Wednesday, April 14, 2010

Galaksi Kinanthi

Jujur aku salut pada seorang penulis nasional yang bernama Tasaro GK ini. Gaya bertuturnya indah namun tetap terasa natural serta gampang dicerna; kekuatan ceritanya mampu tersebar merata dari awal hingga akhir, mampu membuatku terpaku terus padanya meski kisah ini bukan thriller. Well, aku akui saja selama ini hampir tak ada penulis nasional yang mampu memukauku seperti Tasaro GK ini. Moga-moga beliau akan mampu terus menelurkan karya-karya apiknya di belantara sastra Indonesia. Kalaupun tidak, cukup terhiburlah kita dengan Galaksi Kinanthi ini…

Kinanthi adalah anak perempuan yang lahir dari orangtua yang sangat miskin di sebuah dusun terpencil di Gunung Kidul, Jawa Tengah. Meski ayahnya penjudi, saudara-sauradanya orang-orang yang jalannya tak benar, Kinanthi tumbuh sebagai gadis kecil yang baik hati. Meski begitu, tipikal masyarakat yang tinggal di pedalaman, mereka menganggap anak dari orang baik pasti baik, dan sebaliknya. Jadilah Kinanthi kecil bulan-bulanan seluruh warga dusun yang selalu menghina dan menjauhinya. Semuanya…kecuali Ajuj.

Ajuj berusia dua tahun lebih tua dari Kinanthi, dan suka sekali menghabiskan waktu bersamanya, bercakap-cakap di sela-sela tugas yang harus dilakukan keduanya. Hal ini membuat keduanya tak terpisahkan, dan nampaknya suatu ikatan yang istimewa telah diam-diam tumbuh subur dalam diri Kinanthi dan Ajuj. Masalahnya Ajuj adalah putra seorang rois (pemuka agama) di dusun itu yang malu karena putranya bergaul dengan putri orang yang hina.

Pada saat berusia 12 tahun, persahabatan Ajuj-Kinanthi, satu-satunya ‘harta berharga’ yang dimiliki Kinanthi, direnggut secara paksa darinya oleh kedua orang tuanya. Ditukar beras seberat 50kg, ayah dan ibu Kinanthi menyerahkan putri mereka kepada seseorang bernama Pak Edi yang berjanji akan membawa Kinanthi ke kota dan menyekolahkannya di sana. Janji tinggal hanya sebagai janji, karena tujuan dari semua niat baik yang palsu itu adalah… untuk menjual Kinanthi sebagai tenaga TKW di Arab.

Di sini mulai muncul sisi idealisme Tasaro, yang ingin menyoroti hal yang tak pernah berubah sedari dulu: lemahnya perlindungan pemerintah Indonesia terhadap anak-anak bangsa penyumbang devisa ketika bekerja di luar negeri. Ngeri rasanya membaca nasib buruk mereka (yang dalam buku ini diwakili sosok Kinanthi) yang selalu terbelit: penganiayaan, kerja rodhi bahkan tak dibayar, hingga pemerkosaan. Dari Riyadh, Kuwait hingga ke daratan Amerika, Kinanthi bagai masuk ke dalam labirin kesengsaraan tak berujung.

Untung bagi Kinanthi, ada orang-orang yang menaruh belas kasihan pada nasibnya, sehingga ia akhirnya bisa lepas dari jeratan itu (pikirkan berapa banyak TKW kita di luar sana yang tak seberuntung dirinya..!). Berkat keteguhan hati dan kepandaiannya, ia berhasil menjadi seorang Profesor Kinanthi Hope, seorang cendekiawan yang konsisten memperjuangkan hak-hak wanita yang tertindas dengan cara berbicara di forum-forum, serta menuangkan buah pikirannya lewat buku-bukunya. Dari sanalah ia bersinggungan takdir dengan Zhaxi, seorang pemuda Tibet yang banyak bekerja sama dengan Prof. Kinanthi saat menjadi chief editor di penerbitan yang menerbitkan buku-buku Kinanthi.

Maka timbul keinginan Kinanthi untuk menulis sebuah novel fiksi yang sebenarnya mengangkat kisahnya sendiri. Dan dalam proses itu pula, makin kuat keinginannya untuk pulang ke tanah air, menjumpai kembali sosok Ajuj yang selama duapuluh tahun ini selalu memenuhi hati dan pikiran Kinanthi. Apalagi berkat dorongan Zhaxi yang menginginkan Kinanthi memperoleh ‘pelepasan’ terhadap kenangan-kenangan yang membayangi hidupnya itu, meski sebenarnya berat bagi Zhaxi untuk melepas Kinanthi kepada Ajuj, karena Zhaxi pun sudah jatuh hati pada Kinanthi.

Menarik untuk menyimak reaksi semua yang ada di dusun menyaksikan kepulangan Kinanthi yang penuh gaya: penampilan mahal dan chic, kecantikan dan tubuh semampainya, serta mobil mewah yang disewanya. Ada penyesalan, ada iri hati, ada pemikiran sempit. Tapi yang paling ingin kita lihat adalah: bagaimana reaksi Ajuj sendiri, yang ternyata selama ini juga tak pernah berhenti berusaha mencari jejak Kinanthi. Mungkin takdir hendak mempermainkannya, karena justru kala ia sudah putus asa di akhir masa pencariannya itu, datanglah Kinanthi masuk kembali dalam kehidupannya.

Dan yang paling menarik adalah cara Tasaro mengakhiri kisahnya ini. Menyusupkan sedikit ‘ketegangan’ di halaman-halaman akhir buku ini, saat kita dibuat penasaran siapa yang akan dipilih Kinanthi: Ajuj, pria sederhana dari dusun kecil yang bagaimana pun juga takkan pernah dapat mengimbanginya, atau Zhaxi yang cerdas, pemuja kebebasan dan punya selera humor tinggi?

Ngomong-ngomong, cover buku ini adalah satu hal lagi yang layak diacungi jempol. Karena ternyata seluruh inti kisah ini mampu terungkap tanpa kata lewat ilustrasi cantik di cover dua halaman bolak-balik itu. Secara keseluruhan, kita akan diajak merasakan berbagai emosi ketika membaca buku ini: hanyut pada suasana pedesaan yang tenang dan sejuk, miris pada keterbelakangan masyarakat miskin yang termarjinalkan, geram pada kurangnya perhatian negara ini pada warganegaranya, juga berdesirnya hati akan cinta dan kerinduan. Betul-betul bersyukur diriku menemukan buku yang menghibur ini!

18 comments:

  1. Waktu itu, saya membacanya di gerbong kereta api mba, saya ampe nangis :(( sumpe, gak malu banget. Secara, ada yang hampir sama dengan keberadaan saya.

    Saya mengacungi jempol untuk karya ini, karena ia adalah karya penulis FLP, hebatnya tak ada dakwah secara verbal yang disampaikan. hanya kembali kepada pembacanya. Pokoke, aku salut ama Tasaro GK.

    tentang cover, itu sentuhan Ali Muakhir, emang keren mbak. Tadinya, judulnya "Cinta Kinanthi" tapi, dirubah jadi "Galaksi Kinanthi" pokoke, dua jempol deh :)

    ReplyDelete
  2. cover memang memegang peranan penting ya Mbak Fanda. aku tuh kadang kalo beli buku, milih covernya dulu. entah isinya bagus apa nggak. hehehehe....

    aku belom baca nih buku. pengarang nasional ya... pasti bagus tuh.
    soalnya aku kurang suka sama novel terjemahan. bahasanya pasti gak seindah bahasa aslinya, ada sesuatu yang hilang gitu

    ReplyDelete
  3. Setuju banget, buku ini bagus. Saya suka, ada banyak hal yang ingin disampaikan penulis tanpa harus menggururi. Ceritanya mengalir, meski endingnya tak secara nyata menyatukan Kinanthi dan Ajuj.

    Semula kukira, Tasaro penulis Jepang, tapi ketika kubaca di cover belakang, ia penulis FLP.

    Reviewnya mantap, Fanda!

    ReplyDelete
  4. Menggoda sekali, Mbak Fanda. Ada tema feminisme yang dibumbui masalah kebodohan budaya dan tentu saja romans. Harga resminya berapa, Mbak? Berapa halaman?

    ReplyDelete
  5. Jujur saya jadi sangat tertarik ingin mencari novel Galaksi Kinanti ini Fan. Resensimu sangat menarik.

    ReplyDelete
  6. covernya emang nomer satu ya.
    emang, Tasaro ini.. bikin gregetan.
    Yang paling menyentuh menurut aku ya, keputusan Kinanthi buat jadi WNA. Membuka mata mengapa kita begitu nasionalis pada indonesia, sementara Indonesia sendiri tidak bisa membantu warga negaranya yang sedang kesulitan.

    *gemes*

    ReplyDelete
  7. Nasib Kinanthi naas sekali. Semoga saja di antara yang baca review buku ini ada yang tahu bagaimana memperjuangkan nasib TKW Indonesia di luar negeri secara nyata dan praktis. Memang betul peribhaasa yang bilang "Lebih baik huja batu di negeri sendiri daripada huja emas di negeri orang" :-(

    ReplyDelete
  8. update blog masih menjadi perdebatan
    tapi banyak yang percaya (termasuk aku) bahwa update akan mempengaruhi pr dan alexa

    hihihihi komen ga nyambung
    menjawab pertanyaan dikomenku

    ReplyDelete
  9. Aku belum baca buku ini dan setelah baca review-nya bener2 pengen baca mbak....!
    Bagus banget tuh kayaknya..

    ReplyDelete
  10. Buku ini akan masuk dalam daftar buku yg harus dibaca deh mbak.. ^_^

    ReplyDelete
  11. selamat malam mbak menarik untuk dibaca ya mbak tapi terus terang sekarang aku lebih banyak baca buku it jarang beli novel lagi

    ReplyDelete
  12. aku jadi penasaran nih sama ceritanya. maap lama nggak berkunjung, apa kabar mbak? makin ngetop aja nih blognya.

    ReplyDelete
  13. tapi bagi saya bertaburnya berbagai macam 'merk' bikin gak nyaman..

    ReplyDelete
  14. hi, permisi ijin share resensi boleh gak?buat grup GK (Galaksi Kinanthi : A Novel)di facebook.
    aq juga pecinta GK dan fansnya tasaro :)
    kalo gak berkenan dishare,kasih tau aja, nanti diremove.makasih ya...

    ReplyDelete