Wednesday, January 4, 2012

The Shack

Banyak sudah yang menyarankan aku membaca buku ini. Ketika kutanya, mengenai apa sih buku ini? Jawabnya kebanyakan singkat: tentang trinitas (tiga pribadi Tuhan dalam doktrin Kristen: Bapa, Putera dan Roh Kudus). Ketika mendengarnya, kupikir The Shack adalah semacam novel yang ‘teologis’, yang hendak menjelaskan arti trinitas. Namun setelah kubaca, aku menemukan lebih dari sekedar trinitas di buku ini. The Shack lebih mengedepankan hubungan Tuhan dengan manusia, daripada semata-mata ajaran religius.

Dikisahkan seorang pria bernama Mackenzie aka Mack, ayah dari 5 orang anak, yang di masa kecilnya memiliki masalah dengan ayah yang pemabuk dan suka menyiksa. Meski kekurangan kasih sayang saat anak-anak, namun Mack berhasil membina keluarga yang baik, dan membesarkan serta mencintai anak-anaknya dengan baik pula. Hidupnya akan berjalan dengan sempurna, kalau saja tragedi itu tidak terjadi.

Pada suatu acara liburan ke arena perkemahan di Wallowa Lake, Oregon, USA, kano yang ditumpangi kedua anak Mack: Josh dan Kate terbalik dan tenggelam. Kate berhasil berenang ke tepian, namun kaki Josh terlilit sesuatu hingga ia tak mampu keluar dari kano. Sebagai mantan penjaga pantai, dengan cekatan Mack langsung terjun ke danau dan akhirnya berhasil menyelamatkan Josh. Namun, aksi penyelamatan yang lumayan heboh itu telah mengalihkan perhatian semua orang dari Missy—putri bungsu Mack yang berusia 5 tahun dan saat insiden itu terjadi, sedang duduk dan mewarnai di meja piknik. Begitu Mack sadar, Missy tak dapat ditemukan di mana-mana. Pencarian pun dilakukan, yang menyita perhatian pengurus perkemahan, teman-teman Mack hingga FBI.

Akhirnya penyelidikan forensik mengungkap bahwa Missy telah diculik oleh seorang pria yang terkenal sebagai Si Pembunuh Gadis Cilik. Missy adalah korban kelima pria itu, yang hingga kini belum dapat tertangkap. Hal itu terungkap dari pin berbentuk kepik berbintik lima (menunjukkan jumlah korban) yang ditemukan di TKP. Pembunuhan Missy serta-merta menjungkirbalikkan kehidupan Mack. Ketika ia sudah dapat melupakan trauma perlakuan ayahnya, kini pembunuhan Missy seolah-olah menjadi titik balik dalam hubungannya dengan Tuhan. Ia marah—sangat marah pada Tuhan dan menjauhiNya.

Tiga tahun setelah insiden yang ia sebut Kesedihan Besar itu, datanglah sepucuk surat dari “Papa”. Jangan mengasumsikan Papa berarti ayah Mack atau Nan, istrinya. Papa adalah panggilan Nan untuk Tuhan. Apa? Surat dari Tuhan? Bergurau ya? Begitulah yang awalnya dirasakan Mack, seperti yang pasti akan kita rasakan juga kalau kita mengalami hal yang sama. Dan gilanya lagi, surat itu mengundang Mack untuk pergi ke ‘Gubuk’ (The Shack) di mana Missy dibunuh, karena di sana pula “Papa” akan menunggunya.

Meski kedengaran gila, Mack tetap berangkat. Awalnya gubuk itu ternyata kosong, namun setelah sejenak ia berbalik, gubuk itu menjelma menjadi sebuah rumah asri yang ditinggali 3 orang. Perempuan besar keturunan Afrika yang minta dipanggil Papa, pria Timur Tengah yang berpakaian seperti tukang, dan perempuan Asia mungil yang seolah tak nyata. Anda bisa menebaknya, mereka adalah sosok yang mewakili: Tuhan (Bapa), Yesus dan Roh Kudus—yang dalam kisah ini menggunakan nama Sarayu. Pertanyaannya: mengapa Tuhan mengundang Mack untuk datang ke pondok? Dan apakah Mack akan mempergunakan kesempatan ini untuk melontarkan amarah yang selama ini dipendamnya terhadap Tuhan? Akankah ia mendapatkan jawaban memuaskan seputar mengapa Missy harus menanggung kekejian pembunuh itu? Dari semua anak di dunia, mengapa harus Missy?

Pertanyaan yang sama yang mungkin telah berjuta kali dilontarkan orang-orang yang pernah mengalami penderitaan atau kehilangan seperti Mack. Pertanyaannya selalu, apakah Tuhan itu sungguh baik? Kalau Ia baik, mengapa Ia membiarkan hal buruk terjadi pada orang baik? Kalau Tuhan ada, mengapa kekacauan dan kejahatan terus terjadi di bumi yang notabene Ia ciptakan sendiri?

Alih-alih menjelaskan secara teologis, William P. Young—penulis buku ini—mengajak kita semua mencari jawabnya melalui pengalaman Mack. Mack diajak berdialog dan melakukan kegiatan-kegiatan manusia biasa oleh Papa, Yesus dan Sarayu. Sedikit demi sedikit akhirnya Kesedihan Besar yang selama ini menggelayuti dirinya berangsur-angsur terkikis.

Beberapa hal menarik yang aku dapat dari buku ini:

= Ketika menciptakan manusia, Tuhan memberikan kebebasan pada mereka untuk memutuskan tindakan mereka sendiri, baik ataupun jahat. Jadi, ketika ada kejahatan di atas bumi, itu bukan karena Tuhan mau menghukum, itu adalah hasil kejahatan dalam diri manusia. Tuhan bukan tak mampu menghentikannya, melainkan tak mau mengambil kebebasan manusia. Tapi di sisi lain, Tuhan selalu menunggu dengan penuh cinta

= Tuhan bukanlah Bapa yang menghukum. Tuhan begitu mencintai anak-anakNya, lebih besar dari cinta manusia. Ketika kita menyakiti Dia, Tuhan memang sedih, tapi itu tak akan sanggup memadamkan cintaNya kepada kita. Hal ini digambarkan dengan indah dan jelas sekali dalam dialog antara Mack dan Sophia (perwujudan kebijaksanaan Tuhan) ketika Mack harus memutuskan siapa di antara 5 anaknya yang akan “dimasukkan ke neraka”. Tentu saja Mack tak mau anaknya masuk ke neraka seberapa pun mereka telah menyakiti Mack. Begitu juga halnya dengan Tuhan…

The Shack adalah jenis bacaan yang perlu direnungkan di sela-sela membaca. Begitu banyak kalimat-kalimat yang meneduhkan jiwa bertebaran di buku ini, terutama yang keluar dari mulut Papa, Yesus dan Sarayu. Namun, aku merasa agak janggal dengan bagian akhirnya yang menurutku agak dibuat-buat. Lagipula, sulit untuk membayangkan bagaimana perobatan sempurna seseorang dapat terjadi dalam waktu hanya dua hari saja. Memang ini novel religius yang difiksikan, tapi tetap saja aku merasa kurang sreg.

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, aku memberikan 4 bintang untuk The Shack ini!

Judul: The Shack
Penulis: William P. Young
Penerbit: Penerbit Andi
Terbit: 2008
Tebal: 416 hlm

3 comments:

  1. jadi buku ini berbau agama ya mb?

    ReplyDelete
  2. aku berkunjung tpi tdk membaca the shack mba..soalnya aku jg lgi pengen baca..jd ntar klo aq udh baca baru kubaca lagi reviewnya ya :)

    ReplyDelete
  3. bukuny sdah lama terbit . dimana aku bisa beli ya? T_T

    ReplyDelete