Wednesday, August 17, 2011

[Bukan Review] Rangkuman Sejarah Filsafat dari Dunia Sophie 1

Kali ini aku tak hendak mereview buku. Lebih tepat kukatakan aku ingin membedah buku Dunia Sophie karya Jostein Gaarder yang merupakan pelajaran dasar filsafat yang dibungkus ke dalam kisah fiksi. Review buku ini sendiri bisa anda intip di: Review Dunia Sophie. Rangkuman ini akan dibagi menjadi 3 posting, bagian pertama mencakup filosofi Yunani awal hingga berakhirnya jaman Yunani kuno.



Dalam Dunia Sophie, Gaarder mengajak kita menelusuri filsafat mulai jaman Yunani kuno hingga masa sekarang. Yunani semenjak dulu sudah lebih maju dalam peradaban. Namun sebelum muncul pemikiran filosofis, kita mengenal banyak mitos atau mitologi tentang dewa-dewi yang mengatur alam sekaligus berhubungan erat dengan manusia. Salah satu kisah mitologi Yunani itu bisa anda baca di: Kehancuran Troy. Sejarah filsafat boleh dibilang bermula di Yunani setelah era mitos-mitos itu.



Filosofi Yunani Awal



Sering disebut filosofi alam karena orang memfokuskan perhatian pada alam dan proses-prosesnya. Para filosof berpendapat bahwa ada zat dasar yang selalu ada (kekal), dan darinyalah segala sesuatu berasal.



Thales berpendapat bahwa sumber segala sesuatu adalah air, sementara Anaximenes (575-526 SM) meyakini udara/uap adalah asal segala sesuatu. Kemudian muncul Parmenides (540-480 SM) yang percaya bahwa segala sesuatu yang ada telah ada dan tak ada perubahan. Heraclitus berpendapat sebaliknya, bahwa ciri alam yang paling mendasar adalah adanya perubahan terus menerus. Segala sesuatu terus mengalir, tak pernah sama. Ia juga meyakini adanya akal universal (logos = Tuhan) yang ada dalam diri manusia.



Lalu muncullah Empedocles (490-430 SM) menyempurnakan pendapat Parmenides dan Heraclitus. Menurutnya alam terdiri dari 4 unsur: tanah - udara - api - air. Keempat unsur itu tak berubah, dan proses alam adalah menyatu/terpisahnya keempat unsur itu. Yang menggerakkan proses itu adalah 2 kekuatan yang bekerja di alam: cinta dan perselisihan.



Pendapat lain datang dari Anaxapora (500-428 SM) dari Athena, yang tidak menyetujui baik pendapat tentang 1 zat dasar atau 4 unsur dasar. Baginya alam terbuat dari partikel tak kasat mata yang tak terhingga jumlahnya dan tak dapat dibagi menjadi bagian lebih kecil (ada sesuatu dari segala sesuatu). Anaxapora memiliki minat pada astronomi dan percaya bahwa mungkin ada kehidupan lain di planet lain.



Filosof alam besar yang terakhir adalah Democritus (460-370 SM). Ia meyakini bahwa segala sesuatu tidak berubah, melainkan terbuat dari balok-balok tak terlihat yang sangat kecil dan tak dapat dibagi-bagi, yakni atom. Atom bersifat kekal, tak ada sesuatu yang muncul dari ketiadaan. Ketika benda mati/hancur, atom itu terurai dan membentuk benda-benda baru. Democritus tak percaya pada kekuatan jiwa, maka ia disebut materialis. Jiwa menurutnya tersusun dari atom-atom jiwa, dan segala di alam terjadi secara mekanis dan alamiah.



Filosofi Klasik Besar




Socrates
(470-399 SM) adalah filosof besar dari era ini yang berasal dari Athena. Ia tak banyak memiliki karya tulis, namun untungnya memiliki murid, yakni Plato, yang kelak menuliskan ide-ide Socrates (Apologi, Epistles, dsb). Socrates lebih senang berdikusi dan mengajar, dan akhirnya dihukum mati karena menolak memberi info kepada musuh politik. Socrates adalah seorang rasionalis, terbukti dari mottonya: "Hanya satu yang aku tahu, yaitu bahwa aku tidak tahu apa-apa". Ia meyakini bahwa dalam akal manusia terletak kemampuan (norma yang abadi) untuk membedakan benar dan salah, dan tak mungkin seseorang bahagia jika bertindak menentang penilaian mereka yang lebih baik.



Di jaman Socrates, muncul juga kaum Sophis yang disebut filosof keliling karena suka mencari uang dengan berkeliling mengajar. Karena tak dapat memecahkan misteri alam, mereka fokus pada manusia. Kaum Sophis ini agnostik (tidak mampu tegas menyatakan Tuhan ada/tidak ada).



Setelah
Socrates, muncullah muridnya Plato (428-347 SM) yang mendirikan sekolah filsafat, Academus, yang menjadi cikal bakal akademi. Menurut Plato segala sesuatu yang nyata sifatnya mengalir, dibuat dari materi yang terkikis waktu, namun dibuat sesuai dengan "cetakan" (bentuk yang kekal dan abadi). Pola-pola kekal ini bersifat spiritual, abstrak, dari mana segala sesuatu diciptakan. Pola itu disebut juga "ide", yang akhirnya melahirkan istilah "Teori Ide Plato".



Menurut Plato, realitas manusia terdiri dari dua: dunia indra (pengetahuan yang tidak sempurna tentang hal-hal yang selalu berubah), dan dunia ide (pengetahuan sejati yang dipahami dengan akal). Manusia adalah makhluk ganda yang memiliki tubuh (dunia indra) dan jiwa (dunia ide). Jiwa sudah ada sebelum mendiami tubuh, namun begitu mendiami tubuh ia lalu melupakan ide sempurna. Ketika manusia menemukan berbagai bentuk di dunia alamiah, jiwanya bergerak dengan kerinduan untuk kembali ke tempatnya yang sejati. Kerinduan ini disebut "eros" (cinta). Hidup yang ideal mernurut Plato adalah ketika manusia mempertanyakan dari mana ia berasal.




Negara ideal menurut pandangan Plato dibangun seperti tubuh yang terdiri dari 3 bagian:

1. Kepala : akal (kebijaksanaan) = pemimpin

2. Dada: kehendak (keberanian) = pembantu


3. Perut: nafsu (kesopanan) = pekerja




Bila tiap orang bekerja sesuai tugas dan tempatnya, maka akan ada keselarasan dalam negara, atau negara totaliter.




Mengenai kesetaraan gender, Plato termasuk pro-perempuan. Kaum wanita menurutnya bisa menjadi pemimpin karena memiliki nalar yang sama dengan pria, a
sal dibebaskan dari kewajiban membesarkan anak dan mengurus rumah tangga. Ia juga berpendapat bahwa pendidikan anak harus diserahkan pada negara. Ia pula yang pertama menggagas sekolah yang diorganisir negara dan pendidikan full-time.



Setelah Plato, tibalah era Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Akademi Plato. Aristoteles adalah ahli biologi besar Eropa yang pertama dan sangat memperhatikan proses alam. Ia-lah yang menulis semua bidang ilmu dan mengklasifikasikannya. Ia juga yang mendirikan ilmu logika.




Dalam beberapa hal pendapat Aristoteles bertentangan dengan Plato, namun ada juga idenya yang merupakan pengembangan dari ide Plato. Bagi Plato ada ide kekal dibalik benda-benda (terpisah dari benda itu seperti cetakan dan kue) dan ada sebelum benda itu. Bagi Aristoteles ide adalah sesuatu yang sama yang dimiliki benda-benda, ide itu ada dalam benda dan merupakan ciri khas benda (spesies). Maka menurut Aristoteles, ide dan benda tak dapat dipisahkan.




Selain itu Aristoteles meyakini realitas tertinggi adalah apa yang kita lihat, sementara Plato berpendapat apa yang kita pikirkan lah realitas tertinggi itu. Seperti telah disebutkan di atas, Plato meyakini ide itu adalah bawaan, sementara bagi Aristoteles pada manusia ada kekuatan bawaan untuk mengorganisasi kesan indrawi kita terhadap segala sesuatu ke kategori-kategori. Ide bawaan memang ada, tapi sebenarnya kosong hingga kita menjalani/mengala
mi sesuatu. Aristoteles juga meyakini bahwa selalu ada tujuan di balik segala sesuatu di alam ini. Contoh bila hujan turun, tujuannya adalah untuk memberikan kehidupan bagi dunia.



Aristoteles membagi alam menjadi:


- benda mati >> tidak berubah kecuali karena pengaruh alam


- benda hidup >> mencakup tanaman dan makhluk (hewan dan manusia)

- di puncak paling atas tangga alam, ada Tuhan, Tuhanlah penggerak pertama alam yang tidak bergerak.



Mengenai etika, untuk menjalani kehidupan yang bahagia, segala sesuatu harus bergerak selaras dan keseimbangan harus dijaga (jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit dalam segala hal).




Mengenai politik, Aristoteles berpendapat tanpa ada masyarakat/negara, kita bukanlah manusia sejati. Negara ideal bagi Aristoteles mencakup 3 hal ini:


- Monarki : harus dijaga agar jangan melenceng menjadi tirani


- Aristokrasi (sekelompok pemimpin): harus dijaga agar jangan menjadi oligarki (hanya beberapa pemimpin, mis: junta)

- Demokrasi: kalau tidak dijaga bisa menjadi mob rule (kawanan).




Beda dengan Plato, Aristoteles kurang berpihak pada perempuan. Baginya, wanita adalah pria yang belum lengkap. Wanita adalah penerima, sedang pria adalah pemberi.



Setelah era Aristoteles, tibalah Jaman Yunani Kuno Akhir, di mana kebudayaan Yunani makin berkembang di Macedonia, Siria dan Mesir. Kemudian Roma mulai berkuasa di sekitar 50 S
M dengan kerajaan Romawi dan Latinnya. Saat itu Alexandria memiliki peran besar sebagai pusat ilmu pengetahuan, maka filsafat pun membaur dengan agama. Periode ini disebut periode Helenisme.



Di luar para filosof besar, ada beberapa kelompok yang juga menyumbangkan ide-idenya.




Pertama, Kaum Sinis dengan tokoh Antisthenes (400 SM) yang mengatakan bahwa kebahagiaan sejati adalah ketidaktergantungan pada segala sesuatu yang acak dan mengambang. Ada pula Diogenes tokoh yang unik, hidup dalam tong dengan mantel, tongkat dan kantong rotinya, dan yang tidak memikirkan penderitaan sendiri maupun orang lain.




Kedua, Kaum Stoik (300 SM), dengan tokoh filosof Zeno yang percaya bahwa semua orang adalah bagian dari satu “logos” (akal) yang sama (dalam hal ini ia sejalan dengan Socrates). Lalu ada satu kebenaran universal (hukum alam) yang mengatur semua manusia. Berbeda dengan dualisme (roh dan materi) ala Plato, Zeno adalah monois. Tokoh lain Kaum Stoik adalah Cicero (106 – 43 SM) yang adalah pembentuk konsep humanisme, serta Seneca (4 SM – 65 M). Bagi kaum Stoik, segala sesuatu terjadi karena ada penyebabnya, bukan kebetulan (atau disebut “takdir”).




Ketiga, Kaum Epicurean. 2 tokoh di antaranya: Aristippus yang percaya bahwa kebaikan tertinggi adalah kenikmatan, untuk itu mereka menghindari penderitaan. Lalu ada Epicurus (341 – 270) yang menggabungkan etika kenikmatan Aristippus dan teori atom Democritus. Secara garis besar mer
eka hidup untuk saat ini, dan kenikmatan juga harus diimbangi kontrol diri, harus mempertimbangkan efek samping, dan mengatasi rasa takut mati.



Neoplatonisme




Ajaran yang, dari namanya bisa ditebak, merupakan pengembangan dari ide-ide Plato. Tokoh masa ini adalah Plotinus (205 – 270) yang melahirkan doktrin “keselamatan” yang bersaing dengan ajaran Kristen, sekaligus memberi pengaruh kuat dalam teologi Kristen. Menurut Plotinus dunia terdiri dari 2 kutub: Yang Esa dan kegelapan mutlak (tidak eksis). Jiwa disinari oleh Yang Esa, sementara materi oleh kegelapan. Segala sesuatu menyimpan sepercik misteri Ilahi, yang paling dekat dengan Tuhan adalah makhluk hidup, yang terjauh adalah tanah, air, batu dll. Jiwa manusia merupakan sepercik cahaya, dan segala sesuatu itu satu, sebab segala sesuatu berasal dari Tuhan.
"Kita paling dekat dengan Tuhan dalam jiwa kita. Hanya di sana kita dapat menjadi satu dengan misteri terbesar kehidupan. Sesungguhnya jarang sekali kita dapat merasakan bahwa kita sendirilah misteri itu" ~Plotinus.
Bangsa Semit



Bangsa Semit mempengaruhi banyak agama. Yahudi, Kristen dan Islam berasal dari bangsa Semit, dan memiliki 1 gagasan yang sama: hanya ada 1 Tuhan. Kristen sendiri kemudian diengaruhi pula oleh budaya Yunani dan Romawi, itu sebabnya mereka mengenal penggambaran Tuhan, yang tidak ditemukan pada Islam dan Yahudi.



Israel pernah memiliki 3 raja besar: Saul, Daud, Sulaiman. Kekuasaan akhirnya terbagi menjadi 2: Utara (Israel) dan Selatan (Judea). Yang perlu dicatat pada saat itu adalah kaum Yahudi tidak mengenal keabadian jiwa, tidak ada apapun yang abadi. Lalu datanglah Yesus yang mengubah pandangan itu. Gereja Kristen terbentuk ketika Yesus bangkit.



Paulus
adalah tokoh penyebar Kristen dari Yun
ani hingga Romawi sehingga membuatnya agama dunia. Ia pernah muncul di Athena dan berbicara juga dengan kaum Epicurean dan kaum Stoik. Sifat Tuhan dalam ajarannya tidak lagi filosofis, bukan sekedar citra, namun Tuhan ikut campur dalam sejarah. Kristen bukan hanya milik Yahudi, tetapi menjadi agama universal ketika Perjanjian Lama antara Tuhan dan Israel diganti dengan Perjanjian Baru antara Tuhan dan seluruh umat manusia. Masuknya Kristen ke Yunani dan Romawi merupakan revolusi besar, karena dengan demikian berakhirlah Jaman Yunani Kuno.



Tahun-tahun dan peristiwa penting jaman ini:



Th 330 – Konstantin Agung memindahkan kekaisaran dari Roma ke Konstantinopel

Th 380 – Kristen jadi agama resmi di Romawi

Th 395 – Romawi terbagi menjadi 2: Barat dengan ibukota Roma, dan Timur dengan ibukota Konst
aninopel

Th 410 – Roma direbut kaum Barbar


Th 453 – Konstantinopel ditaklukkan Turki


Th 476 – Kekaisaran Barat hancur


Th 529 – Gereja menutup Akademi Plato, yang menjadi lambang Kristen menolak filsafat Yunani.






Bersambung ke bagian 2...



8 comments:

  1. minta kritik analisis tentang novel ini dong

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah aku belum jadi kritikus nih. cuma bisa me-review apa yg kubaca aja, silakan baca di http://bukufanda.blogspot.com/2010/12/dunia-sophie.html

      Delete
  2. Salam mba, please undang saya dalam blog mba, saya penasaran dg bagian 2 Dunia Sophienya, makasih :)

    ReplyDelete
  3. assalaamu'alaikum, mohon undangannya, saya tertarik dengan bagian berikutnya. makasih

    ReplyDelete
  4. assalaamu'alaikum, mohon undangannya, saya tertarik dengan bagian berikutnya. makasih

    ReplyDelete
  5. sangat bagus. mohon diundang mba

    ReplyDelete
  6. tolong diundang bu butuh penjelasan untuk UAS filsafat TY

    ReplyDelete