Sunday, July 19, 2009

Misteri Sittaford – Agatha Christie

Kadang-kadang menyenangkan juga membaca kisah detektif milik Agatha Christie tanpa Miss Marple maupun Hercule Poirot. Pemecahan misteri ala Poirot selalu cenderung menggiring opini kita sesuai cara tokoh Poirot mengolah ‘sel-sel kelabu’nya. Nah, misteri yang dipecahkan oleh tokoh orang awam, bukan detektif, justru lebih mendebarkan dan manusiawi. Kita akan diajak menebak-nebak, mencurigai orang yang salah, menghitung-hitung alibi, memikirkan kasus itu dari sudut pandang orang awam. Alhasil, aku berhasil menebak pembunuh dalam kisah yang satu ini dengan tepat! [Tapi..bukan berarti ga seru ceritanya loh!]

Sittaford adalah nama sebuah desa yang terletak di atas sebuah bukit nan sepi dan terpencil di Inggris. Seorang Kapten Joe Trevelyan memiliki sebuah rumah besar yang disebut Sittaford House, dan beberapa cottage kecil yang ia jual kepada para pensiunan tua. Saat itu musim salju, dan rumah yang didiami Kapten Trevelyan disewa oleh dua wanita nan glamour dan gaya, Mrs. Willett beserta putrinya, Violet. Tentu saja mengherankan wanita macam mereka mau menyewa rumah di desa yang sunyi saat musim salju, dan ini juga menjadi pertanyaan seluruh penduduk desa. Kapten Trevelyan sendiri terpaksa pindah dengan membawa semua barang pribadinya ke sebuah rumah di kota Exhampton, beberapa kilometer dari Sittaford.

Suatu malam saat cuaca buruk dan hujan salju membuat jalanan Sittaford tak dapat dilalui kendaraan. Saat itu Mrs. Willett mengundang tetangga-tetangganya, para penghuni cottage untuk minum teh bersama di rumahnya. Yang hadir ada Mayor Burnaby – sahabat Kapten Trevelyan sejak muda, dan beberapa tamu lainnya. Karena suasananya mendukung, mendung, gelap dan dingin, mereka setuju untuk bermain ‘meja bergoyang’ atau semacam jelangkung. Arwah yang dipanggil akan berkomunikasi dengan cara menggoyang meja yang diletakkan di tengah-tengah peserta. Bila meja bergoyang 1x, berarti menunjukkan huruf A. 2x berarti B, dan seterusnya, yang akan terangkai menjadi kata tertentu.

Permainan menjadi semakin seru, sampai akhirnya meja tiba-tiba bergoyang sendiri tanpa ditanya. Tampaknya ada roh yang mau mengirim pesan kepada Mayor Burnaby. Pesannya: T-R-E-V... Orang-orang langsung menebak: Kapten Trevelyan! Ada apa dengannya? Meja bergoyang lagi: M..jeda sejenak, lalu..A-T-I... Dan semua orang kini mulai ketakutan. Puncaknya saat meja menggoyangkan deretan huruf ini: P-E-M-B-U-N-U-H-A-N...

Timbul keresahan di antara semua orang. Ada yang menganggapnya lelucon yang keterlaluan, namun Mayor Burnaby, sahabat Kapten Trevelyan-lah yang tampak paling terpukul. Sampai-sampai ia memutuskan untuk berjalan kaki ke Exhampton untuk menengok apakah sahabatnya itu baik-baik saja. Memang permainan itu konyol, namun ia takkan tenang apabila tidak melihat sendiri. Maka berangkatlah Mayor Burnaby sendirian di malam yang gelap dan salju tebal itu.

Saat tiba di Havelmoor, rumah Joe Trevelyan, tak ada yang menjawab ketukan Burnaby. Maka bersama seorang polisi dan seorang dokter, Burnaby menerobos masuk ke rumah, dan mendapatkan Joe Trevelyan memang sudah mati!

Maka mulailah kita disuguhi penyelidikan polisi ala cerita detektif. Waktu kematian, alibi semua orang, motif, dsb. Inspektur Narracott yang bertugas menyelidiki. Tertuduh sementaranya adalah James Pearson, keponakan Trevelyan yang diketahui hari itu pernah mengunjungi Trevelyan, dan ia sedang dalam kesulitan uang. Namun, seperti biasa, tak ada kasus yang terlalu mudah untuk Agatha Christie!

Polisi tidak melakukan penyelidikan sendirian. Tanpa sengaja, seorang wartawan bernama Charles Enderby diutus oleh penerbit majalah tempatnya bekerja, untuk mengirimkan cek senilai $5000 kepada Mayor Burnaby sebagai hadiah sebuah undian. Charles girang sekali karena tanpa sengaja, ia datang tepat pada saat ada pembunuhan sedang terjadi. Naluri jurnalistiknya langsung bekerja. Dan ternyata, lebih beruntung lagi, ia dapat berkenalan dengan seorang gadis bernama Emily Trefusis. Emily adalah tunangan James Pearson. Ia wanita yang memikat, cerdas, keras dan penuh percaya diri. Ia ingin menyelidiki sendiri kasus itu demi membebaskan tunangannya dari penjara.

Maka bekerja samalah kedua orang muda itu, Charles dan Emily. Kalau polisi menggarap hal-hal di luar Sittaford, kedua orang muda itu dapat dengan leluasa berkenalan dan berteman dengan orang-orang Sittaford sendiri. Seperti biasanya, sang pelaku pasti adalah orang-orang di sekitar korban, kan? Dan hanya dengan membaur dan bercakap-cakaplah kebenarannya akan terungkap. Khas Agatha Christie ya? Dan justru itulah keahliannya. Menyelipkan potongan-potongan informasi ke dalam percakapan yang tampak mengalir dengan wajar. Sedikit informasi dari si A, lalu sedikit dari si B, dan bila digabungkan: taraaa...itulah jawabannya.

Tentu saja prosesnya tak se-simpel itu. Di tengah-tengah penyelidikan mereka, tiba-tiba muncul tokoh narapidana yang melarikan diri dari penjara, lalu ada juga kemunculan saudara laki-laki James Pearson. Semuanya mendambah keruwetan misteri ini, namun kalau anda jeli dari awal, anda mungkin bisa memperkirakan pembunuhnya, seperti aku juga. Caranya sih tidak terpikirkan, kayaknya untuk membunuh itu butuh kemampuan logika dan matematika yang kuat ya?

Jadi silakan membaca bukunya bagi yang belum, tapi kalau sudah dan anda tahu pembunuhnya...jangan bongkar rahasia pada teman-teman yang lain ya!!!

Judul buku: Misteri Sittaford
Pengarang: Agatha Christie
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992
Cetakan: ke 2, 2003
Harga : Rp 10.000,- (diskon di Book Fair)



20 comments:

  1. Agatha Christie, penulis kisah detektif yang hebat. Ulsan yang bagus, bikin penasaran. Jadi pengen baca misteri yang ini. Liburan masih bisa posting, pasti sudah terjadwal postingnya (scheduled, mantap mbak Fanda.

    ReplyDelete
  2. Perasaan bukannya kemaren bilang mau cuti ngeblog ya, Mbak?

    ReplyDelete
  3. Aku suka banget novel Agatha Christie mbak..
    penuh misteri
    pengin suatu saat jadi penulis besar kaya dia
    mungkin gak ya?

    ReplyDelete
  4. henny lebih suka cerita tentang poirot daripada miss maple. ^^

    ReplyDelete
  5. Bukunya pasti seru..sebuah cerita penyeldikan yang memerlukan kefokusan saat membacanya agar alur ceritanya meresapi pikiran.

    ReplyDelete
  6. Aku banyak koleksi Karya Agatha Chritie,... tapi kayaknya yang ini kagak ada deh. Makasih yah mbak atas ulasannya yang kayaknya tidak kalah dengan novel aslinya.
    Belum sehat benner nih mbak.....

    ReplyDelete
  7. kayanya memang seru Mbak... harus cari bukunya neh...

    ReplyDelete
  8. udah lamaaaaa banget gak baca novelnya Agatha Cristie...
    ternyata msh ada yg jual ya...
    lain wkt lah kalo ke toko buku, nyari yg ini..buat koleksi heheheh

    ps; ada award buat kamu..ambil di tempatku yaa..

    ReplyDelete
  9. alo mba fanda...apa kabar ?
    main ke rmh mba nih,numpang baca sambil melepas kangen hehe....

    ReplyDelete
  10. ajang book fair ibarat taman indah bagi penikmat buku kayak fanda.

    wedew...ternyata baca2 buku cerita detektif bikin pinter juga yah, mengasah otak menebak teka-teki cerita.

    ReplyDelete
  11. 10 ribu mbak..?
    mau saya.. hehehe

    ReplyDelete
  12. Mbak fanda emang suka yah ama Agatha Cristy...??? mbak, percaya gak, seumur2 saya belum pernah baca karyanya, bukannya apa, ketika dulu, saya terbatas memiliki buku karena keterbatasan dana. heheheh...

    ReplyDelete
  13. agatha christie... cerita cerita misteri ya mbak...
    '''

    ReplyDelete
  14. Enggak heran kalo mbak dibahas sama mbak fanny dalam blognya karena emang terbukti bahwa mbak ini pecinta buku.. baru kali ini aku melihat ada blogger yang benar-benar cinta sama buku,,kalo aku sendiri siih susah banget untuk baca buku alias males hehe

    ReplyDelete
  15. Aku dah baca buku yg ini mbak... Emang karya Agatha keren banget. Tapi emang sih.., sptnya misteri-2 yg melibatkan Poirot lebih menegangkan daripada yg melibatkan Miss Marple.

    ReplyDelete
  16. ak belum baca nih mba.. jadi penasaran... kalo agatha christie ak jarang baca..

    suka dengan buku2nya John Grisham ga mba?? kalo itu ak suka.... :)

    ReplyDelete
  17. wah, kalo aja kamu di Jakarta, aku pasti jadi anggota tetap RUMAH BUKU kamu. Masih mau buat usaha rental buku kan?

    Soalnya, kamu punya koleksi buku2 menarik. Salah satunya novel ini. Aku jarang baca buku karya Agatha Christie. TErlalu banyak sih.

    ReplyDelete
  18. Wah, dicetak ulang dengan cover baru ya?

    ReplyDelete
  19. bukan HP dan MM ya? kayaknya seru juga yaa.. aku juga belum pernah baca Agatha Christie yang bukan HP dan MM euy.

    ReplyDelete
  20. Daku baca review ini sambil tutup mata takut spoiler hehe...
    Cerita lepas AC selalu asyik..

    ReplyDelete