Friday, August 6, 2010

Congo

Buat pencinta teknologi terutama komputer, mungkin buku ini bakal menghibur dan menambah wawasan. Buat pencinta alam, anda pasti akan menemukan keasyikan mengikuti petualngan di alam liar dalam buku ini. Dan kalau pun anda, seperti aku, hanyalah seorang bookaholic yang suka kisah thriller, jelas buku lawas ini layak baca. Itu karena Michael Crichton telah berhasil meramu teknologi, biologi, geologi, dan ketegangan ke dalam sebuah panci dan menggodoknya dengan alur yang enak diikuti.

Congo adalah sebuah buku lawas yang pernah diterbitkan Gramedia. Kita mengenal Congo (atau Kongo) sebagai sebuah negara di benua Afrika yang memiliki salah satu hutan tropis dan sungai terbesar di dunia. Kalau tentang sungai, hanya sungai Nil dan sungai Amazon yang mengalahkan sungai Congo dari segi luasnya. Membaca buku ini jadi mengingatkan aku pada buku karangan John Grisham: The Testament. Buku itu mengambil setting di sepanjang sungai Amazon di Brazil.

Entah bagaimana, meski pada dasarnya aku bukanlah seorang petualang atau pelancong, dan seratus persen lebih suka duduk-duduk santai di rumah sambil baca buku daripada disuruh berpetualang ke hutan yang penuh nyamuk, lintah, dan ular, aku toh suka sekali membaca kisah tentang petualangan di alam nan liar dan penuh ketegangan [baca: sewaktu-waktu bisa digigit ular atau perahu terbalik saat diserang buaya]. Hal itu juga aku dapatkan di buku ini. Begini kisahnya…

Ada sebuah ekspedisi dengan misi mencari intan mentah di suatu kota mati di tengah hutan Congo. Mereka berangkat dengan menggunakan teknologi yang super canggih, dari perbekalan hingga pengamanan. Pada saat malam hari di perkemahan…. Saat suasana sudah gelap pekat, tiba-tiba dari keheningan hutan, terdengar suara mendesis dan mendesah, yang disusul goyangan dedaunan semak di luar pagar pengaman perkemahan. Mereka yang bertugas jaga langsung menyiapkan senjata. Apa itu? Siapa itu?

Dan setelah itu seluruh anggota ekspedisi itu ditemukan meninggal di tempat dengan tengkorak kepala diremukkan….

Karena kecanggihan teknologi peralatan komunikasi antara tim ekspedisi di lapangan dengan markas mereka di Houston, akhirnya didapatkan sebuah gambar pelaku penyerangan brutal itu: wajah seekor gorilla.

Maka ekspedisi itu mengirimkan tim kedua yang akan berangkat, selain menyelidiki kematian misterius itu, juga untuk mengambil intan, seperti misi awal, yang terancam jatuh ke pihak lain yang menjadi saingan mereka. Kali ini Dr. Karen Ross, ahli computer yang pandai namun pragmatis dan sulit bersosialisasi menjadi pimpinan rombongan. Ross pun mengajak seorang ilmuwan penyelidik gorilla bernama Peter, bersama dengan Amy, seekor gorilla betina yang telah dilatih berkomunikasi dengan manusia dengan bahasa isyarat.

Menarik juga pendekatan Crichton di sini. Menceritakan secara detail, bagaimana hubungan yang penuh kasih antara Peter dan Amy, layaknya hubungan ibu dan anak. Membayangkan seekor gorilla yang setinggi manusia dan berbulu warna hitam serta berwajah angker minta digelitik oleh manusia sampai berguling-guling….

Perjalanan itu ternyata menjadi perjalanan yang maha berat. Bukan saja medannya yang memang berat, yaitu di keliaran dan keperawanan hutan Congo yang maha luas, namun juga karena mereka harus mengejar waktu agar bisa mendahului tim saingan. Dan pada saat-saat genting itu, perkemahan mereka kembali mendapat tamu malam yang misterius. Diawali dengan suara mendesis, mendesah, daun-daun berkerisik, dan serangan puluhan… gorilla? Tapi menurut Peter, karakter gorilla bukanlah garang dan sadis, melainkan lembut dan tenang. Jadi, apakah yang menyerang mereka?

Membaca novel ini sungguh asyik. Memang ada beberapa bagian yang banyak memaparkan tentang cara kerja alat-alat teknik (yang bagi orang teknik pasti menarik, tapi bagiku membosankan dan memusingkan), juga sejarah penelitian tentang gorilla dan makhluk primate lainnya. Eh..tahukah anda bahwa simpanse itu sebenarnya lebih garang dan cepat marah daripada gorilla? Mungkin quote “Don’t judge an animal by its look” berlaku juga ya…

Dan semua keasyikan itu adalah berkat kehebatan Michael Crichton yang dapat membawa emosi dan imajinasi pembacanya bersama kisahnya. Hingga kini aku masih bingung apakah kisah ini kisah nyata atau murni fiksi. Yang jelas, anda akan merasa bahwa semuanya nyata, senyata diri anda!

Dari kisah ini aku juga ikut belajar bahwa karakter adalah hal terpenting yang harus dipertimbangkan ketika memilih seorang pemimpin, dalam bidang apapun. Sangat berbahaya jika seorang pemimpin sulit bersosialisasi, egois dan pragmatis. Kepandaian mungkin dapat diimbangi oleh rekan dan partner, namun kematangan emosional dan empati yang tinggi perlu dimiliki oleh seorang pemimpin.

P.S. Sayang, sepertinya buku ini sudah tak diterbitkan lagi oleh Gramedia. Tapi kalau anda ingin memilikinya, Vixxio memiliki stock buku bekasnya, meski hanya 2 eksemplar ketika posting ini ditulis. Silakan ke langsung ke Vixxio kalau ingin mendapatkannya yaa…

13 comments:

  1. Wah...saya paling suka tuh buku thriller seperti ini, kayaknya seneng banget nih kalo dapet gratisannya....hehehe

    Salam hangat & sukses selalu...

    ReplyDelete
  2. Bacanya tentu asik campur tegang ya? Ditunggu review selanjutnya...

    ReplyDelete
  3. Emang beda simpanse dan gorilla apa sih mbak..?
    Kenapa juga simpanse lebih garang dan lebih cepat marah daripada gorila..?
    Kalau aku lihat cover bukunya... pasti gak tertarik baca deh hahaha

    ReplyDelete
  4. Hmmm sepertinya menarik neh mba fanda..

    ReplyDelete
  5. tapi kalo aku malah lebih suka liat visualisasi gambarnya (film), kalo novel yang ceritanya beginian aku malah susah negbayanginnya

    ReplyDelete
  6. Sepertinya buku yang menarik berisi pengalaman tentang petualangan di Amazon. Membayangkan saja tentang Amazon jadi teringat ikan Piranha yang ganas.. asyik juga ya bila mengikutinya. Ditunggu review selanjutnya !

    Bali Property

    ReplyDelete
  7. gw pernah baca buku ini lembar2 awalx...jd agak lupa...pengen baca lagi euw...

    ReplyDelete
  8. Hehe... Baca review bukunya bagi saya sudah seperti membaca novelnya. Mungkin karena saya lebih suka persahabatan anjing-manusia daripada gorilla-manusia. Masih trauma, dulu rambut saya pernah dijambak monyet peliharaan papa teman saya :-p

    ReplyDelete
  9. aku suka bacaan seperti ini.. kita bisa terhanyut seolah kita mengalami sendiri peristiwanya.. ohya, klu gak salah ini ada filmnya kan? rasanya aku pernah nontonnya di teve baru2 ini..

    ReplyDelete
  10. betul-betul buku yang bagus apalagi limited edittion

    ReplyDelete
  11. Kalau melihat covernya..nggak bisa yang kalau gambarnya bukan gorila-nya. Yang Peter dan Amy aja deh. Bukannya ngeri, tapi kesanku, seperti bukan novel tapi ensiklopedi, atau buku pengetahuan tentang fauna.
    Tapi memang otoritas yang bikin cover ya..hahaha!

    ReplyDelete
  12. hai, hadir disni menyapamu, pa kabar sob?
    tukeran link yok..
    link kamu sdh terpasang rapi di blog ku, silahkan dicek..
    di tunggu kehadirannya.. makasih :D
    oh, ya sob.. follow jg yah, ntar q follow blik deh.. lmyn bwt ngerame'in blog newbie ini..he3

    ReplyDelete
  13. Kalau mau download yang gratisan bisa di link ini : http://1freedownloadebook.blogspot.com/2012/05/michael-crichton-congo.html

    ReplyDelete