Ini adalah novel terbaru Paulo Coelho. Selalu exciting saat pertama kali membuka bukunya Paulo Coelho, karena kita tak pernah tahu apa yang akan kita dapatkan di kedalaman tulisannya. Yang jelas, Paulo selalu mengajak pembacanya untuk berpikir dan merenung dalam-dalam tentang makna hidup, di balik kisah yang diceritakan dengan amat indah.
Kali ini kisahnya mengambil Festival Film Cannes sebagai latar belakangnya. Otomatis, para tokohnya adalah, yang pertama kaum ‘Superclas’ atau orang-orang yang setingkat di atas orang kaya, kedua para selebrities, ketiga orang-orang muda yang berharap dapat menjadi selebrities.
Adalah seorang pria pengusaha telekomunikasi berkebangsaan Rusia yang bernama Igor. Saat muda ia pernah dikirim ke medan perang Vietnam yang kejam, dan walaupun ia selalu mengatakan bahwa perang itu tak meninggalkan bekas pada dirinya, ternyata trauma masih menghantuinya ketika ia sudah jadi orang kaya dan punya istri cantik.
Igor mencintai dan memuja Ewa, istrinya. Ewa mendampinginya mulai saat Igor harus merangkak dan jatuh bangun membangun kesuksesan, hingga mencapai puncak kekayaan yang hanya dapat diraih segelintir manusia di dunia ini. Namun di balik semua kebahagiaan pasangan itu, Ewa menyimpan kenangan akan sebuah kejadian yang menggelitik nuraninya. Hal itu terjadi di suatu malam ketika pasangan itu menikmati makan malam romantis di tengah liburan mereka di Siberia. Tiba-tiba ada pengemis yang menghampiri meja mereka dan merusak momen romantis mereka. Bukannya marah dan mengusir pengemis itu keluar, Igor justru menemani pengemis itu ke luar restoran. Dan sekembalinya ke dalam restoran, secara implisit Igor mengatakan bahwa semua yang menghalangi atau mengganggunya harus dimusnahkan.
Ewa merasa ngeri, dan baru beberapa tahun kemudian sadar bahwa trauma perang itu masih melekat di jiwa suaminya, yang membuatnya berubah menjadi pribadi yang sadis dan kejam. Maka pada suatu hari ketika Ewa berkenalan dengan Hamid, seorang fashion designer yang sedang menanjak dan mengaguminya, Ewa pun meninggalkan Igor. Begitu saja, tanpa pamit. Tentu saja Igor meradang. Namun, bukannya merenungkan kesalahannya sehingga istrinya meninggalkannya, ia malah berusaha menarik perhatian sang istri dengan ‘menghancurkan sebuah atau beberapa dunia’, yang tidak lain berupa pembunuhan!
Itulah tujuannya datang ke Festival Film Cannes, karena tahu bahwa Hamid, sang designer haut-couture kelas dunia akan datang dalam rangka pembuatan film pertamanya. Dan ia pasti akan datang bersama Ewa. Korban yang dipilih oleh Igor beragam, cewek maupun cowok, ada yang pria kaya raya, ada gadis miskin. Senjatanya juga beragam, dari pisau, seni bela diri hingga racun. Memang Igor bukanlah pembunuh berantai yang ingin menghebohkan dunia (kalau demikian halnya ia justru akan meninggalkan sebuah jejak hingga dunia menangkap pesannya), namun ia hanya melakukan pembunuhan, lalu mengirimkan SMS dari nomor tak dikenal kepada istrinya. Mengabarkan bahwa sebuah dunia telah hancur.
Dalam petualangan Igor ini, banyak tokoh yang bersinggungan jalan dengannya. Ada gadis muda Brazil yang cantik, yang menjual aksesoris murahan di pinggir jalan. Ada juga sutradara film independen yang terobsesi untuk masuk ke Hollywood, ada milyarder nyentrik yang berkuasa di dunia perfilman, juga ada peragawati dan aktris muda yang sama-sama menapaki karir pertama mereka di perhelatan yang prestisius itu. Dan tentu saja ada pula Hamid, sang anak miskin dari Negara Arab yang akhirnya menapaki karir sukses sebagai designer kelas dunia.
Banyak filosofi hidup yang kita dapatkan dari buku ini. Antara lain bahwa apa yang selama ini kita saksikan serba glamor dan fantastis di layar TV atau layar lebar, sebenarnya penuh dengan kemunafikan dan politik kotor. Semuanya lagi-lagi hanya berdasarkan uang dan keuntungan. Hanya segelintir orang yang murni bekerja atas nama seni, sementara yang lainnya mengorbankan dan memakai apapun demi untuk meraih kenikmatan duniawi dan popularitas yang semu.
Dari mereka yang memang berbakat dan ambisius, kita bisa belajar bahwa bila kita mau bekerja keras dan tak berhenti berharap, maka impian kita akan bisa tercapai.
Lalu dari Igor sendiri kita juga bisa mengambil pelajaran penting bahwa kekayaan seringkali malah menghalangi orang untuk merasakan kebahagiaan dan menikmati hidup. Kekayaan dan kemewahan juga menutup hati dan nurani kita akan kekayaan hidup yang sesungguhnya. Seperti halnya Igor, banyak orang begitu keranjingan untuk bekerja, dan alasan mereka selalu sama: sebentar lagi saja, setelah ini aku akan bersantai lalu membeli rumah di pedesaan, bermain bersama anak-anak, memperhatikan keluarga, dll. Namun kenyataannya ‘sebentar lagi’ itu tak kunjung datang karena si workaholic tak mampu untuk berhenti dari pekerjaannya, tak mampu membendung keserakahannya untuk terus menambah kekayaan.
Kesimpulannya, buku ini menyajikan filosofi hidup yang dibalut dengan ketegangan ala kisah detektif atau misteri, sekaligus dengan latar belakang dunia gemerlap film dan modeling. Lengkap deh, dan menarik untuk dibaca!
Judul : The Winners Stands Alone
Pengarang : Paulo Coelho
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Media
Harga : Rp 50.000,-
Kali ini kisahnya mengambil Festival Film Cannes sebagai latar belakangnya. Otomatis, para tokohnya adalah, yang pertama kaum ‘Superclas’ atau orang-orang yang setingkat di atas orang kaya, kedua para selebrities, ketiga orang-orang muda yang berharap dapat menjadi selebrities.
Adalah seorang pria pengusaha telekomunikasi berkebangsaan Rusia yang bernama Igor. Saat muda ia pernah dikirim ke medan perang Vietnam yang kejam, dan walaupun ia selalu mengatakan bahwa perang itu tak meninggalkan bekas pada dirinya, ternyata trauma masih menghantuinya ketika ia sudah jadi orang kaya dan punya istri cantik.
Igor mencintai dan memuja Ewa, istrinya. Ewa mendampinginya mulai saat Igor harus merangkak dan jatuh bangun membangun kesuksesan, hingga mencapai puncak kekayaan yang hanya dapat diraih segelintir manusia di dunia ini. Namun di balik semua kebahagiaan pasangan itu, Ewa menyimpan kenangan akan sebuah kejadian yang menggelitik nuraninya. Hal itu terjadi di suatu malam ketika pasangan itu menikmati makan malam romantis di tengah liburan mereka di Siberia. Tiba-tiba ada pengemis yang menghampiri meja mereka dan merusak momen romantis mereka. Bukannya marah dan mengusir pengemis itu keluar, Igor justru menemani pengemis itu ke luar restoran. Dan sekembalinya ke dalam restoran, secara implisit Igor mengatakan bahwa semua yang menghalangi atau mengganggunya harus dimusnahkan.
Ewa merasa ngeri, dan baru beberapa tahun kemudian sadar bahwa trauma perang itu masih melekat di jiwa suaminya, yang membuatnya berubah menjadi pribadi yang sadis dan kejam. Maka pada suatu hari ketika Ewa berkenalan dengan Hamid, seorang fashion designer yang sedang menanjak dan mengaguminya, Ewa pun meninggalkan Igor. Begitu saja, tanpa pamit. Tentu saja Igor meradang. Namun, bukannya merenungkan kesalahannya sehingga istrinya meninggalkannya, ia malah berusaha menarik perhatian sang istri dengan ‘menghancurkan sebuah atau beberapa dunia’, yang tidak lain berupa pembunuhan!
Itulah tujuannya datang ke Festival Film Cannes, karena tahu bahwa Hamid, sang designer haut-couture kelas dunia akan datang dalam rangka pembuatan film pertamanya. Dan ia pasti akan datang bersama Ewa. Korban yang dipilih oleh Igor beragam, cewek maupun cowok, ada yang pria kaya raya, ada gadis miskin. Senjatanya juga beragam, dari pisau, seni bela diri hingga racun. Memang Igor bukanlah pembunuh berantai yang ingin menghebohkan dunia (kalau demikian halnya ia justru akan meninggalkan sebuah jejak hingga dunia menangkap pesannya), namun ia hanya melakukan pembunuhan, lalu mengirimkan SMS dari nomor tak dikenal kepada istrinya. Mengabarkan bahwa sebuah dunia telah hancur.
Dalam petualangan Igor ini, banyak tokoh yang bersinggungan jalan dengannya. Ada gadis muda Brazil yang cantik, yang menjual aksesoris murahan di pinggir jalan. Ada juga sutradara film independen yang terobsesi untuk masuk ke Hollywood, ada milyarder nyentrik yang berkuasa di dunia perfilman, juga ada peragawati dan aktris muda yang sama-sama menapaki karir pertama mereka di perhelatan yang prestisius itu. Dan tentu saja ada pula Hamid, sang anak miskin dari Negara Arab yang akhirnya menapaki karir sukses sebagai designer kelas dunia.
Banyak filosofi hidup yang kita dapatkan dari buku ini. Antara lain bahwa apa yang selama ini kita saksikan serba glamor dan fantastis di layar TV atau layar lebar, sebenarnya penuh dengan kemunafikan dan politik kotor. Semuanya lagi-lagi hanya berdasarkan uang dan keuntungan. Hanya segelintir orang yang murni bekerja atas nama seni, sementara yang lainnya mengorbankan dan memakai apapun demi untuk meraih kenikmatan duniawi dan popularitas yang semu.
Dari mereka yang memang berbakat dan ambisius, kita bisa belajar bahwa bila kita mau bekerja keras dan tak berhenti berharap, maka impian kita akan bisa tercapai.
Lalu dari Igor sendiri kita juga bisa mengambil pelajaran penting bahwa kekayaan seringkali malah menghalangi orang untuk merasakan kebahagiaan dan menikmati hidup. Kekayaan dan kemewahan juga menutup hati dan nurani kita akan kekayaan hidup yang sesungguhnya. Seperti halnya Igor, banyak orang begitu keranjingan untuk bekerja, dan alasan mereka selalu sama: sebentar lagi saja, setelah ini aku akan bersantai lalu membeli rumah di pedesaan, bermain bersama anak-anak, memperhatikan keluarga, dll. Namun kenyataannya ‘sebentar lagi’ itu tak kunjung datang karena si workaholic tak mampu untuk berhenti dari pekerjaannya, tak mampu membendung keserakahannya untuk terus menambah kekayaan.
Kesimpulannya, buku ini menyajikan filosofi hidup yang dibalut dengan ketegangan ala kisah detektif atau misteri, sekaligus dengan latar belakang dunia gemerlap film dan modeling. Lengkap deh, dan menarik untuk dibaca!
Judul : The Winners Stands Alone
Pengarang : Paulo Coelho
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Media
Harga : Rp 50.000,-
Selamat pagi... laporan dulu setelah 4 hari baru online.
ReplyDeleteAku pernah baca bukunya,... itupun cuman pinjem dari temen. Tapi kayaknya ulasan mbak fanda lebih menarik deh.
ReplyDeleteKisah yang intens membawa kita ke dalam lingkup orang-orang terkenal, sukses, dan bergelimang uang, namun juga menjadi cerminan mengejutkan tentang kedangkalan dan keganasan dunia di mana manusia saling memakan sesamanya.
Pagi mbak. Saya baru sedang tertarik sama Paulo Coelho. Resensi mantap ini jadi menambah keinginan tahuan saya. Nice post.
ReplyDeletedapat pelajaran lagi dari sini mbak. Kalau kita mau bekerja keras dan tidak berhenti berharap maka keinginan kita akan tercapai.... seep2 mbak. bisa diterima :D
ReplyDelete(maaf) izin mengamankan KELIMAAAXXZ dulu. Boleh kan?!
ReplyDeleteLagi-lagi belum pernah baca, nih.
Kemaren, aku liat buku itu di gramedia, pengen...
ReplyDeleteSalah satu penulis favoritku...
bagus, tah? tunggu diskonan buku, deh. mahal.
ReplyDeletebtw, waktu itu makasih buat link bukunya ya ^^
Jadi pengen baca... Tapi sedang ngebet Mec Cabot..
ReplyDeleteAku sebenarnya baru baca yang 'Sang Alkemis', tapi nampaknya Paulo Coelho ini penulis besar. Tiap paragraf yang ditulisnya mengandung pelajaran.
ReplyDeletenice posting mantappp
ReplyDeleteselalu mendapatkan review dan ulasan buku terbaik disini
ReplyDeleteSepertinya ulasan dari mbak Fanda membuatku tertarik utk baca bukunya nih...
ReplyDeleteTergelitik aku dengan konflik yang dimunculkan dalam buku ini.
Makasih ya mbak udah berbagi... Salam persahabatan.
belum baca, dan lagi2 alasannya karena buku2 Paulo Coelho gak pernah khatam saya baca. Selalu berhenti di tengah, saya juga gak tau, dan biasanya gak niat lagi ngelanjutin.. :)
ReplyDeletemampir sore mbak...
ReplyDeletemumpung lagi nggak mati lampu...
kenikmatan duniawi dan popularitas semu...kenapa ya fan sekarang banyak yang lebih butuh "sesuatu yang semu dan instan ketimbang yang langgeng dan hakiki. ^protes^
ReplyDeleteTerdengar mengerikan si Igor ini. Ternyata jutawan ini nyambi jadi psikopat. Akhirnya gimana, Mbak? Igor-nya mati atau dipenjara?
ReplyDeletewow, kisah pembunuhan jg. hmm..belum pernah baca novelnya nih.
ReplyDeletedengan skala 10. buku ini nilainya berapa?
ReplyDeletejadi penasaran pengen baca nih buku
ReplyDeleteWe..e...e..eeee
ReplyDeleteKayaknya seru nih.
Jadi pingin....
Ada yang mau ngirim gak ya ?
Buku jenis apapun itu yg penting ada muatan filosofinya, pasti aku suka banget termasuk buku ini. Lagi, resensi mantap nih, mbak.
ReplyDelete