Friday, December 18, 2009

Malam Sunyi

Kayaknya pas banget untuk membaca buku ini menjelang atau selama perayaan Natal, karena tema novel ringan karangan Mary Higgins Clark ini mengambil suasana natal. Dan Mary juga memasukkan sebuah unsur yang pada jaman ini mungkin banyak ditinggalkan orang, yakni iman yang teguh kepadaNya pada saat terjadi musibah.

Kisahnya sendiri sebenarnya simple. Ada sebuah keluarga menengah di Amerika, ayah, ibu dan dua orang putera yang mengalami musibah bertubi-tubi menjelang hari Natal. Sang ayah baru saja didiagnosis menderita leukimia yang menyebabkannya harus menjalani operasi di rumah sakit. Sehari sebelum Natal, sang ibu mengajak dua putranya melihat-lihat pohon natal raksasa yang ada di Rockefeller, serta deretan toko-toko di Saks Avenue dengan lampu-lampu dan dekorasi natal yang indah dan semarak. Tujuannya, supaya kedua anak itu agak terhibur sebelum mereka bertiga menemani sang ayah di rumah sakit.

Sebelum mereka bertiga berangkat, sang nenek menitipkan sesuatu yang ia percaya bisa membantu kesembuhan anaknya. Benda itu adalah sebuah medali Santo Christopher, yang dulu pernah menyelamatkan suami sang nenek pada Perang Dunia II. Saat menghadapi baku tembak, peluru yang mengarah ke tubuh sang kakek ternyata persis mengenai medali itu sehingga medali itu agak penyok sedangkan nyawa sang kakek terselamatkan.

Kedua cucunya begitu bergairah ingin cepat-cepat membawa medali itu ke ayahnya agar ayahnya cepat sembuh dan dapat merayakan Natal bersama mereka, namun sang ibu merasa skeptis. Ia tak percaya bahwa sebuah benda akan bisa menyembuhkan atau menyelamatkan orang. Peristiwa di medan perang itu kan hanya kebetulan saja…begitu pikirnya. Namun karena desakan mertua dan anak-anaknya, ia membawa juga medali itu di dompetnya.

Suasana di Rockefeller menjelang natal begitu penuh sesak dengan gelombang manusia, dan salah satunya adalah seorang janda muda miskin yang sedang dalam perjalanan pulang, dan yang ingin sekali membelikan hadiah natal buat putrinya namun tak mampu. Dan saat itu juga jagat raya seolah mengeluarkan tangan-tangannya dan mengatur sebuah adegan yang akan mengubah jalan hidup banyak orang di malam natal. Si janda muda tengah lewat dekat sang ibu dan kedua putranya, saat sang ibu tak sengaja menjatuhkan dompetnya ke tanah.

Entah kalut, atau bingung, si janda muda memungut dompet itu begitu saja dan berlalu dari tempat itu. Si anak bungsu, Brian namanya, melihat perbuatan si janda muda. Ia khawatir karena di dalam dompet itu ada medali yang (ia percaya) bisa menyembuhkan ayah tercintanya. Maka tanpa pikir panjang (khas anak kecil), Brian membuntuti si janda hingga ke apartemen kumuhnya. Meski dalam perjalanan si janda akhirnya menyesal telah mencuri dompet, namun ia memutuskan untuk membawa pulang dompet itu dulu dan esok harinya mengirim ke alamat yang ada di tanda pengenal pemiliknya.

Namun, semuanya tak sesederhana itu. Kakak si janda adalah narapidana yang sedang melarikan diri dari penjara. Ia mengancam kakaknya untuk minta uang. Dan ketika si napi hampir meninggalkan apartemen tanpa uang, Brian mengetuk pintu apartemen dan terang-terangan menuduh si janda telah mencuri dompet ibunya!

Tak perlu dijelaskan panjang lebar, si napi senang karena mendapat uang, tapi juga membawa Brian ikut kabur bersamanya sebagai sandera. Dan…dimulailah petualangan Brian (yang tadinya tampak berani) namun sekarang berubah menjadi berbahaya karena si napi tak segan-segan membunuh bila kakaknya melapor ke polisi.

Sama seperti ibu Brian, si napi hanya menertawakan dan mengejek Brian mengenai medali St. Christophernya. Ia akhirnya memberikan medali itu padanya supaya tak merengek terus. Brian memakainya di leher supaya tidak hilang. Dan akhirnya, medali St Christopher itu memang yang akan menyelamatkan Brian dari penculiknya. Dan semua orang pun kembali bahagia dan bisa merayakan Natal dengan damai dan gembira.

Ditilik dari ceritanya, sebenarnya kisah ini klise, dan unsur kebetulannya terlalu banyak. Namun, aku salut pada nilai yang disisipkan oleh Mary, yakni nilai keimanan. Bagi umat Katolik, medali santo atau santa, patung dan salib adalah sebagai alat untuk mengingatkan kita pada apa yang kita imani. Banyak orang non Katolik yang berpikir bahwa umat Katolik menyembah berhala atau praktek klenik. Padahal sesungguhnya bukan. St Christopher sendiri adalah seorang santo pelindung orang sakit. Dalam kisah ini juga diperlihatkan bahwa yang menyelamatkan si kakek dalam perang dan Brian bukanlah benda itu sendiri. Penyelamat mereka tetaplah Tuhan, namun melalui benda itulah, keselamatan itu akhirnya terjadi.

Saat orang yang sakit dan putus harapan umpamanya, melihat dan memakai medali itu, ia mungkin akan diingatkan setiap saat untuk mendekatkan diri kepadaNya, dan bahwa padaNya selalu ada harapan. Dan kemungkinan besar, justru iman dan harapan itu yang membuat tubuhnya kembali mampu berperang melawan penyakitnya.

Akhirnya dari kisah sederhana ini, aku menemukan keasyikan karena seolah bisa merasakan keindahan suasana Natal di Amerika. Namun yang terpenting, aku belajar…

Pertama, semua yang kita lakukan ada konsekuensinya, tak peduli apapun niat kita. Saat mengambil dompet, jelas niat awal si janda adalah mencuri. Namun, meski kemudian ia berubah pikiran, tetap ada konsekuensi dari perbuatannya. Dan mungkin karena ia telah membayar perbuatan awalnya dengan melapor ke polisi meski ia harus mengorbankan hidupnya, maka ia pun masih diberikan kesempatan untuk merayakan natal dengan layak.

Kedua, saat kanak-kanak iman kita sungguh besar kepadaNya sesuai didikan orang tua dan lingkungan kita. Namun dengan bertambah dewasa, seiring dengan makin bertambahnya pengetahuan dan pengalaman kita, iman itu sering menjadi luntur. Akibatnya kita lebih percaya pada apa yang bisa kita lihat dan pahami (ilmu kedokteran misalnya) daripada apa yang tidak kita lihat dan tidak kita pahami. Dari kisah ini kita diingatkan untuk tetap memelihara iman kita seperti seorang anak kecil. Tulus, dan tanpa prasangka….

Paling akhir, ijinkan aku untuk berpromosi sedikit ya! Buat yang tertarik dan pengen beli novel bekasnya, langsung aja ke Vixxio Buku Bekas Online ya! Harganya murah, kondisinya bagus kok….




20 comments:

  1. aku datang baca sinopsis lengkap ini Mbak

    ReplyDelete
  2. Sekali lagi, ini review yang mantap tentang karya Marry Higgins Clark. Selamat pagi mbak Fanda. Selamat liburan ya. Selamat menanti natal.

    ReplyDelete
  3. tiap baca review di sini pasti jadi pengen baca deehh...

    btw,, met liburan yah mbak,, selamat menyambut natal juga...

    ReplyDelete
  4. Saya setuju dengan Yolizz. Mantap. Selamat berlibur yaaa ...

    ReplyDelete
  5. Mantaps kesimpulannya Mbak, keimanan harus dijaga. Di facebook saya.. saya selalu bersyukur pada terciptanya semua mimpi-mimpi saya menjadi kenyataan..
    Tapi, daftar mimpi masih banyak, dan saya masih punya jutaan IMAN untuk meraihnya..

    *panjang dan serius sekali sih, komennya??
    GETOK.

    Nanti saya mampir di buku bekasnya Mbak. :)

    ReplyDelete
  6. iya ya, setuju sama Yolizz...kayaknya Mbak Fanda nih bikin minat baca kita naik drastis deh

    ReplyDelete
  7. jadi sebenernya iman dan jati diri itu ngga dicari ya mbak, tapi dibentuk..


    barusan mampir ke blognya vixxio.. mbak, punya ngga ya buku bekasnya Dewi Lestari...

    hmm...

    ReplyDelete
  8. Selamat menyambut datangnya kelahiran sang juru selamat...

    ReplyDelete
  9. Selamat menyambut Natal dan Tahun Baru.

    ReplyDelete
  10. disamping banyaknya kebetulan kayaknya banyak konflik juga ya? hehehehe

    ReplyDelete
  11. malam sunyi... hening tiada arti...

    maaf kalo ngawur... :D

    ReplyDelete
  12. Nice review...
    Suasananya pas banget.
    Selamat merayakan Natal ...

    ReplyDelete
  13. Ke tanah abang beli mangga
    Harganya 7 juta
    Capcus banget postingannya
    Bikin kesengsem hati hamba
    (Pantun: mode LEBAY)

    Salam ‘Blog’!!
    Bagaimana kabar …..? Semoga sehat-sehat saja..
    Review yang menarik banget mba....aku pengin baca sekali tapi gada yg punya bukunya, di perpius umum juga kurang lengkap....

    -_-_-_-_-_-_-”Cosmorary” -_-_-_-_-_-_-
    -_-_-_-_-_-_-Cosmopolitan-_-_-_-_-_-_-
    -_-_-_-_-_-_-_-_-And -_-_-_-_-_-_-_-_-
    -_-_-_-_-_-_-_-Literary -_-_-_-_-_-_-_-
    Ttd: aviorclef - www.cosmorary.com
    “”Jaga badan selalu, setiap hari, biar tetap sehat, supaya tetap bisa bloging, writing, posting, walking, praying, eating, singing, and ngisssssing, ops…sory…””

    ReplyDelete
  14. Met siang mba, numpang mampir baca review buku tuk bangkitkan minat baca buku. Met wiken...

    ReplyDelete
  15. Dah lama aku tak baca review buku dari mbak Fanda nih..., maklum dah lama tak mampir kesini hehehe.
    Spt biasanya, review-nya mantap banget mbak... Salut deh...

    ReplyDelete
  16. Seneng sekali mbak, aku akhirnya bisa blogging dan blog walking lagi...
    Makasih ya utk perhatiannya utkku......

    ReplyDelete
  17. Betul mbak fanda bahwa keimanan yg kuat akan membawa kita berjalan diatas kebenaran, krn ada sebuah filter yg akan mengontrol sikap dan perilaku kita untuk berbuat sesuatu.
    Semoga kita tetep bisa menjaga keimanan yg kita miliki, sebagaimana waktu kita msh kecil dulu.

    ReplyDelete
  18. Mampir baca review karya Marry Higgins Clark. Sekalian mengundangmu untuk ngambil award. Ditunggu ya... Terima kasih

    ReplyDelete