Tuesday, December 29, 2009

Malam Di Atas Lautan

Inilah buku pertama dari Ken Follet yang pernah aku baca. Dulunya aku menganggap tulisan Ken terlalu serius (dan bukunya tebal), tapi membaca sinopsis Night Over Water atau Malam Di Atas Lautan ini, aku jadi tertarik untuk membacanya. Ternyata benar... Ken Follet ternyata penulis yang piawai meramu berbagai konflik ke dalam ketegangan plus romansa yang menjadi asyik untuk dibaca.

Semua ketegangan itu berlatar belakang awal Perang Dunia II, dan terakumulasi di atas pesawat Pan America Clipper, pesawat yang dirancang dengan kemewahan, dan uniknya...bisa mendarat di air layaknya pesawat amphibi. Naik pesawat ini, penumpang akan merasa seperti berada di atas kapal pesiar, namun dengan waktu tempuh yang jauh lebih singkat daripada kapal. Clipper sendiri adalah penerbangan trans-atlantik. Berangkat dari Southampton (Inggris) menuju ke New York (Amerika). Pesawat ini memang sesungguhnya pernah ada, dan dipakai oleh Ken Follet sebagai background kisah yang menarik ini.

Jangan anda kira bahwa para penumpangnya hanya ingin berlibur semata. Ternyata mereka semua menyimpan problem masing-masing, dan selama sekitar 36 jam, mereka semua akan berkumpul di Clipper dan akan mengalami hal-hal paling luar biasa dalam hidup mereka. Ada sebuah keluarga yang nampak rukun, namun menyimpan perpecahan di dalam. Sang ayah yang fasis dan otoriter terhadap anak-anaknya, membuat putrinya yang sosialis ingin membangkang. Margareth tak ingin berangkat ke Amerika karena ingin berperan serta dalam perang. Namun, karena pelariannya yang gagal, ia pun terpaksa menumpang Clipper bersama keluarganya yang melarikan diri ke Amerika karena takut ditangkap karena aliran politik sang ayah.

Ada juga seorang istri yang sudah muak akan kelakuan suaminya yang dingin dan acuh, lalu menemukan kehangatan dan romantisme dari seorang pria lain, memutuskan untuk melarikan diri meninggalkan sang suami yang pengusaha, dan bersama kekasihnya menumpang Clipper menuju Amerika. Namun sang suami ternyata tak rela melepaskannya, dan ia pun berupaya untuk mendapatkan tempat di Clipper, mengejar istrinya.

Di lain pihak, muncul seorang wanita yang memiliki pabrik sepatu yang sedang berjuang untuk menghentikan perbuatan adiknya yang mau mengambil alih perusahaannya. Si adik ternyata menumpang Clipper, sehingga si wanita pun harus bisa mengejar Clipper bersama-sama dengan si pengusaha tadi.

Ada juga seorang pencuri perhiasan yang amat pandai dan menyenangi hidup mewah serta pecinta perhiasan mahal, yang selalu beruntung. Namun suatu saat ia nyaris tertangkap polisi, dan merasa saatnya tiba untuk melarikan diri. Dan karena transportasi sulit didapat menjelang perang, maka Clipper-lah pilihannya.

Selain itu, ada juga seorang ilmuwan Fisika yang ahli nuklir, dan diincar oleh Nazi untuk membuat bom hebat untuk kepentingan perang. Ia bepergian bersama seorang teman. Ada juga seorang agen FBI bersama seseorang yang disinyalir adalah seorang pembunuh. Dan untuk menambah heboh, ada juga bintang film Hollywood yang terkenal dan seorang putri bangsawan Rusia. Hebat kan daftar penumpangnya?

Konflik yang jauh lebih besar justru dialami oleh Eddie Beakin, seorang kepala teknisi di Clipper. Tepat sebelum Clipper tinggal landas, Eddie menerima kabar bahwa istrinya diculik, dan ia harus membuat Clipper mendarat darurat di tengah lautan untuk melihat istrinya kembali dalam keadaan hidup. Eddie yang selama ini dikenal teknisi yang jujur, berdedikasi, dan pekerja serius, harus mengkhianati rekan-rekannya. Tujuan Clipper dihentikan paksa adalah untuk menjemput salah seorang dari para penumpang. Yang mana?

Lalu, dapatkah para penumpang merealisasikan impian dan tujuan masing-masing? Atau justru semuanya akan berubah hanya dalam waktu 36 jam itu? Ken Follet ternyata mampu meramu ketegangan dari awal hingga akhir. Layak deh dibaca....

Judul asli: Night Over Water
Pengarang: Ken Follet
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 563
Harga: Rp 55.000,-



21 comments:

  1. (maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
    Keknya asyik kali buku ini. Penuh konflik yang melibatkan perasaan. Keknya butuh menyediakan waktu khusus untuk membaca buku ini.

    ReplyDelete
  2. kedua...wah, tebel banget tuh buku ya? memang perlu wkt lama utk baca buku ini.

    ReplyDelete
  3. Saya perlu banyak belajar dari kamu mengenai cara mereview yang baik, Fan

    ReplyDelete
  4. wah... sebuah buku yang sangat asyik... penuh konflik dan akhir yang tak tak terduga... thanks reviewnya mbak...

    ReplyDelete
  5. Belum pernah baca Ken Follet mbak.. Ok,thank u, hunting deh..

    ReplyDelete
  6. wew,, bukunya beneran lumayan tebel yaahh... mahal lagii -_-"

    ReplyDelete
  7. @Fanny: yg jadi masalah bukan waktunya Fan, tapi cara bawa buku ini spy bisa baca sambil duduk santai. Beraat!!

    @Anthony: Ah, mas Anthony malah udah piawai bikin cerbung. Kalo dilanjutin, bisa jd buku loh. Ntar aku yg review deh. Hehehe...

    @Ajeng: Aku jg baru kali ini, dan langsung jatuh cinta. Mau nyari lainnya lagi ah...

    @Yunna & Yolizz: Kalo mau, bukunya mau aku jual di Vixxio kok. Harganya miring loh! (miring beneran, bukan pake huruf italic..)

    ReplyDelete
  8. wah menarik sekali mba...
    thanks review nya ya...

    ReplyDelete
  9. Hm....kelihatannya ceritanya menarik Fan. Kapan-kapan kalau sudah sempat ke toko buku, cari bukunya ah.

    ReplyDelete
  10. semuanya komplit ngumpul di Clipper.. aku bisa bayangin adegan versi filmnya.. mm, bertanya-tanya.. udah pernah dibuat filnya ngga ya ini mbak?

    ReplyDelete
  11. kalau yang nulis buku ini aku, tidak aku kasih judul 'malam diatas lautan' melainkan bakalan tak kasih judul 'dunia tak selebar daun kelor' hehehe kira2 nyambung nggak mbak... :=)

    ReplyDelete
  12. fiuuh....utk Ken Follet aku angkat tangan dulu deh klo mau baca haha...

    msh ada 1 bukunya yg tebelnya bs buat nimpuk apapun jg ato buat ganjel pintu soalnya 1131 hal, judulnya The Pillars, yg ampe skrg blm aku baca2 jg :p

    ReplyDelete
  13. Wah kayaknya emang layak dibaca mba, tapi sayang bukunya tebel..kantong saya tipis he..he

    ReplyDelete
  14. kayaknya Buku ini pernah saya baca kemarin, dapat pinjem dari temen.... Kisah mempesona tentang ketegangan, ambisi dan keserakahan yang terbungkus dalam kegalauan asmara dan intrik

    ReplyDelete
  15. wah... penuh konflik dan... rumit :D

    ReplyDelete
  16. Mbak.., penasaran dengan endingnya... Kasih tahu donk... Pliss.... :D

    ReplyDelete
  17. ken follet harus bayar biaya promosi ke kamu lho, fan. soalnya ulasan buku ini menarik banget. aku jadi kepengen baca juga.

    gimana perayaan natal dan rencana tahun baruannya? selamat buat kamu dan keluarga, ya.

    ReplyDelete
  18. @Anyin: Aku kok blm pernah tahu filmnya. Apa kita mau bikin barengan?

    @1000Jalan: Ga cocok mas, soalnya daun kelor ga bisa ngambang di air...

    @Linda Belle: Nah, Templar itu yg bikin aku ga mau baca Ken Follet. Yg ini asyik kok Lin, ga terlalu berat.

    @Reni: wah...spoiler dong? Ntar dimarahin temen2 yg pengen bukunya nih..

    @Marshmallow: Ntar aku tagih ke Ken Follet deh! Perayaan Natalnya biasa aja yp penting kumpul bersama keluarga. Rencana tahun baru? Paling2 ngeblog aja, hehehe. Makasih mbak!

    ReplyDelete
  19. endingnya gimana, ya?
    duh, kamu pinter bikin review, saya jadi penasaran nih.
    Hah? tebel amat tuh buku ...

    ReplyDelete
  20. Multi tokoh, multi problem, multi konflik. Dompet tipis. Hm, aku dalam masalah besar.

    ReplyDelete