Seperti yang pernah aku tulis dalam review novel The Chamber, John Grisham adalah seorang master yang berani dan pandai meramu topik yang membosankan dan tidak menarik bagi kebanyakan orang (pengadilan, hukum) menjadi sebuah bacaan yang mengasyikkan (siapa bilang thriller hanya bisa melibatkan aksi penembakan yang berdarah-darah?). Aku adalah penggemar setia John Grisham, dan aku telah membaca semua novelnya yang pernah terbit di Indonesia. Menurutku, inilah 3 alasan mengapa John Grisham layak disebut penulis hebat:
Sulit ditebak
Salah satu keunggulan Grisham adalah dalam setiap bukunya, pembaca akan dibiarkan penasaran akan ending kisahnya sampai membaca halaman terakhir buku tsb. Tidak seperti kebanyakan penulis lain (sebut saja Sandra Brown) yang memiliki ciri khas sehingga bisa ditebak alur ceritanya (karena pasti sama dengan yang sebelum-sebelumnya: happy ending), maka novel-novel Grisham memiliki ending yang berbeda-beda, dan seringkali ‘twisting ending’.
Pernah membaca ‘The Partner’? Kisah itu adalah salah satu contoh twisting ending yang terjadi pada halaman paling akhir. Kita yang menyangka ending yang ‘smooth’, ternyata masih harus menahan napas sampai baris-baris terakhir. Bagi anda yang belum membaca, bersiaplah selalu akan kejutan-kejutan yang disuguhkan Grisham!
Tapi meskipun begitu, pasti ada yang bisa dijadikan pegangan. Bukankah tokoh yang baik, jujur biasanya akan selalu menang? Nah, masalahnya ada di poin berikut ini...
Batas kabur antara protagonis dan antagonis
Bila dalam novel Agatha Christie kita dapat mengidentifikasikan dengan jelas mana pihak yang baik (protagonis) dan mana yang jahat (antagonis), dalam novel John Grisham sepertinya batasan itu agak kabur.
Masih ingat ‘The Runaway Jury’? Aku merasa tergelitik waktu membaca ending buku ini. Karena, juri yang melakukan suap dan akhirnya melarikan diri bukanlah tokoh protagonis bagiku. Bagaimana mungkin karakter yang jahat malah akhirnya bisa bebas dan malah kaya raya? (buat yang belum membaca, maaf ya kalau jadi ketahuan endingnya. Makanya, ikuti terus blog Baca Buku Fanda ini agar tidak ketinggalan novel-novel terbaru John Grisham berikutnya!!) Tapi, itulah yang ditulis oleh John Grisham. Dan dengan mengesampingkan perdebatan moral, justru faktor itulah yang membuatnya hebat. Pembaca (seperti juga aku) mungkin akan menyangka bahwa di akhir cerita kedua tokoh serakah itu, entah bagaimana akan tertangkap dan kedoknya akan terbuka. Tapi...ternyata sebaliknya.
Jadi, di novel John Grisham, yang jahat atau pun yang baik sama-sama punya kans untuk jadi tokoh sentral.
Bisa menulis dalam topik yang sama sekali berbeda tapi sama memukaunya.
Selama ini Grisham telah menelurkan karya dalam tujuh kategori berdasarkan tema sentral:
Proses hukum dan pengadilan:
Yang ini mungkin agak membosankan bagi orang awam (seperti aku), The Brethern, The Summons, King of Torts dan The Rainmaker adalah contohnya. Proses hukum yang panjang dan istilah-istilah yang membingungkan, tapi karena diolah oleh sang ‘master’, maka masih bisa kunikmati (meski pada beberapa bagian yang penuh istilah teknis terpaksa aku lompati).
Rasisme:
A Time To Kill adalah yang paling kental mengulas rasisme. Meskipun The Chamber juga menyentilnya sedikit lewat sosok Sam Cayhall yang anggota KKK (Ku Klux Klan).
Suspense:
Buku-buku yang mengusung suspense yang diramu dengan segi hukum, biasanya yang laku untuk dibuat film oleh Holywood. Contohnya: The Pelican Brief, The Firm, dan The Client.
Petualangan:
Tidak dinyana, ternyata John Grisham bisa juga menyelipkan segi hukum ke dalam petualangan dan romantisme (dua sisi yang jarang digunakan Grisham), dengan tempo yang jauh lebih lambat daripada novel-novel thrillernya yang lain, di The Testament.
Humaniora:
The Chamber bisa dibilang satu-satunya penghuni kategori ini. Meski ada sedikit bumbu rasisme dan proses hukum, namun tema sentralnya adalah pergulatan batin tokoh terdakwa yang dihukum mati.
Non Legal:
A Painted House, The Bleacher dan Skipping Christmas memang berbeda dari novel-novel lainnya. Di ketiga buku ini kita sama sekali tidak menemukan istilah hukum atau bahkan alur cepat yang khas Grisham. Cerita-ceritanya simpel, alurnya lamban, namun tetap menghibur apalagi dibaca pas liburan.
Romantisme (bukan tema sentral, tapi cukup menghibur):
John Grisham dan romansa? Sepertinya ada yang salah?? Memang, novel John Grisham tergolong thriller, namun demikian dalam beberapa bukunya, John dengan murah hati menghibur pembaca wanitanya dengan sedikit romansa. The Pelican Brief dan The Testament adalah contohnya.
Jadi, setujukah anda kalau aku menjadikan John Grisham sebagai salah satu penulis fiksi terhebat?
waahhhh jhon Grisham ya..!!!
ReplyDeleteSaya setuju sekali John Grisham memang layak disebut penulis hebat, dan kebetulan saya sendiri adalah pengagumnya.
ReplyDeleteCara menuangkan tulisan dengan bahasa dan sentilan yang mengena, membuat pembacanya seperti terhipnotis, ini yang saya rasakan.
Protes dikit boleh ya'
Itu lho daun-daun yang bertebaran emang bagus dan menarik, cuman sedikit menganggu konsentrasi baca artikelnya...
Jangan marah ya' hanya sekedar saran aja...hee.he...makasih yah..
@ Yopan Prihadi:
ReplyDeleteBanyak jg ternyata pengagum John Grisham. 'Daun-daun yg bertebaran' itu sebenernya bunga sakura. Aku tambahkan karena kyknya matching ama blog-ku. Anyway, thx berat protesnya, krn berarti ada perhatian ama blog-ku.
Jangan lupa 'tuk sering2 mampir ya!
kalu bisa mbak,... komentarnya nggak usah dimoderasi, biar komentar kita langsung bisa kebaca.
ReplyDeleteSetuju!
ReplyDeletefrom beningtirta_yahoo.com:just found your blog,interesting. yes, definitely agree, he's a great novelist. Any comment on his old "The Summon"? probably suspense yaa?
ReplyDeleteJohn Grisham adalah salah satu penulis cerita terbaik di dunia. Setuju sekali sama tulisan d posting ini.
ReplyDeleteGw liat novel2nya penuh intrik dan susah ditebak.
keren...belum prnh baca pengarang ini, kalau Sir arthur conan doyle sm edgar allan poe udah...jadi pengen juga...:)
ReplyDeleteJohn Grisham..... seru, salah satu penulis favoritku. Aku juga suka Karl May, Dan Brown, Agatha Christie dan Enid Blyton
ReplyDeleteSaya penggemar john grisham, saya baru beli satu buku judulnya yaitu "The Confession", akhir ceritanya bisa bikin emosi dan tidak sesuai keinginan saya.....kebetulan didekat rumah ada yang nyewain buku2 novel dan komik2. Jadi bisa nyewa dulu
ReplyDeleteSaya penggemar john grisham, saya baru beli satu buku judulnya yaitu "The Confession", akhir ceritanya bisa bikin emosi dan tidak sesuai keinginan saya.....kebetulan didekat rumah ada yang nyewain buku2 novel dan komik2. Jadi bisa nyewa dulu
ReplyDeletesetubuh eh sorry setuju
ReplyDelete