Apa yang menurut anda akan terjadi pada saat anda kelak meninggalkan dunia dan sampai di alam baka atau surga? Jawabannya tidak akan anda temui di buku ini, karena Mitch Albom bukan mau menjelaskan arti alam baka bagi anda! Ia mengajak kita semua belajar untuk menghargai hidup, memahami makna hidup, dan menyadari bahwa hidup ini saling berkaitan. Dan Albom membeberkan semuanya lewat cerita yang apik tentang seorang veteran perang bernama Eddie yang seumur hidupnya --yang ia rasakan tak berguna dan membosankan-- dihabiskan di sebuah taman hiburan. Ayo kita berangkat...
------
Membaca buku ini serasa membagi (split) window layar komputer anda menjadi 3 window, dan ketiga window ini akan berjalan terus hingga akhirnya kembali ‘merged’ lagi pada bagian epilog/akhir cerita.
Window 1 – sebelum ajal; di dunia, yakni Eddie tua, yang biasa dipanggil oleh karyawan maupun pengunjung taman hiburan Ruby Pier sebagai Eddie Maintenance. Itu karena ia-lah sang Kepala Maintenance yang bertugas memeriksa semua wahana, apakah ada sekrup yang lepas, atau engsel yang sudah berkarat. Ia harus meyakinkan bahwa semua wahana di Ruby Pier aman dinaiki oleh pengunjung. Di usia hampir 83 tahun Eddie menjalani hidup membosankan dengan lutut yang selalu sakit yang ia dapat dari perang dan tongkat yang menopang tubuhnya. Sampai suatu hari sepotong kabel, yang menahan sebuah wahana yang menggantung padanya, aus. Saat itu juga Eddie melihat seorang anak perempuan berada tepat di bawah wahana itu, maka dengan sekuat tenaga tanpa mempedulikan lutut dan tongkatnya, ia melompat untuk menyelamatkan anak itu sebelum wahana itu jatuh menghempas tanah. Hal terakhir yang ia tahu adalah bahwa ia sempat merasakan sepasang tangan mungil di genggamannya, lalu...gelap....
Window 2 – 83 tahun lalu; masih di dunia, yakni hari ketika Eddie dilahirkan (ya, ia meninggal tepat di hari ulang tahunnya!). Untuk selanjutnya, window 2 ini akan menceritakan kilasan-kilasan pada ulangtahun Eddie dari kecil sampai tua. Ayah Eddie dulunya juga Kepala Maintenance di Ruby Pier, dan hubungan ayah-anak ini tidak harmonis. Eddie kecil tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian, dan sering dipukuli. Lalu Eddie berangkat ke medan perang, dan pulang dengan membawa luka di lututnya serta, yang jauh lebih parah, luka di hatinya. Perang menyisakan trauma yang menyebabkan Eddie sering mengalami mimpi buruk yang sama tiap malam.
Ayahnya yang kecewa karena anak lelakinya menjadi manusia tak berguna, tidak berbicara dengan Eddie, tidak saat ia menikahi gadis pujaannya Marguerite, dan tidak hingga saat kematian sang ayah. Eddie sakit hati dan benci kepada ayahnya, namun dalam lubuk hati ia tetap mencintainya.
Window 3 – setelah ajal; di alam baka; Ruby Pier jaman dahulu saat Eddie berumur 8 tahun. Eddie berjumpa dengan seorang pemain di sirkus yang sudah lama meninggal, yang biasa dipanggil Orang Biru. Ia tak seberapa mengenal orang yang biasa tampil dalam atraksi ‘Manusia Aneh’ ini, namun anehnya orang itulah yang pertama kali ia temui di alam baka. Bukan karena kesalahan atau kebetulan, karena Orang Biru itu adalah si orang pertama dari 5 orang yang menunggunya di alam baka dan yang harus ia hadapi. Untuk apa?
Flashback--Siang yang naas itu, Eddie dan teman-temannya pulang dari bermain bola dan sedang berjalan kaki menuju ke taman hiburan. Di saat yang sama si Orang Biru sedang menyetir mobilnya melewati sebuah gang kecil, ketika tiba-tiba sebuah bola menggelinding lewat di depannya, dan seorang anak berusia 10 tahun yang berlari mengejar bola itu! Untunglah, si Orang Biru berhasil mengerem tepat pada waktunya. Nah, disini kita lalu diajak melihat sebuah kejadian dari 2 sisi yang berbeda.
Dari sisi Eddie kecil, ia mungkin sedikit kaget, namun segera kembali kepada teman-temannya dan sama sekali melupakan kejadian itu dengan bersenang-senang di taman hiburan. Sedang di sisi lainnya, si pengemudi yang jantungnya lemah, kaget sekali ketika melihat bocah itu sehingga akhirnya tak dapat mengendalikan mobilnya, dan menabrak tong di pinggir jalan dengan keras. Dadanya membentur setir, dan ia meninggal dunia di tempat.
Lihat kan? Bagaimana semua hal dalam kehidupan ini saling berkaitan, kematian yang luput dari satu orang, ternyata mengambil orang lainnya dalam sebuah kejadian. Dan di celah antara keduanya, kehidupan pun berubah. Inilah pelajaran pertama yang didapat Eddie dari orang yang pertama di alam baka, sekaligus sepenggal kisah yang tak pernah terungkap dalam hidupnya.
Setelah itu scene berpindah ke sebuah medan perang di Filipina, Eddie saat berusia 25 tahun-an. Orang kedua adalah Kapten, mantan komandannya saat perang. Eddie ingat ia mengagumi si Kapten, karena sang Kapten selau menekankan pada anak buahnya, bahwa apapun yang terjadi, tak seorang pun akan ditinggalkan. Janji yang meneguhkan semua bawahannya.
Flashback --Eddie, Kapten dan 3 kawannya ditawan musuh di sebuah barak. Mereka disiksa, dan puncaknya ketika salah seorang dari mereka ditembak dengan sadis, mereka memutuskan untuk melarikan diri. Misi itu berhasil, semua musuh mati. Maka mereka memutuskan untuk membakar barak itu. Saat api mulai berkobar, Eddie merasa melihat bayangan di salah satu bangunan. Ia nekat mau masuk dan menolong siapapun yang ada di dalam, namun dihalang-halangi yang lain. Eddie makin histeris (sebagian karena stress akibat perang), dan bisa membahayakan mereka semua, maka Kapten terpaksa menembak kakinya (dengan asumsi tembakan di kaki tidak akan membunuh Eddie). Padahal Eddie merasa bahwa luka di kakinya itulah yang mengubah seluruh hidupnya.
Ada 2 hal yang tak pernah Eddie ketahui. Selain bahwa Kapten-lah yang menembak kakinya, ia tak tahu juga bahwa saat melanjutkan perjalanan, sang Kapten yang berjalan di depan menginjak ranjau. Maka tewaslah sang Kapten dengan tubuh terburai terkena ledakannya.
Pelajaran kedua: Pengorbanan adalah bagian dari kehidupan. Eddie berkorban demi keselamatan teman-temannya dengan menanggung luka tembakan itu, sedang Kapten yang bersalah karena menembak Eddie, juga membuat pengorbanan untuk anak buahnya ketika nyawanya melayang karena ranjau. Semua orang membuat pengorbanan, baik yang kecil maupun yang besar. Orang tua yang membanting tulang demi menyekolahkan anaknya, anak yang harus pindah tempat tinggal demi merawat orang tuanya, dll. Dan pengorbanan itu bukanlah hal yang perlu disesali, justru saat kita mengorbankan sesuatu yang berharga, kita tidak sungguh-sungguh kehilangan hal itu, melainkan meneruskannya kepada orang lain, agar orang lain hidup dan bahagia.
Selanjutnya Eddie bertemu dengan orang ketiga-nya saat scene berpindah ke rumah makan dekat taman hiburan. Di situ ia melihat ayahnya, namun ia tak dapat berbicara dengannya. Lalu seseorang mendekat...orang ketiga Eddie. Ia adalah istri pemilik Ruby Pier, namanya Ruby. Ruby menceritakan sebuah kejadian yang kemudian menyebabkan ayah Eddie terkena pneumonia, dan akhirnya meninggal dunia.
Flashback --Suatu malam sahabat keluarga Eddie bernama Mickey sedang bertandang ke rumah Eddie dalam keadaan mabuk. Ayah Eddie tak ada, jadi ia ditemui ibu Eddie. Dalam keadaan kalap, Mickey mencoba memperkosa ibu Eddie. Untunglah ayah Eddie segera datang, dan marahlah ia pada Mickey. Ia mengejar Mickey sampai ke dermaga, lalu keduanya mencebur ke laut. Mickey yang mabuk hampir tenggelam, dan pada saat itulah ayah Eddie yang awalnya ingin membunuh Mickey, berubah iba dan kemudian malah menolongnya dari laut.
Itulah pelajaran ketiga yang Eddie dapat dari Ruby, bahwa kebencian adalah pedang bermata dua. Salah satunya akan melukai diri kita sendiri. Menyimpan rasa marah adalah racun bagi tubuh kita. Lihat saja Eddie, yang kebenciannya pada ayahnya membuat ia getir. Maka yang harus dipelajari Eddie adalah memaafkan. Contohlah bagaimana ayah Eddie dapat memaafkan sahabat yang mengkhianatinya.
Namun ternyata bukan hanya kebencian saja yang membuat Eddie getir, sehingga ia memilih diam di tempat dan tak mampu keluar dari hidup di dermaga dan taman hiburan itu. Masih ada 2 pelajaran lagi yang akan ia dapatkan...2 pelajaran amat penting dalam hidup kita semua...
Scene berpindah-pindah dari sebuah pesta perkawinan ke pesta perkawinan lain, lalu lainnya lagi, sampai Eddie menemukan seorang gadis muda yang sangat cantik....yang, tak lain adalah istrinya: Marguerite saat masih muda. Ya, Marguerite mengingat perkawinannya dengan Eddie adalah salah satu hal terpenting dalam hidup mereka berdua. Karena disanalah mereka menemukan cinta. Kita semua jatuh cinta dan kehilangan cinta. Saat kehilangan cinta, kadang orang juga kehilangan sebagian dari diri dan jiwanya. Itulah pelajaran keempat buat Eddie dari sang istri tercinta, bahwa cinta yang hilang tetaplah cinta, hanya bentuknya saja yang berbeda. Kehidupan harus berakhir atau berubah, tapi cinta tidak. Saat indera tak dapat bertemu, kenangan akan cinta akan terus hidup bila kita dekap dan kita pelihara.
Maka...tinggal satu pelajaran lagi yang perlu dihadapi Eddie. Dan inilah makna terindah dari hidup setiap manusia, yakni bahwa hidup kita bukanlah tanpa arti. Mungkin kita merasa, seperti halnya Eddie, bahwa dirinya hanya seorang pegawai rendahan di sebuah taman hiburan kecil yang melakukan pekerjaan yang sama setiap harinya. Hal remeh temeh seperti mengecek wahana, membetulkan wahana yang rusak, meminyaki engsel-engsel, sangat membosankan. Namun ia tak menyadari, bahwa apa yang ia lakukan telah menolong beribu-ribu pengunjung taman hiburan itu, menyelamatkan mereka dari bahaya kecelakaan, memberi mereka kegembiraan untuk menaiki wahana dengan rasa aman. Berapa orang anak yang mungkin telah ia hindarkan dari kecelakaan? Juga berapa orang tua yang ia buat bersyukur dapat menimang cucu-cucu dari anak-anak mereka yang tetap hidup itu? dst... Itu berarti bahwa kita semua berharga, begitu juga pekerjaan yang kita lakukan!
Orang kelima yang Eddie temui di alam baka telah membuka mata Eddie, sekaligus mengajarkan kepadanya bahwa setelah menyadari bahwa hidup kita ini terkait dengan sesama kita; berbuat baiklah pada sesama dengan melakukan pengorbanan-pengorbanan kecil sepanjang hidup kita. Berikanlah maaf dan berdamailah dengan orang lain, reguklah cinta sejati, dan yang terakhir berdamailah dengan dirimu sendiri. Terimalah dirimu sendiri yang amat berarti bagi dunia. Itulah inti sari seluruh hidup kita di dunia ini...
------
Hey, tapi...siapakah orang kelima itu? Dan apa kaitannya dengan masa lalu Eddie? Bagaimana dengan nasib anak perempuan kecil yang berusaha ia selamatkan saat kecelakaan yang merenggut nyawanya itu? Mungkin itu sebaiknya anda cari sendiri di bukunya, karena justru ending yang membuat penasaran-lah yang akan membuat buku ini terasa makin berkesan... Selamat membaca (dan merenung!!)
Judul : Meniti Bianglala (The Five People You Meet In Heaven)
Pengarang : Mitch Albom
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2005
Halaman : 202
Harga : Rp 33.000,-
------
Membaca buku ini serasa membagi (split) window layar komputer anda menjadi 3 window, dan ketiga window ini akan berjalan terus hingga akhirnya kembali ‘merged’ lagi pada bagian epilog/akhir cerita.
Window 1 – sebelum ajal; di dunia, yakni Eddie tua, yang biasa dipanggil oleh karyawan maupun pengunjung taman hiburan Ruby Pier sebagai Eddie Maintenance. Itu karena ia-lah sang Kepala Maintenance yang bertugas memeriksa semua wahana, apakah ada sekrup yang lepas, atau engsel yang sudah berkarat. Ia harus meyakinkan bahwa semua wahana di Ruby Pier aman dinaiki oleh pengunjung. Di usia hampir 83 tahun Eddie menjalani hidup membosankan dengan lutut yang selalu sakit yang ia dapat dari perang dan tongkat yang menopang tubuhnya. Sampai suatu hari sepotong kabel, yang menahan sebuah wahana yang menggantung padanya, aus. Saat itu juga Eddie melihat seorang anak perempuan berada tepat di bawah wahana itu, maka dengan sekuat tenaga tanpa mempedulikan lutut dan tongkatnya, ia melompat untuk menyelamatkan anak itu sebelum wahana itu jatuh menghempas tanah. Hal terakhir yang ia tahu adalah bahwa ia sempat merasakan sepasang tangan mungil di genggamannya, lalu...gelap....
Window 2 – 83 tahun lalu; masih di dunia, yakni hari ketika Eddie dilahirkan (ya, ia meninggal tepat di hari ulang tahunnya!). Untuk selanjutnya, window 2 ini akan menceritakan kilasan-kilasan pada ulangtahun Eddie dari kecil sampai tua. Ayah Eddie dulunya juga Kepala Maintenance di Ruby Pier, dan hubungan ayah-anak ini tidak harmonis. Eddie kecil tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian, dan sering dipukuli. Lalu Eddie berangkat ke medan perang, dan pulang dengan membawa luka di lututnya serta, yang jauh lebih parah, luka di hatinya. Perang menyisakan trauma yang menyebabkan Eddie sering mengalami mimpi buruk yang sama tiap malam.
Ayahnya yang kecewa karena anak lelakinya menjadi manusia tak berguna, tidak berbicara dengan Eddie, tidak saat ia menikahi gadis pujaannya Marguerite, dan tidak hingga saat kematian sang ayah. Eddie sakit hati dan benci kepada ayahnya, namun dalam lubuk hati ia tetap mencintainya.
Window 3 – setelah ajal; di alam baka; Ruby Pier jaman dahulu saat Eddie berumur 8 tahun. Eddie berjumpa dengan seorang pemain di sirkus yang sudah lama meninggal, yang biasa dipanggil Orang Biru. Ia tak seberapa mengenal orang yang biasa tampil dalam atraksi ‘Manusia Aneh’ ini, namun anehnya orang itulah yang pertama kali ia temui di alam baka. Bukan karena kesalahan atau kebetulan, karena Orang Biru itu adalah si orang pertama dari 5 orang yang menunggunya di alam baka dan yang harus ia hadapi. Untuk apa?
Flashback--Siang yang naas itu, Eddie dan teman-temannya pulang dari bermain bola dan sedang berjalan kaki menuju ke taman hiburan. Di saat yang sama si Orang Biru sedang menyetir mobilnya melewati sebuah gang kecil, ketika tiba-tiba sebuah bola menggelinding lewat di depannya, dan seorang anak berusia 10 tahun yang berlari mengejar bola itu! Untunglah, si Orang Biru berhasil mengerem tepat pada waktunya. Nah, disini kita lalu diajak melihat sebuah kejadian dari 2 sisi yang berbeda.
Dari sisi Eddie kecil, ia mungkin sedikit kaget, namun segera kembali kepada teman-temannya dan sama sekali melupakan kejadian itu dengan bersenang-senang di taman hiburan. Sedang di sisi lainnya, si pengemudi yang jantungnya lemah, kaget sekali ketika melihat bocah itu sehingga akhirnya tak dapat mengendalikan mobilnya, dan menabrak tong di pinggir jalan dengan keras. Dadanya membentur setir, dan ia meninggal dunia di tempat.
Lihat kan? Bagaimana semua hal dalam kehidupan ini saling berkaitan, kematian yang luput dari satu orang, ternyata mengambil orang lainnya dalam sebuah kejadian. Dan di celah antara keduanya, kehidupan pun berubah. Inilah pelajaran pertama yang didapat Eddie dari orang yang pertama di alam baka, sekaligus sepenggal kisah yang tak pernah terungkap dalam hidupnya.
Setelah itu scene berpindah ke sebuah medan perang di Filipina, Eddie saat berusia 25 tahun-an. Orang kedua adalah Kapten, mantan komandannya saat perang. Eddie ingat ia mengagumi si Kapten, karena sang Kapten selau menekankan pada anak buahnya, bahwa apapun yang terjadi, tak seorang pun akan ditinggalkan. Janji yang meneguhkan semua bawahannya.
Flashback --Eddie, Kapten dan 3 kawannya ditawan musuh di sebuah barak. Mereka disiksa, dan puncaknya ketika salah seorang dari mereka ditembak dengan sadis, mereka memutuskan untuk melarikan diri. Misi itu berhasil, semua musuh mati. Maka mereka memutuskan untuk membakar barak itu. Saat api mulai berkobar, Eddie merasa melihat bayangan di salah satu bangunan. Ia nekat mau masuk dan menolong siapapun yang ada di dalam, namun dihalang-halangi yang lain. Eddie makin histeris (sebagian karena stress akibat perang), dan bisa membahayakan mereka semua, maka Kapten terpaksa menembak kakinya (dengan asumsi tembakan di kaki tidak akan membunuh Eddie). Padahal Eddie merasa bahwa luka di kakinya itulah yang mengubah seluruh hidupnya.
Ada 2 hal yang tak pernah Eddie ketahui. Selain bahwa Kapten-lah yang menembak kakinya, ia tak tahu juga bahwa saat melanjutkan perjalanan, sang Kapten yang berjalan di depan menginjak ranjau. Maka tewaslah sang Kapten dengan tubuh terburai terkena ledakannya.
Pelajaran kedua: Pengorbanan adalah bagian dari kehidupan. Eddie berkorban demi keselamatan teman-temannya dengan menanggung luka tembakan itu, sedang Kapten yang bersalah karena menembak Eddie, juga membuat pengorbanan untuk anak buahnya ketika nyawanya melayang karena ranjau. Semua orang membuat pengorbanan, baik yang kecil maupun yang besar. Orang tua yang membanting tulang demi menyekolahkan anaknya, anak yang harus pindah tempat tinggal demi merawat orang tuanya, dll. Dan pengorbanan itu bukanlah hal yang perlu disesali, justru saat kita mengorbankan sesuatu yang berharga, kita tidak sungguh-sungguh kehilangan hal itu, melainkan meneruskannya kepada orang lain, agar orang lain hidup dan bahagia.
Selanjutnya Eddie bertemu dengan orang ketiga-nya saat scene berpindah ke rumah makan dekat taman hiburan. Di situ ia melihat ayahnya, namun ia tak dapat berbicara dengannya. Lalu seseorang mendekat...orang ketiga Eddie. Ia adalah istri pemilik Ruby Pier, namanya Ruby. Ruby menceritakan sebuah kejadian yang kemudian menyebabkan ayah Eddie terkena pneumonia, dan akhirnya meninggal dunia.
Flashback --Suatu malam sahabat keluarga Eddie bernama Mickey sedang bertandang ke rumah Eddie dalam keadaan mabuk. Ayah Eddie tak ada, jadi ia ditemui ibu Eddie. Dalam keadaan kalap, Mickey mencoba memperkosa ibu Eddie. Untunglah ayah Eddie segera datang, dan marahlah ia pada Mickey. Ia mengejar Mickey sampai ke dermaga, lalu keduanya mencebur ke laut. Mickey yang mabuk hampir tenggelam, dan pada saat itulah ayah Eddie yang awalnya ingin membunuh Mickey, berubah iba dan kemudian malah menolongnya dari laut.
Itulah pelajaran ketiga yang Eddie dapat dari Ruby, bahwa kebencian adalah pedang bermata dua. Salah satunya akan melukai diri kita sendiri. Menyimpan rasa marah adalah racun bagi tubuh kita. Lihat saja Eddie, yang kebenciannya pada ayahnya membuat ia getir. Maka yang harus dipelajari Eddie adalah memaafkan. Contohlah bagaimana ayah Eddie dapat memaafkan sahabat yang mengkhianatinya.
Namun ternyata bukan hanya kebencian saja yang membuat Eddie getir, sehingga ia memilih diam di tempat dan tak mampu keluar dari hidup di dermaga dan taman hiburan itu. Masih ada 2 pelajaran lagi yang akan ia dapatkan...2 pelajaran amat penting dalam hidup kita semua...
Scene berpindah-pindah dari sebuah pesta perkawinan ke pesta perkawinan lain, lalu lainnya lagi, sampai Eddie menemukan seorang gadis muda yang sangat cantik....yang, tak lain adalah istrinya: Marguerite saat masih muda. Ya, Marguerite mengingat perkawinannya dengan Eddie adalah salah satu hal terpenting dalam hidup mereka berdua. Karena disanalah mereka menemukan cinta. Kita semua jatuh cinta dan kehilangan cinta. Saat kehilangan cinta, kadang orang juga kehilangan sebagian dari diri dan jiwanya. Itulah pelajaran keempat buat Eddie dari sang istri tercinta, bahwa cinta yang hilang tetaplah cinta, hanya bentuknya saja yang berbeda. Kehidupan harus berakhir atau berubah, tapi cinta tidak. Saat indera tak dapat bertemu, kenangan akan cinta akan terus hidup bila kita dekap dan kita pelihara.
Maka...tinggal satu pelajaran lagi yang perlu dihadapi Eddie. Dan inilah makna terindah dari hidup setiap manusia, yakni bahwa hidup kita bukanlah tanpa arti. Mungkin kita merasa, seperti halnya Eddie, bahwa dirinya hanya seorang pegawai rendahan di sebuah taman hiburan kecil yang melakukan pekerjaan yang sama setiap harinya. Hal remeh temeh seperti mengecek wahana, membetulkan wahana yang rusak, meminyaki engsel-engsel, sangat membosankan. Namun ia tak menyadari, bahwa apa yang ia lakukan telah menolong beribu-ribu pengunjung taman hiburan itu, menyelamatkan mereka dari bahaya kecelakaan, memberi mereka kegembiraan untuk menaiki wahana dengan rasa aman. Berapa orang anak yang mungkin telah ia hindarkan dari kecelakaan? Juga berapa orang tua yang ia buat bersyukur dapat menimang cucu-cucu dari anak-anak mereka yang tetap hidup itu? dst... Itu berarti bahwa kita semua berharga, begitu juga pekerjaan yang kita lakukan!
Orang kelima yang Eddie temui di alam baka telah membuka mata Eddie, sekaligus mengajarkan kepadanya bahwa setelah menyadari bahwa hidup kita ini terkait dengan sesama kita; berbuat baiklah pada sesama dengan melakukan pengorbanan-pengorbanan kecil sepanjang hidup kita. Berikanlah maaf dan berdamailah dengan orang lain, reguklah cinta sejati, dan yang terakhir berdamailah dengan dirimu sendiri. Terimalah dirimu sendiri yang amat berarti bagi dunia. Itulah inti sari seluruh hidup kita di dunia ini...
------
Hey, tapi...siapakah orang kelima itu? Dan apa kaitannya dengan masa lalu Eddie? Bagaimana dengan nasib anak perempuan kecil yang berusaha ia selamatkan saat kecelakaan yang merenggut nyawanya itu? Mungkin itu sebaiknya anda cari sendiri di bukunya, karena justru ending yang membuat penasaran-lah yang akan membuat buku ini terasa makin berkesan... Selamat membaca (dan merenung!!)
Judul : Meniti Bianglala (The Five People You Meet In Heaven)
Pengarang : Mitch Albom
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2005
Halaman : 202
Harga : Rp 33.000,-
hmm... jadi pengen cari trus baca bukunya niyh....
ReplyDeletebtw aku baru sempet posting award-nya hari ini, maaf yah....
sepertinya buku ini bagus mbak,
ReplyDeletemau cari ah,,,,
Jadi pengen baca jg mba...cara mba fanda menceritakan buku ini bikin kagum deh mba.....
ReplyDeleteHm, buku yang menarik. Terimakasih sdh share disini mbak Fanda. Bnnyak mmg hal tentang kehidupan yang bs kita renungkan. Good posting.
ReplyDeleteKelihatannya bukunya menarik mbak, buat renungan dan pembelajaran.
ReplyDeletesiang mba... maaf nih baru bisa berkunjung... 2 minggu terakhir ini bener2 ngga bisa OL dan ngenet dg bebas, ada keluarga yg sedang berkunjung di rumah...
ReplyDeletemakasih atas info buku nya mba.. sepertinya patut utk dibaca lebih lanjut.
Yang ini aku belum baca Mbak :D
ReplyDeleteCoba deh Mbak Fanda baca yang "For One More Day", itu juga bagus lho :D
fanda...
ReplyDeleteaku banyangin dirimu pasti jadi orang yang wise banget yah..
banyak baca buku bagus... :)
Menarik dan bikin penasaran neh buku...
ReplyDeleteTiap orang pasti mengalami hal baik dan buruk di kehidupannya.. tinggal kita pilih mana yg akan kita jalani...
hmmm..penasaran neehhh....
wah belom baca nih mbak fanda. coba ntar tak uplek2 weekend ini. makasih buat infonya ya mbak fanda.
ReplyDeleteInfo yang menarik sekali, mbak. Jadi pengen baca sendiri deh.
ReplyDeleteMbak Fanda pinter banget buat resensi buku sih.
Semangat utk terus berkarya dan berbagi ya, mbak...
salam kenal.... tukeran link yuk, semoga sukses selalu....
ReplyDeletehmmm...review bukunya bagus juga, pinter review buku ya mbak...
ReplyDeletebtw saya udah komplain di postingan dia kok mbak, tapi di delete sama orngnya, terus saya cek lagi sapa tau dia udah rubah kalimat dan judulnya... ehhh... yang ada malah komentar saya di hapus sama tuh org...sebel dah...
Whooooa mbak Fanda..
ReplyDeletethis is what i've been looking for !
udh denger byk yg ngomongin soal buku ini. skr jadi tambah yakin.
jadi saya akan beli..
reviewnya memacu saya pengen cepet2 beli ;)
PEsan yang dismapaikan begitu indah, lewat cerita yang disajikan.
ReplyDeleteWah aku kagum sama kemampuan mbak Fanda menyajikannya dengan sederhana dan gampang dicerna pembacanya.
Kapan ya aku punya keahlian gitu. he he *ngiri mode on*
Aku lagi baca bukunya Mitch Albom yang Tueday with Morrie mbaa
ReplyDeletesaya juga suka buku ini...
ReplyDelete