Monday, August 29, 2011

Saga No Gabai Baachan

“Sebenarnya tidaklah sulit untuk mencapai ‘kehidupan yang baik’. Kita hanya perlu menikmati apa pun yang terjadi dalam hidup, menyantap dengan bersyukur makanan apa pun yang ada di depan mata, lalu hidup dengan tawa setiap harinya.”


Itulah isi buku ini bila hendak diringkas dalam dua kalimat. Itulah juga yang telah dipelajari, dihayati dan dipraktekkan oleh Yoshichi Shimada, penulis buku ini dalam hidupnya. Berbahagialah Yoshichi karena dalam awal-awal hidupnya ia boleh tinggal bersama neneknya, Nenek Osano. Sang neneklah yang mengajarkan semua falsafah sederhana ini, dan sekarang Yoshichi hendak membaginya untuk kita dalam kisah nyata Saga No Gabai Baachan ini…


Bom atom yang jatuh ke Hiroshima saat Perang Dunia II telah memporak-porandakan kehidupan banyak keluarga. Akihiro yang saat itu berusia delapan tahun kehilangan ayahnya, sehingga ibunya harus bekerja keras. Takut perkembangan Akihiro terganggu, sang ibu memutuskan menitipkan Akihiro pada ibunya (nenek Akihiro) yang tinggal di perkampungan kecil bernama Saga.


Kalau sebelumnya keluarga Akihiro terbilang miskin, kehidupan neneknya di Saga ternyata malah jauh lebih miskin lagi. Awalnya Akihiro berkecil hati dengan keadaan ini, namun herannya, sang nenek justru terlihat santai, tenang, ceria, dan….bahagia. Bagaimana bisa? Ternyata Nenek Osano memiliki filosofi tersendiri dalam menjalani hidup ini, yang intinya terletak pada kesederhanaan.


Di sepanjang buku ini anda akan melihat bagaimana sederhananya jalan pikiran Nenek Osano, cenderung unik sehingga cucunya sendiri sering terheran-heran. Nenek Osano berani melakukan hal-hal yang sederhana namun tak pernah terpikirkan oleh orang lain, lihat saja caranya sang nenek mendapat bahan makanan sehari-hari.


Kalau anda biasa menuju ke supermarket, begitu juga Nenek Osano. Hanya saja supermarket ala Nenek Osano bukan terletak di gedung megah, melainkan berada di sungai. Kalau anda mendapatkan sayur atau buah dengan membayarkan uang atau menggesek kartu kredit, Nenek Osano tak mengeluarkan sepeser pun uang. Caranya? Anda bisa menemukannya di buku ini. Memang itu bukan cara yang “elegan” untuk mendapatkan makanan, namun cara yang cerdik bagi kehidupan super miskin seperti Akihiro dan neneknya ketika itu.


Cara sederhana bin unik lainnya bisa anda lihat di cover buku ini. Tampak ilustrasi nenek Osano berjalan sambil menyeret magnet di ujung tali yang dililitkan ke pinggangnya. Sesuatu yang janggal, namun anda akan menemukan di buku ini, bahwa alasan dan tujuan sang nenek melakukan hal itu ternyata sederhana sekaligus logis sekali...


Membaca buku ini akan terasa sekali nuansa Jepang-nya. Bukan hanya dari budaya dalam kesehariannya, namun juga penerjemahan buku ini yang langsung diambil dari versi Jepangnya. Kental sekali nuansa dialog-dialog khas Jepang yang bertebaran di mana-mana. Singkat dan sopan, dan seringkali aku bahkan seolah melihat pelakunya mengatakan dialog itu sambil membungkuk pada lawan bicaranya, khas gerak tubuh orang Jepang.


Akhirnya, buku ini adalah jenis buku yang ringan untuk dicerna, namun sekaligus mengandung filosofi hidup yang ringan juga untuk dihayati. Anda merasa sudah punya (atau hampir punya) segalanya, tapi masih tidak bahagia? Nenek Osano siap membantu anda. Tapi…beli bukunya dulu, ya…


Tiga bintang buat Nenek Osano!


Judul: Saga No Gabai Baachan (Nenek Hebat Dari Saga)
Penulis: Yoshichi Shimada
Penerjemah: Indah S. Pratidina, Koordinator: Mikihiro Moriyama
Penerbit: Mahda Books (Penerbit RedLine)
Terbit: Mei 2011
Tebal: 245 hlm

2 comments: