Gogol telah menyelamatkan nyawanya.
Sejak saat itu, sedang ia tumbuh dewasa, kenangan akan kecelakaan itu masih terus menghantui Ashoke. Juga setelah ia meminang Ashima menjadi istrinya dan tinggal di apartemen kecil di dekat universitas tempat ia mengajar di kota Boston, Amerika. Dari sini kisah ini bergulir di seputar kehidupan keluarga Ganguli. Dua orang Bengali yang tinggal di Amerika. Budaya yang jauh berbeda, keterasingan karena tinggal jauh dari keluarga, sanak saudara dan sahabat merupakan tantangan-tantangan yang harus dihadapi Ashoke dan Ashima. Lalu tak lama kemudian lahirlah putra pertama mereka. Dan pada hari itu, bayangan kelam yang selama ini menjadi beban berat bagi Ashoke seolah terangkat. Ia bertekad untuk tak lagi hidup demi masa lalu, dan mulai membuka babak kehidupan yang baru.
Di sinilah keruwetan tentang nama mulai masuk. Telah menjadi kebiasaan di India bahwa seorang bayi yang baru lahir akan dinamai oleh orang tua atau orang yang dituakan. Dalam hal ini nenek buyut Ashima yang berusia 90 tahun yang menyandang tugas mulia itu. Namun, karena handphone belum ada, apalagi internet, proses pemberian nama itu harus dilakukan lewat pos. Padahal pihak Rumah Sakit di Amerika mengharuskan seorang bayi memiliki nama sebelum keluar dari RS. Maka tiba-tiba saja benak Ashoke terbuka, dan kelima huruf itu seakan terlihat jelas sekali: Gogol. Itulah nama yang paling tepat bagi putranya, nama yang telah menyelamatkan hidupnya yang dulu, dan kini menandai awal hidup barunya. Dan mulailah si bocah Bengali kecil itu menyandang nama yang bukan nama India dan bukan pula nama Amerika tempatnya lahir: Gogol Ganguli.
Dari awal Gogol kecil sudah tahu bahwa namanya berasal dari nama sastrawan Rusia yang diidolakan ayahnya. Namun yang mengetahui peristiwa kecelakaan itu hanyalah Ashoke dan Ashima. Gogol dengan bangga menyandang nama itu. Saat masuk TK ia minta dipanggil sebagai Gogol, bukannya Nikhil, nama resmi pemberian kedua orangtuanya. Pada ulang tahunnya yang ke 14, Ashoke memberikan hadiah istimewa pada Gogol: sebuah buku tua yang berjudul The Short Stories Of Nikolai Gogol yang lalu ia selisipkan asal saja di rak paling atas begitu ayahnya menutup pintu dan keluar dari kamarnya. Buku itupun terlupakan, dan Ashoke tak pernah sekalipun menanyakan atau menyebut-nyebutnya lagi.
Di kemudian hari saat Gogol mulai dewasa, ia mulai membenci namanya sendiri. Lucu juga rasanya memperkenalkan diri pada cewek cakep dengan nama: Gogol… Dan akhirnya ia pun membulatkan tekad untuk berganti nama menjadi Nikhil, sesuatu yang sah saja dilakukan di Amerika. Tinggal membuat surat dan mengajukan ke pengadilan, maka keluarlah ia dari gedung pengadilan sebagai Nikhil Ganguli. Setelah kejadian itu, barulah Gogol tahu makna sebenarnya namanya selain hanya sebagai sanjungan pada seorang sastrawan. Gogol adalah lambang kematian sekaligus kehidupan bagi ayah tercintanya. Nikolai Gogol yang menghindarkannya dari kematian, dan Gogol Ganguli yang memberinya kehidupan baru.
Kemudian alur cerita bergulir dengan manisnya di seputar kehidupan Gogol alias Nikhil saat menyelesaikan sekolah, kuliah, lalu bekerja serta jatuh cinta, putus cinta hingga akhirnya menikah. Dan di antara rentang masa itu, Ashoke harus meninggalkan Ashima, Gogol dan Sonia (adik perempuan Gogol) selamanya karena serangan jantung mendadak. Dan baru setelahnya Gogol pun untuk pertama kalinya akan membaca buku pemberian ayahnya bertahun-tahun silam. Buku yang membuatnya yakin bahwa Ashoke tak pernah meninggalkan hidupnya….
*****
Membaca buku The Namesake ini mengasyikkan, karena kita akan disuguhi dinamika kehidupan keluarga Bengali yang tinggal di Amerika. Makanan-makanan khas India seperti dal dan samosa, adat wanita India yang langsung menghapus bindi begitu menjadi janda, dan banyak hal-hal lain yang begitu berbeda dengan apa yang biasa kita ketahui. Menarik juga membaca tentang Gogol yang seolah hidupnya selalu terbagi dalam dua negara, kendati seumur hidup ia tinggal di Amerika. Ia tak pernah benar-benar Amerika, sementara ia juga bukan Bengali sepenuhnya.
Unik dan mengesankan, dengan alur cerita yang enak dibaca. Dua jempol untuk buku The Namesake ini, yang meski bukan penghuni rak best-seller di toko buku, namun menyajikan bahan bacaan yang berkualitas dan menghibur!
Judul: The Namesake
Judul terjemahan: Makna Sebuah Nama
Pengarang: Jhumpa Lahiri
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: September 2008
Buat yang berminat edisi bekasnya, bisa beli di Vixxio. E-mail aja ke mail[at]vixxio[dot]com atau komen di posting ini.
Dalam adat istiadat bangsa India sekitar tahun 1970-1980-an (aku tak tahu apakah saat ini masih relevan), seseorang selalu memiliki 2 nama. Nama pertama adalah nama resmi atau ‘nama bagus’ yang dicatat dalam akte kelahiran, dibubuhkan dalam ijazah, dan didaftarkan di sekolah atau universitas. Nama kedua adalah nama personal, yang digunakan sebagai panggilan dalam pergaulan keluarga dan teman-teman dalam suasana non formal. Dalam masa inilah hidup seorang anak lelaki bernama Ashoke Ganguli yang keranjingan membaca buku sastra Rusia, terutama milik Nikolai Gogol yang telah menghasilkan buku The Overcoat sebagai salah satu tulisannya yang paling terkenal. Suatu saat Ashoke sedang berkendara dengan kereta api yang akhirnya mengalami kecelakaan hebat. Dalam kepanikan dan gelapnya malam, Ashoke malang yang tubuhnya tergencet, hanya mampu menggerakkan tangan kecilnya yang masih memegang buku The Short Stories by Nikolai Gogol. Lambaian helai halaman buku itu menarik perhatian regu penolong yang nyaris saja melewati Ashoke karena menganggap tak ada penumpang di area itu yang bisa diselamatkan. Secara tak langsung, Nikolai Gogol telah menyelamatkan nyawanya.
Sejak saat itu, sedang ia tumbuh dewasa, kenangan akan kecelakaan itu masih terus menghantui Ashoke. Juga setelah ia meminang Ashima menjadi istrinya dan tinggal di apartemen kecil di dekat universitas tempat ia mengajar di kota Boston, Amerika. Dari sini kisah ini bergulir di seputar kehidupan keluarga Ganguli. Dua orang Bengali yang tinggal di Amerika. Budaya yang jauh berbeda, keterasingan karena tinggal jauh dari keluarga, sanak saudara dan sahabat merupakan tantangan-tantangan yang harus dihadapi Ashoke dan Ashima. Lalu tak lama kemudian lahirlah putra pertama mereka. Dan pada hari itu, bayangan kelam yang selama ini menjadi beban berat bagi Ashoke seolah terangkat. Ia bertekad untuk tak lagi hidup demi masa lalu, dan mulai membuka babak kehidupan yang baru.
Di sinilah keruwetan tentang nama mulai masuk. Telah menjadi kebiasaan di India bahwa seorang bayi yang baru lahir akan dinamai oleh orang tua atau orang yang dituakan. Dalam hal ini nenek buyut Ashima yang berusia 90 tahun yang menyandang tugas mulia itu. Namun, karena handphone belum ada, apalagi internet, proses pemberian nama itu harus dilakukan lewat pos. Padahal pihak Rumah Sakit di Amerika mengharuskan seorang bayi memiliki nama sebelum keluar dari RS. Maka tiba-tiba saja benak Ashoke terbuka, dan kelima huruf itu seakan terlihat jelas sekali: Gogol. Itulah nama yang paling tepat bagi putranya, nama yang telah menyelamatkan hidupnya yang dulu, dan kini menandai awal hidup barunya. Dan mulailah si bocah Bengali kecil itu menyandang nama yang bukan nama India dan bukan pula nama Amerika tempatnya lahir: Gogol Ganguli.
Dari awal Gogol kecil sudah tahu bahwa namanya berasal dari nama sastrawan Rusia yang diidolakan ayahnya. Namun yang mengetahui peristiwa kecelakaan itu hanyalah Ashoke dan Ashima. Gogol dengan bangga menyandang nama itu. Saat masuk TK ia minta dipanggil sebagai Gogol, bukannya Nikhil, nama resmi pemberian kedua orangtuanya. Pada ulang tahunnya yang ke 14, Ashoke memberikan hadiah istimewa pada Gogol: sebuah buku tua yang berjudul The Short Stories Of Nikolai Gogol yang lalu ia selisipkan asal saja di rak paling atas begitu ayahnya menutup pintu dan keluar dari kamarnya. Buku itupun terlupakan, dan Ashoke tak pernah sekalipun menanyakan atau menyebut-nyebutnya lagi.
Di kemudian hari saat Gogol mulai dewasa, ia mulai membenci namanya sendiri. Lucu juga rasanya memperkenalkan diri pada cewek cakep dengan nama: Gogol… Dan akhirnya ia pun membulatkan tekad untuk berganti nama menjadi Nikhil, sesuatu yang sah saja dilakukan di Amerika. Tinggal membuat surat dan mengajukan ke pengadilan, maka keluarlah ia dari gedung pengadilan sebagai Nikhil Ganguli. Setelah kejadian itu, barulah Gogol tahu makna sebenarnya namanya selain hanya sebagai sanjungan pada seorang sastrawan. Gogol adalah lambang kematian sekaligus kehidupan bagi ayah tercintanya. Nikolai Gogol yang menghindarkannya dari kematian, dan Gogol Ganguli yang memberinya kehidupan baru.
Kemudian alur cerita bergulir dengan manisnya di seputar kehidupan Gogol alias Nikhil saat menyelesaikan sekolah, kuliah, lalu bekerja serta jatuh cinta, putus cinta hingga akhirnya menikah. Dan di antara rentang masa itu, Ashoke harus meninggalkan Ashima, Gogol dan Sonia (adik perempuan Gogol) selamanya karena serangan jantung mendadak. Dan baru setelahnya Gogol pun untuk pertama kalinya akan membaca buku pemberian ayahnya bertahun-tahun silam. Buku yang membuatnya yakin bahwa Ashoke tak pernah meninggalkan hidupnya….
*****
Membaca buku The Namesake ini mengasyikkan, karena kita akan disuguhi dinamika kehidupan keluarga Bengali yang tinggal di Amerika. Makanan-makanan khas India seperti dal dan samosa, adat wanita India yang langsung menghapus bindi begitu menjadi janda, dan banyak hal-hal lain yang begitu berbeda dengan apa yang biasa kita ketahui. Menarik juga membaca tentang Gogol yang seolah hidupnya selalu terbagi dalam dua negara, kendati seumur hidup ia tinggal di Amerika. Ia tak pernah benar-benar Amerika, sementara ia juga bukan Bengali sepenuhnya.
Unik dan mengesankan, dengan alur cerita yang enak dibaca. Dua jempol untuk buku The Namesake ini, yang meski bukan penghuni rak best-seller di toko buku, namun menyajikan bahan bacaan yang berkualitas dan menghibur!
Judul: The Namesake
Judul terjemahan: Makna Sebuah Nama
Pengarang: Jhumpa Lahiri
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: September 2008
Buat yang berminat edisi bekasnya, bisa beli di Vixxio. E-mail aja ke mail[at]vixxio[dot]com atau komen di posting ini.
Setelah berbulan tak kunjung ke rumah ini, namun auranya ternyata tetap sama: bangkitkan gairah baca!
ReplyDeleteMaaf baru kunjung kembali Mba...:)
Aku juga pernah sempat merasa ngga puas dengan namaku
ReplyDeletetapi ya sekarang sih baru tahu kalo namku adalah yang terbaik
Nama Gogol sebenernya keren dan unik ya mbak.. :D
ya meski nggak terkenal tapi dari review mbak di atas menarik sekali ceritanya
ReplyDeleteHm, keliahatannya menarik buku ini Fan. Selamat pagi sobat.
ReplyDeletekayaknya bagus juga nih.
ReplyDeletekisahnya mengesankan ya mbak fanda..apapun nama yang diberikan pada kita memang yang terbaik :)
ReplyDeletekeliatannya buku keren nih :)
ReplyDeleteSebenarnya waktu lihat covernya aku tak tertarik utk membacanya. Baru setelah membaca ulasan dari mbak Fanda aku rasa buku itu menarik juga...
ReplyDeletembak bukunya masih adakah? saya berminat membelinya
ReplyDeleteMaaf, udah lama kosong buku ini.. :)
DeleteT.T padahal butuh mendadak mbak. mbak fanda barangkali ada temen yang masih punya. saya mau pinjam sebentar. T,T . utk daerah sby -sda
ReplyDeleteUntuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain,
ReplyDeletetenang,,sekarang ada yang akan menghibur kalian sekaligus
mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan
mengecewakan kalian deh...
yuk ikutan gabung bersama Pesonavip.com
Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,3 - 0.5% / Hari
Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
* Minimal deposit hanya Rp 20.000
* Minimal tarik dana Rp 20.000
* Dilayani oleh CS profesional dan ramah
* 24 jam online
* Proses Depo & WD super cepat
* No ROBOT MURNI PLAYER VS PLAYER
* kamu berkesempatan menangkan Jackpot setiap harinya.
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24 Online Setiap hari melalui :
* PIN BBM : pesonaqq
* WA : +85587984700
Link Alternatif : Pesonavip.com
Salam Sukses Pesonaqq.com