Di dunia ini ada satu hal yang paling kejam, yaitu balas dendam! Kisah epik Mahabharata mungkin paling pas untuk menjelaskan kepada kita bagaimana dahsyatnya akibat dari balas dendam. Bagaimana kebencian dan cinta mampu mengubah sejarah sekaligus para pelakunya.
Di jaman patriarkis yang kuat saat itu (sekitar abad ketiga), sosok wanita bernama Dropardi terlihat menonjol. Dengan keeksotisan warna coklat kulitnya, dengan caranya “lahir” ke dunia yang tak lewat rahim seorang ibu, dengan cara berpikir yang keluar dari pakem kaum perempuan, dengan perkawinannya dengan lima lelaki sekaligus, namun terutama dengan pengaruhnya yang besar dalam menyulut perang besar antara Pandawa dan Korawa di padang Kurukshetra. Dari sudut pandang wanita macam inilah, kisah epik ini dikisahkan kembali dengan apik oleh seorang penulis wanita asal India: Chitra Banerjee Divakaruni.
Seperti cara kemunculannya ke dunia yang eksotis --yakni melalui api-- Dropadi, putri Raja Panchala memang selalu berbeda dari wanita lainnya. Semenjak kecil ia diramalkan akan menikah dengan lima pria dan akan mengubah sejarah dunia. Tak seperti perempuan pada umumnya, Dropadi lebih suka berdiskusi dengan Dre kakaknya, juga dengan Krishna, pria keturunan dewa yang selalu menjadi sahabat dan pelindung Dropadi yang sejati.
Takdir mulai berbicara ketika tiba hari Dropadi harus mencari suami lewat sayembara yang sulit. Saat itu hanya Arjuna, putra ke-3 Pandawa bersaudara, ksatria yang akan mampu memenanginya. Sayangnya Pandawa sedang berada dalam masa pengasingan akibat saudara sepupu mereka, Korawa yang jumlahnya 100 orang, merebut takhta Hastinapura. Namun banyak orang terkejut ketika seorang pemuda bernama Karna mengikuti sayembara itu dengan penuh percaya diri. Dropadi sebenarnya berharap pemuda tampan ini menjadi suaminya, namun ia terikat pada takdir yang mengharuskannya menikah dengan Arjuna (cara politis melebarkan “sayap” kerajaan adalah dengan perkawinan).
Demi menghalangi Karna yang ngotot mengikuti sayembara, terlontarlah hinaan pedas dari mulut Dropadi yang menyakitkan bagi Karna. Itulah yang kelak menjadi cikal bakal bibit kebencian, balas dendam dan akhirnya perang. Sementara itu, Arjuna yang menyamar karena berada dalam persembunyian dari para Korawa, akhirnya memenangkan sayembara dan memboyong Dropadi sebagai istrinya.
Tak dinyana, Kunti –ibu Pandawa—meminta kelima anaknya menikahi Dropadi bersama-sama, karena dari kecil mereka sudah dididik untuk sama-rata-sama-rasa. Jadi, selain menjadi istri Arjuna, Dropadi juga akan menjadi istri Yudistira –si sulung yang bijak, Bima yang impulsif, dan saudara kembar: Nakula dan Sadewa. Dropadi yang awalnya merasa terhina karena merasa bak piala bergilir, harus pasrah menerima takdirnya. Bersama Pandawa ia pernah menjadi Ratu di Indraprashta, negara baru yang dibangun Pandawa karena Korawa mengambil hak mereka atas takhta Hastinapura. Di sini Dropadi menikmati keberlimpahan hidup dalam Istana Khayalan, istana terindah di dunia yang dibangun dengan sihir, persis seperti istana yang selalu dikhayalkan Dropadi.
Namun kebahagiaan tak berumur panjang, suatu hari Duryodana –Raja Hastinapura dan putra sulung Korawa—mengundang mereka berlibur ke kediamannya. Di sini satu-satunya kelemahan Yudistira, yaitu kegemarannya berjudi, dimanfaatkan dengan cerdiknya oleh Duryodana yang selalu dibantu pamannya yang culas: Sangkuni. Pada hari menentukan itu, Yudistira yang sudah kehilangan akal sehat, terpaksa menyerahkan berturut-turut kekayaan negaranya, kerajaannya, bahkan dirinya sendiri dan saudara-saudaranya serta Dropadi, untuk menjadi budak Korawa.
Malang bagi Dropadi, Karna mengambil kesempatan ini untuk membalas dendam dengan mempermalukan Dropadi di hadapan banyak orang. Ia menghasut Dursasana –adik Duryodana—untuk membuka kain sari Dropadi dan menelanjanginya. Namun karena bantuan para dewa (Krishna?), kain sari yang melilit tubuh Dropadi tak habis-habisnya meski ditarik terus oleh Dursasana. Hingga Dursasana pingsan, Dropadi tetap berpakaian. Namun penghinaan itu adalah penghinaan terbesar bagi seorang perempuan, apalagi Dropadi adalah seorang Ratu. Maka tak heran kalau Dropadi meyakinkan suami-suaminya untuk membalaskan dendam baginya dengan mengobarkan perang. Perang yang akan membawa kehancuran besar di abad itu, perang yang membunuh banyak orang tak berdosa. Semuanya gara-gara balas dendam yang berawal dari kebencian: perang Mahabharata di padang Kurukshetra….
Sebenarnya kisah epik asli Mahabharata ini sangat panjang dan melibatkan banyak sekali tokoh. Aku ingat di masa kecilku, cergam Mahabharata (terdiri dari 4 buku) dan Bharata Yudha (terdiri dari 3 buku) menjadi favoritku, dan telah kubaca berkali-kali hingga akhirnya hafal luar dalam. Cergam itu karya RA Kosasih dan alih-alih berpakaian ala India, RA Kosasih mendandani tokoh-tokohnya ala busana adat raja-raja di Jawa. Mungkin karena kisah itu sudah terpaku demikian dalam dalam benakku selama ini, menjadikanku agak sulit membaca The Palace of Illusions ini secara obyektif. Contoh sewaktu Dropadi dipermalukan, aku terus membayangkan yang ditarik Dursasana adalah kain kemben, alih-alih sari.
salah satu contoh isi cergam Mahabharata, lihat pakaian mereka, busana khas Jawa kan?
Lagipula, terbiasa membaca cergam yang panjang dengan detil emosional yang mengagumkan dari RA Kosasih, rasanya agak hambar ketika membaca Mahabharata yang dimampatkan menjadi sebuah novel. Hal ini terasa terutama saat perang berlangsung. Anda takkan bisa merasakan kengerian perang itu hanya dari ilustrasi Dropadi yang terasa singkat di buku ini. Namun di sisi lain, sisi emosional tokoh-tokoh utama justru lebih tergali di buku ini.
Cergam Bharata Yudha (khusus tentang perangnya), dengan gambar cover Krishna saat menjadi kusir kereta Arjuna ketika berhadapan dengan Karna. Inset: gambar kakek Bisma
Anda jadi akan mengenal karakter Dropadi yang keras kepala dan selalu ingin menjadi beda, Krishna yang selalu tenang, misterius sekaligus senang bergurau. Atau Bima yang lugu, Arjuna yang mengagungkan keahliannya, dan sebagainya. Sebagai bonus, yang tak mungkin anda dapatkan di versi cergam, adalah sepercik roman. Di buku ini Divakaruni mencoba mereka-reka pria mana yang selama ini selalu mendapat tempat istimewa di hati Dropadi, sekaligus pria (-pria) mana saja yang benar-benar mencintai Dropadi, entah cinta berbalut hasrat atau cinta sejati. Mengingat kebanyakan orang sudah pernah mengenal epik Mahabharata, bisa jadi bumbu roman inilah yang menjadi kekuatan buku ini.
Bagaimanapun, Dropadi adalah seorang wanita, dan hanya seorang penulis wanita lah yang dapat menggambarkan sisi kewanitaannya dengan baik. Empat bintang untuk buku ini!
Judul: The Palace of Illusions (Istana Khayalan)
Penulis: Chitra Banerjee Divakaruni
Penerjemah: Gita Yuliani K.
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Juli 2009
Tebal: 493 hlm
udah lamaaaaaaaaaaaaaa aku pengen baca buku ini, udah punya seh, tapi posisi bukunya di Malang :(
ReplyDeleteSelain buku ini, udah pernah baca buku Divakaruni yang mana mbk fanda?
@Sinta: Ini buku pertama Divakaruni yg kubaca Sin. Terus terang, aku tertarik lebih krn unsur Mahabarata-nya sih. Masih mau mencoba buku lainnya, ada usul?
ReplyDeleteOh oh jadi ini buku yg 'secara ga langsung' mengisahkan cerita Mahabarata?
ReplyDeleteudah lama bgt saya pengen tahu 'detil' kisahnya. Kemarin sempet males beli buku ini karena aku pikir itu kisah fiksi yg ambil setting mahabarata semata.
Pengen deh beli
wah,mbak fanda masih nyimpen mahabharatanya r.a kosasih? itu kan komik lama banget ya? salut banget! kalau saya pasti dah ilang tuh, he he he he
ReplyDeletetrus kenapa judulnya istana khayalan yah mbak?
ReplyDelete@Review Buku: Itu aku comot gambarnya dari internet kok, hehe...Bukuku sendiri udah kukasih orang krn kondisinya menyedihkan. Sekarang lagi mau beli yg edisi kolektor.
ReplyDelete@Helvry: Istana Khayalan itu istana-nya Dropadi waktu di Indraprashta. Gak tau juga kenapa itu yg dijadikan judul
mba fanda aku cari buku "istana khayalan" koq sampai sekarang belum dapat juga bisa kasih recom buat dapatin buku tersebut mbak ?. makasih mbak Fanda
ReplyDeleteNb : kalau sdh dapat bisa email ke aku asqmandiri2000@gmail.com
terimakasih atas gambar mahabratanya, jadi terinspirasi buat tugas sekolah untuk cergam ^^
ReplyDeleteSama-sama.... Semoga sukses dgn tugas sekolahnya ya ;)
DeleteSaya baru beli edisi Mahabarata yg lengkap versi R.A kosasih.. menurut bapak sy.. inilah yg mendekati asli nya...
ReplyDeleteada perbedaan dgn buku ini dimana di buku yg sy baca drupadi hnya menjadi istri yudistira..
harus segera cari buku ini.. hehehe...
penasaran dgn versi yg lainnya...
Di versi asli (coba cari di wikipedia) justru Drupadi adalah istri dari ke-5 Pandawa. R.A. Kosasih (mungkin memikirkan dampak negatifnya untuk moral negara kita) memilih menjadikan Drupadai istri Yudistira saja.
Delete