Thursday, August 18, 2011

[Bukan Review] Rangkuman Sejarah Filsafat dari Dunia Sophie 2

Melanjutkan rangkuman sejarah filsafat dari bagian pertama, sekali lagi tulisan ini tak dimaksudkan sebagai review, namun merangkum pemahaman sejarah filsafat dari buku Dunia Sophie karya Jostein Gaarder. Bagian kedua ini akan merangkum era dari Abad Pertengahan, Renaisans, Periode Barok, hingga Abad Pencerahan.



Abad Pertengahan



Abad Pertengahan yang merupakan abad pertumbuhan. Di jaman ini negara-negara Eropa mulai berdiri, dan uskup Romawi menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, dengan jabatan Paus.



Ada 3 kebudayaan besar di masa ini:

- Kristen Latin (Roma), mencakup Eropa Barat, yang dipengaruhi Neoplatonisme

- Kristen Yunani (Konstantinopel atau Bizantium) mencakup Eropa Timur, dipengaruhi Plato

- Muslim (Afrika Utara dan Timur Tengah) mencakup negara-negara Selatan, dipengaruhi Aristoteles.



Setelah Muhammad wafat pada tahun 632, Timur Tengah dan Afrika direbut oleh Islam, kemudian Arab mengambil alih Alexandria.



Filosofi abad pertengahan adalah hubungan filosofi Yunani dan Kristen. Tokoh-tokoh yang terkenal:



St. Agustin (354-430) menganut pandangan dunia adalah dualisme kebaikan dan kejahatan, roh dan materi, terang dan gelap. Boleh dibilang St. Agustin berada di antara Neoplatonisme dan Kristen. Menurutnya Tuhan menciptakan dunia dari ketiadaan. Sebelum Tuhan menciptakan dunia, ide-ide itu telah ada dalam benak Ilahi (sepaham dengan Plato), dan kejahatan adalah ketiadaan Tuhan (sepaham dengan Plotinus).



Ia juga percaya bahwa manusia tidak punya hak untuk mengecam Tuhan dan tidak pantas menerima penebusan, sebab Tuhanlah yang memilih kita. Kita bergantung pada belas kasihNya. Manusia punya kehendak bebas, tapi Tuhan telah meramalkan bagaimana kita akan hidup.



Setelah itu tibalah era Gothik, di mana pengaruh Arab mulai masuk, membawa serta ajaran Aristoteles. Tokoh besar jaman ini adalah Thomas Aquinas (1225-1274) yang bisa dibilang meng”Kristen”kan Aristoteles. Menurutnya ada dua jalan menuju kehidupan moral, teologi iman dan teologi alam: kita mengenal Tuhan dari ciptaanNya tapi mengetahui Tuhan dari kitab suci. Mengikuti pandangan Aristoteles, Thomas Aquinas juga mengatakan bahwa wanita adalah pria yang tak sempurna.



Renaisans



Di akhir abad 14 masuklah jaman Renaisans yang ditandai antara lain oleh lahirnya incunabulum (buku-buku yang dicetak pada masa lahirnya percetakan sebelum 1500). Pada jaman ini juga muncul pandangan baru tentang manusia. Humanisme jaman Renaisans adalah mengenai manusia dan nilainya, pandangan-pandangan yang bertitik tolak pada manusia (individualisme), bahwa manusia ada bukan semata-mata karena Tuhan, dan bahwa meninggalkan sifat kesederhanaan itu dianggap berlebihan.



Di jaman ini timbul pandangan-pandangan baru tentang alam. Metode ilmiah baru muncul, yaitu metode empiris: mendasarkan pengetahuan pada pengalaman, pengamatan dan percobaan sistematis. Pada masa ini juga terjadi pembakaran terhadap wanita penyihir, penganut bidah, sihir dsb, perang keagamaan dan penaklukan atas Amerika.



Tokoh-tokoh jaman Renaisans mencakup Francis Bacon (Inggris) yang menyatakan pengetahuan adalah kekuasaan, dan manusia mulai ikut campur terhadap alam dan mengontrolnya. Nicolaus Copernicus, sang astronomi Polandia, menerbitkan buku On The Revolutions of the Celestial Spheres th 1543 yang mengungkap bahwa bumi mengelilingi matahari, bukan sebaliknya, dan bumi berputar pada porosnya. Matahari adalah pusat alam raya yang bergerak dan berputar (heliosentris).



Ahli astronomi lain dari Jerman, Johannes Kepler (awal 1600), menemukan bahwa planet bergerak dalam orbit elips dengan matahari sebagai pusat, dan kecepatan planet yang paling dekat dengan matahari, paling besar. Sementara Galileo Galilei (awal 1600) menemukan hukum kelembaman, di mana benda tetap berada dalam keadaannya (diam ataupun bergerak) selama tidak ada kekuatan luar yang memaksanya berubah. Ia juga menolak ide bahwa kekuatan gaya tarik dapat menjangkau jarak jauh.



Kemudian Isaac Newton (1642-1727) memperkenalkan dunia mekanistik di mana segala sesuatu dapat dijelaskan dengan prinsip gravitasi universal dan gerak benda-benda. Ia menemukan Hukum Gravitasi Universal, bahwa setiap objek menarik objek lainnya dengan kekuatan semakin meningkat/sebanding dengan ukuran objek dan menurun sebanding dengan jarak antar objek.



Di jaman Renaisans hubungan pribadi individu dengan Tuhan mulai tampak, bukan lagi dengan gereja. Ini ditandai dengan diterjemahkannya bible ke bahasa-bahasa nasional.



Di masa itu juga Martin Luther memisahkan diri dari Gereja Katolik karena merasa manusia tidak butuh campur tangan Gereja/imam untuk menerima ampunan Tuhan. Ia menolak adat/dogma Gereja Katolik dan menurutnya: "Cukup Kitab Suci saja", maksudnya orang harus mampu membaca bible dan menjadi pendeta bagi dirinya sendiri. Menurut Luther, manusia menerima penebusan lewat iman, maka tak perlu lewat ritual Gereja.



Periode Barok



Periode ini timbul di abad 17. Ciri khasnya: ketidak-beraturan, kepalsuan, sikap yang dibuat-buat, kesementaraan. Di masa ini terjadi perang selama 30 tahun di Eropa yang merugikan Jerman dan menjadikan Prancis kekuatan dominan Eropa. Pada abad ini terjadi perbedaan kelas mencolok, dengan aristokrasi Prancis dan Istana Versailles-nya. Teater modern lahir di abad ini juga, di mana William Shakespeare menulis sandiwara-sandiwara terbesarnya (sebenarnya ia separuh Renaisans dan separuh Barok). Saat itu juga timbul filsafat idealisme: semua yang ada bersifat spiritualisme, yang menentang materialisme.



Tokoh-tokoh Periode Barok antara lain Thomas Hobbes yang mengatakan bahwa semua makhluk terdiri dari partikel materi, termasuk jiwa, yang menurutnya merupakan partikel-partikel kecil di otak. Ada pula ahli fisika dan filosof Prancis bernama La Mestrie yang memperkenalkan "L'homme Machine" atau "manusia mesin" di mana menurutnya otak memiliki otot. Sementara ahli matematika Prancis, Laplace memperkenalkan determinisme, bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah ditetapkan sebelumnya.



Rene Descartes (1596-1650) merupakan bapak filosof modern sekaligus ahli matematika. Menurutnya akal adalah satu-satunya jalan menuju pengetahuan. Ia meragukan segala sesuatu (tidak ada yang pasti kecuali pikiran, cogito, ergo sum (aku berpikir, karena itu aku ada). Menurutnya manusia memiliki gagasan (yang sudah ada/bawaan sejak lahir) mengenai wujud yang sempurna, yang berasal dari wujud yang sempurna itu sendiri, yaitu Tuhan. Sementara realitas luar (tentang alam) itu merupakan kenyataan karena Tuhan tidak menipu.



Menurut Descartes ada 2 realitas: gagasan (tidak dalam ruang, tidak dapat dibagi-bagi) dan perluasan/materi (dalam ruang, dapat dibagi menjadi lebih kecil). Kedua realitas dtang dari Tuhan karena Tuhan saja yang ada tanpa bergantung pada apapun. Proses badaniah (materi) manusia tidak punya kebebasan, sementara pikiran (gagasan) bekerja secara mandiri dari badan, namun antara keduanya ada interaksi konstan di kelenjar otak. Pikiran lebih unggul dari badan dan bisa mengatasi kebutuhan-kebutuhan badan.



Baruch Spinoza (1632-1677) adalah seorang Yahudi yang dibuang karena tuduhan bidah. Spinoza menyangkal bahwa bible diwahyukan Tuhan. Ia melihat segala sesuatu dari perspektif keabadian (sub specie aeternitas). Tuhan itu segalanya dan segalanya ada dalam Tuhan. Tuhan tidak berada di luar dunia, Tuhan adalah dunia dan dunia ada dalam Tuhan. Tuhan merupakan penyebab batiniah dari segala sesuatu yang terjadi. Ia mengontrol dunia melalui hukum alam, dan segala sesuatu di dunia material terjadi karena harus terjadi. Dengan demikian manusia menjalani kehidupan sesuai hukum alam.



Menurutnya kita harus membebaskan diri dari perasaan dan nafsu untuk menemukan kepuasan dan kebahagiaan. Manusia dapat berjuang untuk meraih kebebasan untuk hidup tanpa kendala lahiriah, tapi tidak akan meraih kehendak bebas.



Empirisme



Menurut kaum empiris, pikiran kita tidak memiliki ingatan akan hal-hal yang belum pernah kita alami melalui indra.



Tokoh-tokoh empiris ini adalah John Locke (1632-1704). "Darimana gagasan-gagasan kita berasal?", tantangnya, yang ia jawab: dari sesuatu yang telah kita dapatkan melalui indra. Sebelum itu pikiran kita kosong. Gagasan dari indra itu kemudian diolah dengan permenungan. Dalam mengenali sebuah benda misalnya, Locke akan melihat benda itu dari 2 kualitas: 1). kualitas primer: luas, berat, gerakan (persepsi ini sama bagi semua orang). 2). Kualitas sekunder: manis/asam, panas/dingin (selera, karenanya berbeda antara 1 orang dengan lainnya).



Pada titik tertentu Locke juga rasionalis seperti Descartes, misalnya dia mengatakan bahwa akal manusia mampu mengetahui bahwa Tuhan ada, karena gagasan tentang Tuhan lahir dari akal manusia. Locke memiliki prinsip tertentu mengenai persamaan kekuatan antara wanita dan pria, juga mengenai pembagia kekuasaan, di mana menurutnya legislatif dan eksekutif harus dipisahkan.



George Berkeley (1685-1753) adalah uskup Irlandia. Menurutnya, apa yang kita lihat berarti ada, meski materinya sendiri tidak pasti. Kita dapat mengatakan bahwa keberadaan Tuhan dapat dilihat jauh lebih jelas daripada keberadaan manusia. Apa yang kita lihat/rasakan adalah akibat kekuasaan Tuhan, Tuhan hadir dekat dengan keberadaan kita. Kita ini ada hanya dalam pikiran Tuhan.



David Hume (1711-1776) adalah seorang agnostik. Menurutnya persepsi manusia bisa dibagi menjadi 2: 1). kesan (pengindraan langsung atau realitas lahiriah), 2). gagasan (ingatan akan kesan-kesan). Ajaran Hume mirip dengan Buddha, yaitu bahwa kehidupan adalah rangkaian proses mental dan fisik tak terputus yang membuat seseorang terus menerus berubah. Menurut Hume, iman dan pengetahuan tidak berkaitan satu sama lain.



Abad Pencerahan



Dan tibalah kita pada abad pencerahan, abad lahirnya ilmu pendidikan dan optimisme kebudayaan. Abad ini ditandai pula dengan terbitnya Ensiklopedi 28 jilid selama tahun 1751-1772. Pada abad ini para filosof mempercayai adanya Tuhan dan keabadian jiwa. Deisme juga lahir di abad ini, yaitu kepercayaan bahwa Tuhan menciptakan dunia, lalu tak pernah menampakkan diri ke dunia lagi. Selain itu ada Deklarasi Hak Asasi Manusia pada 1789 yang menjadi dasar konstitusi Norwegia (kebebasan, kesetaraan, persaudaraan).



Tokoh besar abad ini antara lain Immanuel Kant (1724-1804). Menurut Kant ada kondisi-kondisi tertentu yang mengatur cara kerja pikirand an mempengaruhi cara kita memandang dunia. Menurutnya waktu dan ruang adalah cara pandang dan bukan atribut fisik. Cara persepsi kita menyesuaikan diri dengan bentuk-bentuk intuisi kita.



Masih menurut Kant, pada manusia ada keinginan mendasar untuk bertanya tentang alam semesta, tapi kita sendiri merupakan bagian sangat kecil dari totalitas alam. Kita takkan pernah dapat mengenal alam, karena indra kita tak dapat menangkapnya sehingga akal tak memiliki sesuatu untuk diolah. Kekosongan itu akhirnya diisi dengan iman, yaitu jiwa abadi, bahwa Tuhan itu ada, begitu juga kehendak bebas. Semua ini harus diterima secara moral, karena tak dapat dibuktikan.



"Jika otak manusia itu cukup sederhana untuk dapat kita pahami, tentunya kita masih demikian bodoh sehingga kita tidak dapat memahaminya." ~Immanuel Kant


Jadi kita tidak mungkin berharap memahami siapakah kita sebenarnya atau alam raya. Selain itu kemampuan membedakan yang benar dan yang salah adalah bawaan sejak lahir (hukum moral), dan hukum ini berlaku bagi semua orang untuk setiap situasi, dan memiliki kewenangan mutlak. Hukum moral itu adalah hati nurani.



Kant juga melahirkan istilah etika niat baik, bahwa niat baik lah yang menentukan tindakan itu benar atau tidak secara moral, bukan akibat tindakan itu sendiri. Manusia adalah makhluk material (bergantung pada hukum kausalitas -- apa yang kita lihat) sekaligus makhluk rasional (kehendak bebas untuk menjalankan hukum moral -- apa yang kita putuskan).



"Dua hal memenuhi pikiranku dengan keheranan dan ketakjuban yang semakin besar, semakin sering dan semakin kuat aku merengkuhnya: langit berbintang di atasku dan hukum moral di dalam diriku." ~Immanuel Kant.



Immanuel Kant akhirnya dijadikan Bapak PBB, dan terkenal dengan motto: das Ding an sich (dunia sebagaimana ia ada dalam dirinya sendiri).





Bersambung ke bagian 3...



4 comments:

  1. fanda, saya sudah baca bukunya. tapi salut sama ketekunan kamu merangkum sejarah filsafatnya.

    blognya saya follow ya.

    ReplyDelete
  2. @Anakin Skywalker: Hai...salam kenal. makasih udah mampir & follow blogku. Sebenarnya rangkuman ini sama dengan belajar kayak di sekolah/kuliah dulu. Bedanya waktu itu kita mencatat di kertas atau men-stabilo bukunya. Berhubung buku Dunia Sophie bagus banget, sayang dicoret-coret, lagipula terlalu banyak yg harus dicorat-coret, maka kucatat aja di blog ini. Gak bakal ilang & gak bakal rusak deh..

    ReplyDelete
  3. waw it turns out you are the one who knows the history well. great!
    following you now , hope you want to follow me back .

    ReplyDelete
  4. Rangkumannya bagus banget, sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas
    Terimakasih sebelumnya :)

    ReplyDelete